materi Pencinta Alam..,.

Pecinta Alam dan Pendaki

Munculnya organisasi-organisasi kepecinta-alaman dikampus-kampus dan sekolah-sekolah semakin membuat banyaknya siswa maupun mahasiswa yang ikut bergabung dalam organisasi tersebut. Dan jika kita bayangkan,maka akan banyak sekali perubahan-perubahan terhadap lingkungan yang dibuat oleh mereka. Tetapi ternyata sebagian besar dari mereka bukanlah seorang pecinta alam, melainkan seorang pendaki yang "ikut" tergabung didalam organisasi pecinta alam.

Kenapa disebut demikian?karena sebagian besar kegiatan yang mereka lakukan bukanlah berusaha melakukan perubahan lingkungan menuju kearah yang lebih baik,melainkan sebaliknya. Hal itu terlihat dari kegiatan "utama" mereka yaitu mendaki gunung. Mungkin wajar bagi seorang anggota mapala atau PA melakukan kegiatan pendakian, tetapi hal yang membuat miris adalah semakin hari keadaan disekitar jalur pendakian semakin dipenuhi sampah,kenapa jalur itu bisa dipenuhi dengan sampah?? bahkan masyarakat setempat hampir tidak mungkin mencapai jalur tersebut. Satu-satunya tersangka untuk masalah ini adalah orang-orang yang sering melalui daerah tersebut, sebagian besar dari mereka adalah anggota pecinta alam itu sendiri. Bukankah inti dari seorang pecinta alam itu sendiri adalah berusaha sebaik mungkin untuk menjaga alam sekitar? bahkan dimanapun mereka berada, mereka tidak diperbolehkan untuk membuang sampah disembarang tempat?

Pantaskah mereka bergabung dengan mapala maupun PA?Sebenarnya tidak, mereka bukanlah seorang pecinta alam, mereka hanyalah seorang pendaki yang melakukan itu untuk kesenangan pribadinya, untuk membuktikan kalau mereka adalah seorang penakluk puncak-puncak dunia, mereka belum pernah menaklukkan keangkuhan diri mereka sendiri terhadap alam, mereka tak pernah berusaha untuk menjaga alam agar nantinya anak cucu mereka dapat menikmati apa yang mereka nikmati sekarang.

Sementara dari dalam organisasi itu sendiri.Adakah yang salah dari organisasi itu? Jawabannya kebanyakan iya. Kenapa demikian? karena selama bergabung, hati mereka tidak pernah ditanami tanggung jawab untuk menjaga alam, kebanyakan kegiatan mereka hanya dipenuhi dengan pendakian, pendakian, wall climbing, latihan fisik, pemberian materi yang isinya hanya bagian dari kegiatan diatas. Lalu kapan mereka bisa memiliki kesadaran diri untuk menjaga lingkungan, jika semuanya hanya berguna untuk keuntungan pribadi? Untuk kesenangan semata?

Saat ini marilah kita ubah citra pecinta alam indonesia menjadi sebuah organisasi yang menjadi penggagas perbaikan alam indonesia yang semakin rusak ini, mari kita bekerja sama membangun kesadaran untuk menjaga lingkungan dimulai dari diri kita sendiri.

Salam Lestari


Materi Survival

Mengapa Ada Survival ?
Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain : Keadaan alam (cuaca dan medan), Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan), Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan), Banyaknya kesulitan-kesulitan tsb biasanya timbul akibat kesalahan-kesalahan kita sendiri.
Dalam keadan tersebut ada beberapa faktor yang menetukan seorang Survivor mampu bertahan atau tidak., antara lain : mental ,kurang lebih 80% kesiapan kita dalm survival terletak dari kesiapan mental kita.
Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain :
• Keadaan alam (cuaca dan medan)
• Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan)
• Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan)
Banyaknya kesulitan-kesulitan tsb biasanya timbul akibat kesalahan-kesalahan kita sendiri.
Definisi Survival
Arti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan kita bahas di sini hanyalah menurut versi pencinta alam
S : Sadar dalam keadaan gawat darurat
U : Usahakan untuk tetap tenang dan tabah
R : Rasa takut dan putus asa hilangkan
V : Vitalitas tingkatkan
I : Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya
V : Variasi alam bisa dimanfaatkan
A : Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya
L : Lancar, slaman, slumun, slamet
Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival tsb, agar dapat membantu anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah “STOP” yang artinya :
S : Stop & seating / berhenti dan duduklah
T : Thingking / berpikirlah
O : Observe / amati keadaan sekitar
P : Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan
Kebutuhan survival
Yang harus dipunyai oleh seorang survivor
1. Sikap mental
- Semangat untuk tetap hidup
- Kepercayaan diri
- Akal sehat
- Disiplin dan rencana matang
- Kemampuan belajar dari pengalaman
2. Pengetahuan
- Cara membuat bivak
- Cara memperoleh air
- Cara mendapatkan makanan
- Cara membuat api
- Pengetahuan orientasi medan
- Cara mengatasi gangguan binatang
- Cara mencari pertolongan
3. Pengalaman dan latihan
- Latihan mengidentifikasikan tanaman
- Latihan membuat trap, dll
4. Peralatan
- Kotak survival
- Pisau jungle , dll
5. Kemauan belajar
Langkah yang harus ditempuh bila anda/kelompok anda tersesat :
• Mengkoordinasi anggota
• Melakukan pertolongan pertama
• Melihat kemampuan anggota
• Mengadakan orientasi medan
• Mengadakan penjatahan makanan
• Membuat rencana dan pembagian tugas
• Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia luar
• Membuat jejak dan perhatian
• Mendapatkan pertolongan
Bahaya-bahaya dalam survival
Banyak sekali bahaya dalam survival yang akan kita hadapi, antara lain :
1. Ketegangan dan panik
Pencegahan :
- Sering berlatih
- Berpikir positif dan optimis
- Persiapan fisik dan mental
2. Matahari / panas
- Kelelahan panas
- Kejang panas
- Sengatan panas
Keadaan yang menambah parahnya keadaan panas :
- Penyakit akut/kronis
- Baru sembuh dari penyakit
- Demam
- Baru memperoleh vaksinasi
- Kurang tidur
- Kelelahan
- Terlalu gemuk
- Penyakit kulit yang merata
- Pernah mengalami sengatan udara panas
- Minum alkohol
- Dehidrasi
Pencegahan keadaan panas :
- Aklimitasi
- Persedian air
- Mengurangi aktivitas
- Garam dapur
- Pakaian :
- Longgar
- Lengan panjang
- Celana pendek
- Kaos oblong
3. Serangan penyakit
- Demam
- Disentri
- Typus
- Malaria
4. Kemerosotan mental
Gejala : Lemah, lesu, kurang dapat berpikir dengan baik, histeris
Penyebab : Kejiwaan dan fisik lemah
Keadaan lingkungan mencekam
Pencegahan : Usahakan tenang
Banyak berlatih
5. Bahaya binatang beracun dan berbisa
Keracunan
Gejala : Pusing dan muntah, nyeri dan kejang perut, kadang-kadang
mencret, kejang-kejang seluruh badan, bisa pingsan.
Penyebab : Makanan dan minuman beracun
Pencegahan : Air garam di minum
Minum air sabun mandi panas
Minum teh pekat
Di tohok anak tekaknya
6. Keletihan amat sangat
Pencegahan : Makan makanan berkalori
Membatasi kegiatan
7. Kelaparan
8. Lecet
9. Kedinginan
Untuk penurunan suhu tubuh 30° C bisa menyebabkan kematian
Membuat Bivak (Shelter)
Tujuan : untuk melindungi dari angin, panas, hujan, dingin
Macam :
a. Shelter asli alam
Gua : Bukan tempat persembunyian binatang
Tidak ada gas beracun
Tidak mudah longsor
b. Shelter buatan dari alam
c. Shelter buatan
Syarat bivak :
Hindari daerah aliran air
Di atas shelter tidak ada dahan pohon mati/rapuh
Bukan sarang nyamuk/serangga
Bahan kuat
Jangan terlalu merusak alam sekitar
Terlindung langsung dari angin
Mengatasi Gangguan Binatang
a. Nyamuk
• Obat nyamuk, autan, dll
• Bunga kluwih dibakar
• Gombal dan minyak tanah dibakar kemudian dimatikan sehingga asapnya bisa mengusir nyamuk
• Gosokkan sedikit garam pada bekas gigitan nyamuk
b. Laron
• Mengusir laron yang terlalu banyak dengan cabe yang digantungkan
c. Lebah
Apabila disengat lebah :
• Oleskan air bawang merah pada luka berkali-kali
• Tempelkan tanah basah/liat di atas luka
• Jangan dipijit-pijit
• Tempelkan pecahan genting panas di atas luka
d. Lintah
Apabila digigit lintah :
• Teteskan air tembakau pada lintahnya
• Taburkan garam di atas lintahnya
• Teteskan sari jeruk mentah pada lintahnya
• Taburkan abu rokok di atas lintahnya
e. Semut
• Gosokkan obat gosok pada luka gigitan
• Letakkan cabe merah pada jalan semut
• Letakkan sobekan daun sirih pada jalan semut
f. Kalajengking dan lipan
• Pijatlah daerah sekitar luka sampai racun keluar
• Ikatlah tubuh di sebelah pangkal yang digigit
• Tempelkan asam yang dilumatkan di atas luka
• Bobokkan serbuk lada dan minyak goreng pada luka
• Taburkan garam di sekeliling bivak untuk pencegahan
g. Ular
Pembahasan lebih lanjut dalam materi EMC
Membuat Perangkap (Trap)
Macam-macam trap :
• Perangkap model menggantung
• Perangkap tali sederhana
• Perangkap lubang jerat
• Perangkap menimpa
• Apace foot share
Bahan :
• tali/kawat
• Umpan
• Batang kayu
• Cabang pohon
Membaca Jejak
Jenis :
• Jejak buatan : dibuat oleh manusia
• Jejak alami : tanda jejak sebagai tanda keadaan lingkungan
Jejak alami biasanya menyatakan tentang :
• Jenis binatang yang lewat
• Arah gerak binatang
• Besar kecilnya binatang
• Cepat lambatnya gerak binatang
Membaca jejak alami dapat diketahui dari :
• Kotoran yang tersisa
• Pohon atau ranting yang patah
• Lumpur atau tanah yang tercecer di atas rumput
Air
Seseorang dalam keadaan normal dan sehat dapat bertahan sekitar 20 – 30 hari tanpa makan, tapi orang tsb hanya dapat bertahan hidup 3 – 5 hari saja tanpa air.
Air yang tidak perlu dimurnikan :
1. Hujan
Tampung dengan ponco atau-daun yang lebar dan alirkan ke tempat penampungan
2. Dari tanaman rambat/rotan
Potong setinggi mungkin lalu potong pada bagian dekat tanah, air yang menetes dapat langsung ditampung atau diteteskan ke dalam mulut
3. Dari tanaman
Air yang terdapat pada bunga (kantung semar) dan lumut
Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu :
1. Air sungai besar
2. Air sungai tergenang
3. Air yang didapatkan dengan menggali pasir di pantai (+ 5 meter dari batas pasang surut)
4. Air di daerah sungai yang kering, caranya dengan menggali lubang di bawah batuan
5. Air dari batang pisang, caranya tebang batang pohon pisang, sehingga yang tersisa tinggal bawahnya lalu buat lubang maka air akan keluar, biasanya dapat keluar sampai 3 kali pengambilan
Makanan
Patokan memilih makanan :
• Makanan yang di makan kera juga bisa di makan manusia
• Hati-hatilah pada tanaman dan buah yang berwarna mencolok
• Hindari makanan yang mengeluarakan getah putih, seperti sabun kecuali sawo
• Tanaman yang akan dimakan di coba dulu dioleskan pada tangan-lengan-bibir-lidah, tunggu sesaat. Apabila aman bisa dimakan
• Hindari makanan yang terlalu pahit atau asam Hubungan air dan makanan
• Untuk air yang mengandung karbohidrat memerlukan air yang sedikit
• Makanan ringan yang dikemas akan mempercepat kehausan
• Makanan yang mengandung protein butuh air yang banyak
Tumbuhan yang dapat dimakan
Dari batangnya :
• Batang pohon pisang (putihnya)
• Bambu yang masih muda (rebung)
• Pakis dalamnya berwarna putih
• Sagu dalamnya berwarna putih
• Tebu
Dari daunnya :
• Selada air
• Rasamala (yang masih muda)
• Daun mlinjo
• Singkong
Akar dan umbinya :
• Ubi jalar, talas, singkong
Buahnya :
• Arbei, asam jawa, juwet
Tumbuhan yang dapat dimakan seluruhnya :
• Jamur merang, jamur kayu
Ciri-ciri jamur beracun :
• Mempunyai warna mencolok
• Baunya tidak sedap
• Bila dimasukkan ke dalam nasi, nasinya menjadi kuning
• Sendok menjadi hitam bila dimasukkan ke dalam masakan
• Bila diraba mudah hancur
• Punya cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya
• Tumbuh dari kotoran hewan
• Mengeluarkan getah putih
Binatang yang bisa dimakan
• Belalang
• Jangkrik
• Tempayak putih (gendon)
• Cacing
• Jenis burung
• Laron
• Lebah , larva, madu
• Siput
• Kadal : bagian belakang dan ekor
• Katak hijau
• Ular : 1/3 bagian tubuh tengahnya
• Binatang besar lainnya
Binatang yang tidak bisa dimakan
• Mengandung bisa : lipan dan kalajengking
• Mengandung racun : penyu laut
• Mengandung bau yang khas : sigung
Api
Bila mempunyai bahan untuk membuat api, yang perlu diperhatikan adalah jangan membuat api terlalu besar tetapi buatlah api yang kecil beberapa buah, hal ini lebih baik dan panas yang dihasilkan merata.
1. Dengan lensa / Kaca pembesar
Fokuskan sinar pada satu titik dimana diletakkan bahan yang mudah terbakar.
2. Gesekan kayu dengan kayu.
Cara ini adalah cara yang paling susah, caranya dengan menggesek-gesekkan dua buah batang kayu sehingga panas dan kemudian dekatkan bahan penyala, sehingga terbakar
3. Busur dan gurdi
Buatlah busur yang kuat dengan mempergunakan tali sepatu atau parasut, gurdikan kayu keras pada kayu lain sehingga terlihat asap dan sediakan bahan penyala agar mudah tebakar.
Bahan penyala yang baik adalah kawul terdapat pada dasar kelapa, atau daun aren
Survival kit
Ialah perlengkapan untuk survival yang harus dibawa dalam perjalanan :
• Perlengkapan memancing
• Pisau
• Tali kecil
• Senter
• Cermin suryakanta, cermin kecil
• Peluit
• Korek api yang disimpan dalam tempat kedap air
• Tablet garam, norit
• Obat-obatan pribadi
• Jarum + benang + peniti
• dll


Guna bertahan hidup di dalam situasi sulit, kita harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan dasar kita dari apa saja yang tersedia di sekitar kita. Maka dari itu perlu penguasaan teknik-teknik survival, diantaranya teknik membuat Shelter.

Shelter ditujukan untuk melindungi survivor dari pengaruh alam, seperti panas, hujan, angin, dan dingin. Perlindungan ini dapat dibangun dari bahan-bahan yang sengaja dibawa ataupun dari bahan-bahan yang tersedia di alam (kayu, dedaunan, dll). GAMBAR

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan shelter adalah :

1. Jangan membangun shelter di tempat yang riskan tergenang air (banjir), seperti di tepi sungai. Walaupun tempat itu terlihat bersih dan kering, akan sangat berbahaya apabila datang hujan.
2. Usahakan dalam pembuatan shelter tidak dibawah pohon yang berdahan rapuh atau di bawah pohon kelapa. Karena dapat membahayakan jika dahan rapuh atau buah kelapa itu jatuh menimpa shelter kita.
3. Tidak di tempat yang dicurigai sebagai sarang binatang buas atau sarang nyamuk/serangga. Karena dapat mengganggu kenyamanan beristirahat.
4. Bahan pembuat shelter harus kuat dan pengerjaannyapun sebaik-baiknya, karena akan mempengaruhi dalam kenyamanan kita.

Contoh barang bawaan yang dapat dijadikan shelter adalah ponco ataupun plastik berukuran kurang lebih 2×2 meter. Karena shelter yang dibangun dari ponco atau plastik kurang sempurna, maka dari itu selain memperhatkan empat hal diatas, perlu memperhatikan arah angin bertiup. Sehingga arah angin bertiup dapat dihalau oleh shelter yang kita bangun. GAMBAR

Bentuk lain dari alam yang bisa dimanfaatkan sebagai shelter yaitu gua, lekukan tebing/batu yang cukup dalam, lubang-lubang dalam tanah, dan sebaginya.

Apabila memilih gua harap diyakini bahwa :

1. Gua tersebut bukan merupakan sarang binatang.

2. Gua tersebut tidak mengeluarkan gas beracun. Cara klasik mengetahuinya yaitu dengan menggunakan obor. Apabila obor dapat terus menyala di dalam gua, berarti gua tersebut aman dari gas beracun.

3. Gua tersebut terbebas dari bahaya longsor.





TEKNIK HIDUP DI ALAM BEBAS (SURVIVAL)
SURVIVAL


Kemauan dan kemampuan manusia untuk tetap bertahan hidup dalam lingkungan dan sekitarnya sebenarnya merupakan naluri yang manusiawi. Hal ini sebagai penjelmaan dari daya piker makhluk yang sempurna. Naluri seperti ini tumbuh dan berkembang dengan sendirinya.Dalam kegiatan alam bebas , jangan kamu mengharapkan untuk berada dalam kondisi survival, namun kamu harus tetap mempelajari teknik-teknik mempertahankan hidup (survival) agar kamu tetap waspada dalam melakukan kegiatan di alam terbuka. Sedangkan untuk sebutan survivor adalah orang yang melakukan pertahanan hidup dari keadaan buruk yang ada pada dirinya. Survivor ini biasanya dilakukan oleh perorangan atau kelompok.

DEFENISI SURVIVAL

Survival berasal dari kata “ SURVIVE “ yang artinya berhasil / mampu memepertahankan diri dari suatu keadaan buruk dan kritis.

Sedangkan Survival dalam arti Leksikalnya yang berarti bertahan hidup. Yang dimaksud dengan survival disini adalah kemampuan seseorang untuk dapat bertahan hidup dari keadaan yang kurang menguntungkan di sekitarnya.

GAMBARAN UMUM SURVIVAL

Dalam kondisi Survival, ada beberapa aspek yang kita hadapi :

1. Aspek fisik
Dalam aspek ini termasuk di dalamnya rasa dingin, karena cedera, kelelahan dan kelaparan.

2. Aspek fisiologi (lingkungan)
Dalam aspek ini yang kamu hadapi adalah lingkungn yang tidak kamu kenali, baik itu basah, panas ataupun dingin.

3. Aspek Psikologis
Dalam aspek ini yang dihadapi adalah perasaan takut, kesendirian/kesepian, panik, bingung, marah dan lain-lain.


Untuk bisa mengatasi masalah-masalah diatas yang harus kita lakukan adalah sebagai berikut :

1. Semangat untuk mempertahankan hidup (the Will of Survive)
Bagian ini merupakan hal yang terpenting dalam mengatasi maslah survival, semangat untuk tetap hadup harus tetap ada dalam diri seorang Survivor.

2. Pengetahuan dan ketrampilan.
Ini yang akan menolong kita dalam mengatasi kondisi survival, walau bagaimanapun pengetahuan dan ketrampilan yang kita miliki harus mendukung upaya untuk mempertahnakan hidup, dengan memilki kemampuan yang cukup berarti kita sudah memiliki kesiapan diri dalam menghadapi kondisi yang paling buruk.

3. Peralatan Pendukung.
Beberapa peralatan pendukung merupakan bagianyang tak terpisahkan dalam upaya mempertahankan hidup.

Pedoman dalam survival :
Pelajari keadaan tanah dan alam sekitarnya dimana kita berada.
Carilah sumber makanan dan minuman yang ada di sekitar daerah itu.
Carilah sumber air terdekat yang adapat di temukan.
Hindari sumber bahaya yang mungkin timbul.
Berpikirlah pada hal-hal yang munkin dapat di lakukan.

SUMBER MAKANAN

Makanan merupakan bagian terpenting dalam survival. Makanan bisa kita dapatkan dari binatang maupun yang berasal dari tumbuhan. Makanan yang berasal dari hewan memilki nilai kalori yang lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa tumbuhan. Beberapa jenis hewan dapat kita dapatkan tanpa melalui proses yang terlalu rumit, misalnya : cacing, belalang, kadal, laba-laba. Telur burung, telur semut, kaki seribu dan lain-lain. Dalam kondisi survival jangan berfikir jijik, yang harus diingat adalah kita harus makan, tubuh kita membutuhkan kalori, dan kalori hanya bisa di butuhkan dari makanan.

Binatang yang harus diwaspadai karena bisa membahayakan : Nyamuk, tawon, kelabang, pacet dan lintah, Ular berbisah (contohnya : Ular tanah, ular hijau, ular belang, ular sendok, dll). Ciri umum dari ular berbisa: kepala agak segi tiga, leher kecil, terdapat lekukan antara mata dan lubang hidung, memiliki gigi bisa. Makanan dari tumbuhan walaupun tidak memiliki kalori yang tinggi, namun penting sebagai penambah kalori. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua tumbuhan dapat dimakan, ada beberapa jenis tumbuhan yang perlu kamu hindari, karena mengandung racun yang bisa membahayakan.

Ciri umum tumbuhan yang dapat dimakan:
Ambil tumbuhan yang masih mudah.
Tumbuhan yang tidak mengandung getah.
Tumbuhan yang tidak berbulu.
Tidak mengandung bau yang kurang sedap.
Sering dijadikan makanan oleh hewan mamalia.


Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengetahui tumbuhan yang dapat dimakan :
Makan tumbuhan yang sudah kamu kenali betul.
Jangan makan satu jenis tumbuhan saja, tapi makanlah bermacam-macam jenis tumbuhan.
Perhatikan warna buahnya, sebaiknya jangan memakan tumbuhan yang buahnya berwarna ungu, seringkali warna yang demikian sebagai indikator tumbuhan tersebut mengandung racun alkoloid.
Cara termudah apabila kita ragu dengan tumbuhan tertentu, adalah dengan cara mengoleskannya sedikit pada bagian kulit yang peka, kalau tidak terasa gatal, coba oleskan sedikit bada bagian pinggir lidah, kalau tidak juga terasa gatal beberti tumbuhan tersebut bisa dimakan. (hal diatas tidak berlaku untuk jamur).
Sebaiknya makanan tersebut kita masak terlebih dahulu.

Contoh tumbuhan yang dapat dimakan :
Umbi di dalam tanah : Jenis talas, kentang, bengkoang, paku tanah.
Bagian batangnya : umbut muda pisang, sagu begonia.
Buah : Kelapa, arbei hutan, konyal, rambutan hutan, salira.
Biji : biji padi, jagung, biji rumput teki.
Bunga : turi, pisang.
Daun, Rasamala, melinjo

AIR

Air merupakan bagian penting dari kehidupan manusia, dalam kondisi survival air merupakan bagian terpenting dalam menjaga kelangsungan hidup. Air dapat kita dapatkan bukan dari sumber mata airnya saja, namun bisa juga kita dapatkan dari tumbuhan.

Ada beberapa jenis air yang harus kita pelajari :

a. Air yang langsung bisa kita masak, contohnya : air yang berasal dari mata air, sungai yang belum tercemar ataupun air hujan.

b. Air yang melalui proses yang sederhana sebelum bisa dimasak, Contohnya : air payau, air yang tergenang.

c. Air yang mealui proses yang rumit sebelum bisa di masak, contohnya : air tercemar, air yang mengandung belerang pekat.

Cara memperoleh air selain dari mata air/sungai/danau :

a. Menampung air hujan dengan menggunakan ponco/fly sheet. Caranya ; Ponco kita bentangkan namun agak kendor, pada keempat sisinya atau dengan menggali lubang kemudian pada lubang tersebut kita kelilingi dengan plastik/fly sheet/ponco.
b. Memakai cara kondensasi tumbuhan, caranya : bungkus tumbuhan atau dedaunan dengan plastik, kemudian ikat plastik tadi.
c. Memotong tumbuhan yang mengandung air, contohnya : akar gantung, bamboo, pohon pisang, rotan.
d. Dari tumbuhan yang memiliki simpanan air, contohnya : kantung semar, bamboo,.
e. Dengan cara menggali tanah di sekitar payau. Gali lubang dengan jarak sekitar 3 meter dari daerah payau.

Tanda – tanda adanya air :

a. Di pantat batu.
b. Di lembah dengan ciri-ciri : tumbuhan lebih hijau dan berdaun emas daripada tumbuhan di sekitarnya, banyak jejak binatang (semakin banyak jejak binatang semakin dekat dengan sumber air).
c. Pengendapan.

API

Api merupakan satu unsur yang penting dalam menghadapi kondisi survival, fungsi api bukan hanya untuk measak dan memeberikan kehangatan, namun lebih jauh lagi dengan adanya perapian akan menambah semangat untuk hidup. Membuat perapian bukanlah pekerjaan yang gampang, walaupun hal ini biasa kita kerjakan. Asalkan kita tahu urutan kerja dan persyaratan untuk membuat api. Ada 3 unsur penting dalam membuat api, yaitu :
- Panas
- Bahan Bakar.
- Udara

Ketiga unsure diatas mutlak harus ada dalam perapian, kekurangan unsure panas akan meneyebabkan kesulitan dalam mebuat perapian. Unsur udara juga sangat berpengaruh pada proses pembuatan api. Dan tak kalah pentingnya adalah penyusunan bahan bakar sehingga memudahkan dalam membuat perapian.

BIVOAC/PERLINDUNGAN/SHELTER.

Perlindungan merupakan bagian yang terpenting dalam mempertahankan hidup apabila kita berada dalam kondisi survival. Pada bagian ini kita akan membahas bagaimana kita membuat perlindungan dengan menggunakan peralatan yang kita bawa ataupun dengan cara memebuat perlindungan dengan menggunakan apa yang ada di alam.

Langkah-langkah dalam membuat perlindungan :

a. Bangunlah bivac pada daerah yang datar, apakah itu berada di punggungan, lembahan maupun di daerah lereng. Perhatian !! sangat tidak dianjurkan untuk membangun shelter di puncak gunung, yang di sekelilingnya tidak terdapat pepohonan. Sebab pada daerah yang demikian akan mengundang petir jika di musim hujan, sedangkan di musim panas suhu di malam hari dan di pagi hari akan sangat dingin (diatas ketinggian 2700 mdpl suhu minimal dapat mencapai 0 derajat celcius). Sebaiknya memilih lokasi yang masih banyak terdapat pepohonan, selain terlindung dari bahaya petir di musim hujan, suhu udara relatif hangat.

b. Perhatikan lokasi di sekeliling, jangan berada pada pohon yang sudah tua, jangan berada pada daerah yang merupakan aliran air, jangan berada pada jalur yang di lalui binatang, sebab akan membahayakan keselamatan.

c. Bersihkan area yang akan dijadikan sebagai tempat membangun tempat perlindungan, bersihkan semak-emak di sekelilingnya, bersihkan humus yang akan di jadikan alas (sering kali di bawah humus terdapat hewan yang membahayakan ).

d. Buat parit sebagai aliran air, hal ini untuk menjaga jika hujan turun.

e. Cari dua bilah kayu yang cukup kuat untuk dijadikan tiang pancang, kemudian gali dua lubang untuk kedua tiang tadi, atau dapat juga diantara dua buah pohon yang cukup kokoh.

f. Perhatikan juga arah angin, jangan membuat perlindungan dengan bagian terbuka mengarah ke arah aliran angin.

g. Jika memakai alat Bantu tali dan ponco : Ikatkan ikatkan kedua ujung tali yang terdapat di fly sheet pada dua buah tiang pancang tadi, perhatikan simpulnya, jangan menggunakan simpul mati, pakailah simpul pangkal. Jika memakai media alam (bivak alam) : cari satu bilah kayu yang cukup kuat sebagai tempat atap, kemudian ikatkan pada tiang pancang tadi. Kemudian buatlah rangka atap, dengan bantuan ranting-ranting yang agak besar, selanjutnya tutupi dengan deaunan, serapat mungkin.

h. Ingat shelter tidak boleh bocor, jadi pada pembuatan shelter memakai alat abntu ponco/fly sheet bentangnya harus kuat, sedangkan yang memakai media alam, atapnya harus rapat.






MENGENALI TUMBUHAN SURVIVAL, ILMU BOTANI DAN ZOOLOGI



Aktivitas di alam terbuka serin sering memunculkan situasi darurat. Tersesat, terhadang cuaca yg buruk, atau kehabisan bekal. Jangan panik, tumbuhan liar hutan menyediakan aneka daun, buah, umbi, batang yang bisa dimakan, asalkan kita mengenal ciri ciri-cirinya. Arbei hutan ( Rubus) rasanya menggiurkan. Kalau Anda mengaku pencinta alam yang doyan menempuh rimba atau mendaki gunung, pasti kenal dengan istilah survival, yaitu upaya untuk bisa bertahan hidup di alam liar. Pengetahuan survival wajib dikuasai oleh para petualang untuk menghadapi situasi darurat lantaran kehilangan orientasi atau kehabisan bekal.

Kiat hidup darurat ini penting, soalnya alam kerap sulit diprediksi perilakunya, walaupun sejak awal Anda telah mempersiapkan segala sesuatu secermat mungkin. Misalnya peta lokasi, kompas, global positioning system (alat untuk mengetahui posisi sesaat dengan bantuan satelit), alat komunikasi (HT, HP), bekal, dan obat-obatan.

TUMBUHAN SURVIVAL

Dengan pengetahuan survival yang andal, Anda seperti mempunyai jurus pamungkas yang sewaktu-waktu bisa dikeluarkan di saat posisi terjepit. Sebagian dari ilmu survival itu adalah pengetahuan tentang aneka tumbuhan liar yang layak dan aman untuk dimakan. Menurut para ahli, 10% dari keseluruhan jenis tumbuhan berbunga di dunia ada di Indonesia. Artinya kita memiliki kurang lebih 25.000 jenis tumbuhan berbunga. Jika ditambah dengan tumbuhan tak berbunga dan jamur, maka jumlahnya akan berlipat-lipat.

Dari keseluruhan jenis tumbuhan itu ada yang beracun, ada yang bisa dimakan, dan ada yang disarankan untuk dimakan. Tak beracun = di dimakan satwa makan Untuk mengetahui apakah suatu jenis tumbuhan di hutan aman atau tidak untuk dimakan, ada beberapa kunci yang bisa dijadikan pegangan. Tumbuhan yang daun, bunga, buah, atau umbinya biasa dimakan oleh satwa liar, adalah tumbuhan yang tidak beracun. Jadi kita bisa mengkonsumsinya. Sementara, tumbuhan yang berbau tidak sedap dan bisa membuat pusing, serta tidak disentuh oleh binatang liar, sebaiknya jangan disentuh. Juga tumbuhan bergetah yang membikin kulit gatal, dianjurkan untuk dihindari. Buah senggani ( Melastoma sp.) boleh dimakan.

Tumbuhan lain yang perlu disingkirkan adalah tanaman yang daunnya bergetah pekat, berwarna mencolok, berbulu, atau permukaannya kasar. Tanaman dengan daun yang keras atau liat juga jangan dikonsumsi. Jika mendapatkan tumbuhan kemaduh ( Laportea stimulans) waspadalah lantaran bulu pada daunnya membuat kulit gatal dan panas. Sementara itu beberapa jenis tumbuhan yang mungkin ditemui di hutan dan dapat dimakan meliputi beragam jenis. Di antaranya keluarga palem-paleman, misalnya kelapa, kelapa sawit, sagu, nipah, aren, dan siwalan. Bukan hanya bagian umbutnya (bagian ujung batang muda dan berwarna putih) yang bisa dimakan, tapi juga buahnya (seperti kelapa dan siwalan).

Jenis jambu-jambuan yang masuk dalam keluarga Myrtaceae juga banyak dijumpai di hutan. Ciri-ciri Myrtaceae adalah daunnya berbau agak manis jika diremas. Bunganya memiliki banyak sekali benang sari dengan buah yang enak dimakan. Tumbuhan semak dari keluarga begonia juga bisa jadi penyelamat dalam keadaan darurat.Daun begonia umumnya berbentuk jantung tidak simetris. Beberapa jenis dijadikan tanaman hias. Bila tangkai daunnya yang masih muda dikupas dan dimakan, rasanya masam dan sedikit pahit.

Beberapa jenis keladi umbinya bisa dimakan, meski pada jenis lain umbinya menyebabkan gatal di mulut dan bibir. Untuk itu dianjurkan untuk tidak sembarangan melahap keladi hutan. Sebaiknya dicoba dulu dalam jumlah kecil. Hindari makan iles-iles ( Amorphophallus sp.) Tumbuhan merambat dan melilit di pohon lain, bisa dimakan jika lilitan batang ke arah kanan (searah dengan jarum jam). Di antaranya gembili ( Dioscorea aculeata), gembolo ( Dioscorea bulbifera), ubi rambat. Tapi bila arah lilitannya ke kiri (berlawanan arah jarum jam) dan batangnya berduri, harus ekstrahati-hati.

Jenis yang kedua ini misalnya gadung( Dioscorea hispida), yang beracun, walau tetap dapat dimakan setelah melalui proses pengolahan khusus. Sementara keluarga rumput-rumputan seperti tebu dan beberapa jenis bambu, rebungnya enak dimakan. Demikian pula pisang hutan bisa langsung dikonsumsi. Di tempat yang lembap dan tinggi, jenis paku-pakuan tunas dan daun mudanya enak dimakan. Tumbuhan lain yang buahnya juga bisa dimakan misalnya markisa ( Passiflora sp.). Markisa ini adalah tumbuhan merambat dengan bunga khas. Beberapa anggota keluarga sirsak ( Annonaceae), misalnya Annona muricata, daging buahnya segar. Buah lainnya semisal senggani ( Melastoma sp.), arbei hutan ( Rubus), dan anggur hutan. Hindari warna mencolok Selain tumbuhan di atas, jamur juga bisa menjadi dewa penyelamat bila tersesat.

Menurut literatur, sudah ditemukan 38.000 jenis jamur di seantero dunia. Di antaranya ada yang enak dimakan, tapi sayang, yang tidak boleh dimakan karena beracun lebih banyak lagi. Tidak heran bila budaya makan jamur yang layak konsumsi konon sudah ada sejak jaman Mesir Kuno. Untuk mengetahui jamur itu beracun atau tidak, bisa dilihat dari bentuk, warna, dan tempat tumbuhnya. Sementara di laboratorium, bisa dilakukan analisis secara kimiawi maupun dengan hewan percobaan.

Tetapi jika sedang dihadapkan pada masalah mendesak survival di hutan belantara, mustahil bisa pergi ke laboratorium dulu untuk memastikan apakah jamur yang ditemukan itu beracun atau tidak. Karena itu kita perlu mengenal jamur-jamur yang biasa dikonsumsi masyarakat. Untuk menghindari makan jamur liar beracun, perlu diketahui ciri-cirinya. Yaitu, warna payungnya gelap atau mencolok misalnya biru, kuning, jingga, merah. Perkecualian untuk jamur kuping dengan payung coklat yang toh juga dapat dimakan. Bau tidak sedap lantaran kandungan asam sulfida atau amonia juga sekaligus menunjukkan jamur tersebut tak layak konsumsi.

Tahukah Anda, beberapa jenis jamur ada yang memiliki cincin atau cawan pada tangkainya, misalnya jenis Amanita muscaria, dalam bahasa Jawa disebut supa-upas. Bentuknya seperti payung putih kekuningan, bagian payungnya warna merah bintik-bintik putih. Awas, racun pada jamur ini tergolong racun kuat. Beda dengan jamur merang ( Volvariella volvacea), meski mempunyai cincin tetapi bisa dimakan. Jamur beracun umumnya tumbuh di tempat kotor, misalnya pada kotoran hewan dsb. Mereka dapat berubah warna jika dipanasi. Jika diiris dengan pisau perak atau digoreskan pada perkakas perak akan meninggalkan warna biru. Warna biru ini disebabkan kandungan sianida atau sulfida, yang beracun. Sementara nasi akan berwarna kuning jika dicampur jamur beracun. Petunjuk lain, ia juga tidak dimakan oleh hewan liar. Repotnya jenis jamur ini juga berbahaya kalau sampai sporanya menempel pada kulit, karena dapat menyebabkan kulit gatal, bahkan melepuh.

Bagaiamana ciri-ciri orang yang keracunan jamur? Selidikilah, apakah ia pusing, perut sakit terutama ulu hati, mual, sering buang air kecil, tubuh lemas, pucat? Jika ia muntah, adakah darah pada muntahannya? Racun akibat jamur cukup ganas juga, kalau tidak tertolong korban bisa meninggal setelah 3 - 7 hari. Sebelum dimakan, tumbuhan liar di hutan sebaiknya dimasak dulu untuk mengurangi dampak buruk seperti diare dan alergi.

Bagaimana kalau sedang coba-coba makan tumbuhan hutan lantas keracunan? Masih ada upaya menetraliskan. Upayakan untuk memuntahkannya dengan jalan “dipancing-pancing”. Jika sudah muntah minumlah air kelapa. Pil norit mungkin bisa juga membantu mengurangi kadar racun, kalau ada.

Tumbuhan Tumbuhan yang dapat dimakan Dari batangnya :
> Batang pohon pisang (putihnya)
> Bambu yang masih muda (rebung)
> Pakis dalamnya berwarna putih
> Sagu dalamnya berwarna putih
> Tebu

Dari Daunnya :
> Selada air
> Rasamala (yang masih muda)
> Daun mlinjo
> Singkong

Dari Akar dan umbinya : > Ubi jalar, talas, singkong

Dari Buahnya : > Arbei, asam jawa, juwet

Tumbuhan yang dapat dimakan seluruhnya : > Jamur merang, jamur kayu

Ciri Ciri-ciri jamur beracun :
> Mempunyai warna mencolok
> Baunya tidak sedap
> Bila dimasukkan ke dalam nasi, nasinya menjadi kuning
> Sendok menjadi hitam bila dimasukkan ke dalam masakan
> Bila diraba mudah hancur
> Punya cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya
> Tumbuh dari kotoran hewan
> Mengeluarkan getah putih


BOTANI

Botani merupakan salah satu bidang kajian dalam biologi yang mengkhususkan diri dalam mempelajari seluruh aspek biologi tumbuh-tumbuhan. BUNGA ORKID, Orchidaceae ialah famili bunga bungaan yang mempunyai banyak perbedaan dari segi bentuk dan rupa pokok. Terdapat lebih dari 111 genus dan 808 spesis orkid di Malaysia. Genus dan varieti dapat di kenalpasti melalui bunga. Secara umum, orkid komersil boleh dikelaskan kepada dua kumpulan yang besar, iaitu orkid simpodiun dan monopodium.

Bunga orkid terdiri dari sepal, petal, stamen dan pistil. Gabungan stamen dan pistil di namakan kolum. Di bahagian luar sepusar bunga terdapat tiga kelopak sepal manakala di sebelah dalamnya pula terdapat dua kelopak petal. Kelopak petal ketiga berubah bentuk menjadi labelum atau bibir. Kolum mengandungi cepu debunga di bahagian atas, stigma di bahagian tengah dan benang sari di bahagin bawah. Debunga terletak dalam pundi yang dipanggil polinia yang terdapat dalam bilangan yang genap 2-12.

Ovari terletak bawah sepal dan berfungsi sebagai tangkai bunga atau pedisel. Setelah persenyawaan , ovari akan membesar menjadi buah orkid yang mengandungi biji benih. Daun Pokok orkid mempunyai urat daun yang selari seperti monokotilidon yang lain. Terdapat juga jenis orkid yang mempunyai urat daun yang tidak begitu terang kecuali urat tengahnya. Ada orkid yang berdaun tebal dan ada juga yang berdaun nipis.

Walau bagaimanapun kebanyakan orkid komersil yang terdapat di Malaysia berdaun tebal dan sukulen/lendair, kecuali sebilangan orkid jenis Oncidium sahaja yang berdaun nipis dan lembut. Akar Orkid jenis simpodium seperti Oncidium dan Dendrobium mempumyai hanya akar serabut sahaja sementara orkid jenis monopodium seperti Vanda mempunyai akar serabut di bahagian bawah tanah dan akar udara di bahagian atasnya. Orkid tidak mempunyai akar rerambut. Batang Bentuk batang orkid berkait rapat dengan cara pertumbuhan pokok orkid sama ada orkid simpodium atau orkid monopodium.

Cara pertumbuhan orkid juga digunakan sebagai satu ciri yang dilihat untuk menentukan genus orkid. Orkid simpodium boleh tumbuh sama ada di atas pokok (epifit) atau atas tanah (terestrial). Batang pokoknya berbentuk seperti bebawang semu, menjalar dan mempunyai pertumbuhan dua atau berbagai hala. Bebawang semunya panjang beruas-ruas atau pendek tanpa ruas. Akar dan daun akan terbit daripada bebawang semu manakala tunas baru pula akan mengeluarkan bunga apabila matang. Bebawang semu tua akan mengeluarkan tunas baru di pangkal rumpun sebelum mengecut dan mati.

Genus-genus orkid komersil yang terdapat di dalam kumpulan simpodium ialah Oncidium, Cattleya dan Dendr Dendrobium. obium. Orkid monopodium mempunyai batang yang kecil dan di liputi oleh upih-upih daun. Akar udara yang keluar daripada batang terpaksa menembusi upih daun. Batang orkid monopodium tidak bercabang dan boleh mengeluarkan tunas-tunas baru setelah dipotong. Keratan batang kemudiannya ditanam di dalam pasu di atas tanah yang tidak lembap. Genus-genus orkid komersil yang terdapat dalam kumpulan monopodium ialah Vanda, Arachnis, Renanthera, Aranda, Phalaenopsis, Holttumara dan Mokara.

Tumbuhan obat dapat dikelompokan jd 2 bagian :
1. dimakan atau diminuma.
a. Bratawali ( anamitra cocculus ) tumbuhan merayap, terdapat dihutan atau dikampung, Batangnya direbus dan airnya diminum, dan rasanya pahit, Kegunaanya untuk anti demam, anti malaria, pembersih luka dan penambah nafsu makan.
b. keci beling/ngokilo ( strobiateses ) tumbuhan semak dihutan, ambil daunya dan masak untuk obat pinggang, infeksi dan keracunan pada pencernaan.
c. sembung/sembung manis( blumen balsmifira ) jenis rumput-rumpuan yang terdapat dipadang rumput

2. tumbuhan obat luar ( untuk luka )
a. getah pohon kamboja untuk menghilangkan bengkak,gosok pd bagian yg bemgkak dan biarkan 24 jam, bersihkan dgn minyak kelapa dan air hangat,baik jg untuk terkilir.
b. Air rebusan bratawali, untuk mencuci luka dan jg air batang pohon randu ( kapuk hutan )
c. Daun sambilioto atau daun ploso ditumbuk halus untuk anti sengatan kalajengking.

Dihutan ada banyak tumbuhan yang mengandung racun. Untuk itu ada beberapa pedoman untuk terhindar dari keracunan, prinsip yang harus dipegang adalah “ lebih tidak makan daripada keracunan “ dan ada juga tumbuhan yang dapat dimakan secara mentah tetapi adapula yang harus direbus dahulu. Maka agar aman, rebuslah terlebih dahulu makanan yang akan dikonsumsi bila masih asing.

ZOOLOGI

Zoologi adalah disiplin ilmu dari biologi yang secara khusus mempelajari hewan. Secara garis besar, hewan hewan- hewan dihutan yang dapat dimakan dapat digolongkan atas :
a. golongan mamalia : kucing hutan, anjing hutan, kelelawar, bangsa kera, kambing hutan, rusa, babi hutan, bajing dan kelinci.
b. Golongan hewan melata ( reptile ): Kadal, toke bunglon, cicak, ular dan amfibi( katak pohon dan katak hijuau )
c. Golongan burung ( hampir semua jenis burung dapat dimakan )
d. Golongan serangga : Belalang, jangkrik, laron, lebah, larva, madu
e. Golongan hewan lunak : Siput, cacing,keong, ulat pohon ( ulat sundari ) ular ( 1/3 bagian tengah tubuhnya ) kadal ( bagian belakang dan ekor )ikan, dan binatang besar lainya.

Binatang yang tidak bisa dimakan:
a. Binatang Mengandung bisa : lipan dan kalajengking
b. Mengandung racun : penyu laut
c. Mengandung bau yang khas : sigung

Habitat Hewan
Habitat dapat diartikan sebagai tempat tinggal makhluk hidup Misalnya : ikan dapat dijumpai diair( sungai, danau dan laut ). Semakin tinggi permukaan tanah maka jenis hewan yang ada makin sedikit. Jadi kalau tersesat digunung dan ingin cari makan jangan terus naik kepuncak gunung, lebih baik turun. Prilaku hewanPrilaku tiap jenis hewan adalah khas, kapan kita akan menghindarinya dan kapan akan kita menangkapnya.pada musim kimpoi adalah yg paling tepat untuk menangkap mereka karena mereka biasanya mereka kurang peka terhadap lingkungan.burung yang pindah dari daerah dingin ke panas. Ular yg sedang menjaga telur atau anaknya akan lebih ganas.








PENGETAHUAN DASAR NAVIGASI DARAT


Navigasi darat adalah ilmu praktis. Kemampuan bernavigasi dapat terasah jika sering berlatih. Pemahaman teori dan konsep hanyalah faktor yang membantu, dan tidak menjamin jika mengetahui teorinya secara lengkap, maka kemampuan navigasinya menjadi tinggi. Bahkan seorang jago navigasi yang tidak pernah berlatih dalam jangka waktu lama, dapat mengurangi kepekaannya dalam menerjemahkan tanda-tanda di peta ke medan sebenarnya, atau menerjemahkan tanda-tanda medan ke dalam peta. Untuk itu, latihan sesering mungkin akan membantu kita untuk dapat mengasah kepekaan, dan pada akhirnya navigasi darat yang telah kita pelajari menjadi bermanfaat untuk kita, dan tanah air.


PETA

Peta adalah penggambaran dua dimensi (pada bidang datar) dari sebagian atau keseluruhan permukaan bumi yang dilihat dari atas, kemudian diperbesar atau diperkecil dengan perbandingan tertentu. Dalam navigasi darat digunakan peta topografi. Peta ini memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis kontur.

Beberapa unsur yang bisa dilihat dalam peta :

Judul peta; biasanya terdapat di atas, menunjukkan letak peta

Nomor peta; selain sebagai nomor registrasi dari badan pembuat, kita bisa menggunakannya sebagai petunjuk jika kelak kita akan mencari sebuah peta

Koordinat peta; penjelasannya dapat dilihat dalam sub berikutnya

Kontur; adalah merupakan garis khayal yang menghubungkan titik titik yang berketinggian sama diatas permukaan laut.

Skala peta; adalah perbandingan antara jarak peta dan jarak horizontal dilapangan. Ada dua macam skala yakni skala angka (ditunjukkan dalam angka, misalkan 1:25.000, satu senti dipeta sama dengan 25.000 cm atau 250 meter di keadaan yang sebenarnya), dan skala garis (biasanya di peta skala garis berada dibawah skala angka).

Legenda peta, adalah simbol-simbol yang dipakai dalam peta tersebut, dibuat untuk memudahkan pembaca menganalisa peta.

Di Indonesia, peta yang lazim digunakan adalah peta keluaran Direktorat Geologi Bandung, lalu peta dari Jawatan Topologi, yang sering disebut sebagai peta AMS (American Map Service) dibuat oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960. Peta AMS biasanya berskala 1:50.000 dengan interval kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru, dengan skala 1:50.000 atau 1:25.000 (dengan interval kontur 12,5m). Peta keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.

Koordinat

Peta Topografi selalu dibagi dalam kotak-kotak untuk membantu menentukan posisi dipeta dalam hitungan koordinat. Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Secara teori, koordinat merupakan titik pertemuan antara absis dan ordinat. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yakni perpotongan antara garis-garis yang tegak lurus satu sama lain. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu :

1. Koordinat Geografis (Geographical Coordinate)

Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus dengan garis khatulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan garis khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik. Pada peta Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat geografis sebagai koordinat utama. Pada peta ini, satu kotak (atau sering disebut satu karvak) lebarnya adalah 3.7 cm. Pada skala 1:25.000, satu karvak sama dengan 30 detik (30"), dan pada peta skala 1:50.000, satu karvak sama dengan 1 menit (60").

Koordinat Grid (Grid Coordinate atau UTM)

Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak setiap titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan berada disebelah barat Jakarta (60 LU, 980 BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan horizontal dari barat ke timur. Sistem koordinat mengenal penomoran 4 angka, 6 angka dan 8 angka. Pada peta AMS, biasanya menggunakan koordinat grid. Satu karvak sebanding dengan 2 cm. Karena itu untuk penentuan koordinat koordinat grid 4 angka, dapat langsung ditentukan. Penentuan koordinat grid 6 angka, satu karvak dibagi terlebih dahulu menjadi 10 bagian (per 2 mm). Sedangkan penentuan koordinat grid 8 angka dibagi menjadi sepuluh bagian (per 1mm).

Analisa Peta

Salah satu faktor yang sangat penting dalam navigasi darat adalah analisa peta. Dengan satu peta, kita diharapkan dapat memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang keadaan medan sebenarnya, meskipun kita belum pernah mendatangi daerah di peta tersebut.

1. Unsur dasar peta
Untuk dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya, pertama kali kita harus cek informasi dasar di peta tersebut, seperti judul peta, tahun peta itu dibuat, legenda peta dan sebagainya. Disamping itu juga bisa dianalisa ketinggian suatu titik (berdasarkan pemahaman tentang kontur), sehingga bisa diperkirakan cuaca, dan vegetasinya.

Mengenal tanda medan

Disamping tanda pengenal yang terdapat dalam legenda peta, kita dapat menganalisa peta topografi berdasarkan bentuk kontur. Beberapa ciri kontur yang perlu dipahami sebelum menganalisa tanda medan
Antara garis kontur satu dengan yang lainnya tidak pernah saling berpotongan

Garis yang berketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis yang berketinggian lebih tinggi, kecuali diberi keterangan secara khusus, misalnya kawah
Beda ketinggian antar kontur adalah tetap meskipun kerapatan berubah-ubah
Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang sedangkan daerah terjal mempunyai kontur rapat.

Beberapa tanda medan yang dapat dikenal dalam peta topografi:
Puncak bukit atau gunung biasanya berbentuk lingkaran kecil, tertelak ditengah-tengah lingkaran kontur lainnya.
Punggungan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk U yang ujungnya melengkung menjauhi puncak
Lembahan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk V yang ujungnya tajam menjorok kepuncak. Kontur lembahan biasanya rapat.
Saddle, daerah rendah dan sempit diantara dua ketinggian
Pass, merupakan celah memanjang yang membelah suatu ketinggian
Sungai, terlihat dipeta sebagai garis yang memotong rangkaian kontur, biasanya ada di lembahan, dan namanya tertera mengikuti alur sungai. Dalam membaca alur sungai ini harap diperhatikan lembahan curam, kelokan-kelokan dan arah aliran.
Bila peta daerah pantai, muara sungai merupakan tanda medan yang sangat jelas, begitu pula pulau-pulau kecil, tanjung dan teluk

Pengertian akan tanda medan ini mutlak diperlukan, sebagai asumsi awal dalam menyusun perencanaan perjalanan.





Kompas


Kompas adalah alat penunjuk arah, dan karena sifat magnetnya, jarumnya akan selalu menunjuk arah utara selatan (meskipun utara yang dimaksud disini bukan utara yang sebenarnya, tapi utara magnetis). Secara fisik, kompas terdiri dari :
Badan, tempat komponen lainnya berada
Jarum, selalu menunjuk arah utara selatan, dengan catatan tidak dekat dengan megnet lain/tidak dipengaruhi medan magnet, dan pergerakan jarum tidak terganggu/peta dalam posisi horizontal.
Skala penunjuk, merupakan pembagian derajat sistem mata angin.

Jenis kompas yang biasa digunakan dalam navigasi darat ada dua macam yakni kompas bidik (misal kompas prisma) dan kompas orienteering (misal kompas silva, suunto dll). Untuk membidik suatu titik, kompas bidik jika digunakan secara benar lebih akurat dari kompas silva. Namun untuk pergerakan dan kemudahan ploting peta, kompas orienteering lebih handal dan efisien.

Dalam memilih kompas, harus berdasarkan penggunaannya. Namun secara umum, kompas yang baik adalah kompas yang jarumnya dapat menunjukkan arah utara secara konsisten dan tidak bergoyang-goyang dalam waktu lama. Bahan dari badan kompas pun perlu diperhatikan harus dari bahan yang kuat/tahan banting mengingat kompas merupakan salah satu unsur vital dalam navigasi darat

Orientasi Peta

Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya ( atau dengan kata lain menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya). Sebelum anda mulai orientasi peta, usahakan untuk mengenal dulu tanda-tanda medan sekitar yang menyolok dan posisinya di peta. Hal ini dapat dilakukan dengan pencocokan nama puncakan, nama sungai, desa dll. Jadi minimal anda tahu secara kasar posisi anda dimana. Orientasi peta ini hanya berfungsi untuk meyakinkan anda bahwa perkiraan posisi anda dipeta adalah benar. Langkah-langkah orientasi peta:
Usahakan untuk mencari tempat yang berpemandangan terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.
Siapkan kompas dan peta anda, letakkan pada bidang datar
Utarakan peta, dengan berpatokan pada kompas, sehingga arah peta sesuai dengan arah medan sebenarnya
Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekitar anda, dan temukan tanda-tanda medan tersebut di peta. Lakukan hal ini untuk beberapa tanda medan
Ingat tanda-tanda itu, bentuknya dan tempatnya di medan yang sebenarnya. Ingat hal-hal khas dari tanda medan.
Jika anda sudah lakukan itu semua, maka anda sudah mempunyai perkiraan secara kasar, dimana posisi anda di peta. Untuk memastikan posisi anda secara akurat, dipakailah metode resection.
Resection
Prinsip resection adalah menentukan posisi kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik ini paling tidak membutuhkan dua tanda medan yang terlihat jelas dan dapat dibidik (untuk latihan resection biasanya dilakukan dimedan terbuka seperti kebon teh misalnya, agar tanda medan yang ekstrim terlihat dengan jelas). Tidak setiap tanda medan harus dibidik, minimal dua, tapi posisinya sudah pasti.
Langkah-langkah melakukan resection:

Lakukan orientasi peta

Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal 2 buah
Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan ersebut (untuk alat tulis paling ideal menggunakan pensil mekanik).
Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan menggunakan kompas bidik. Kompas orienteering dapat digunakan, namun kurang akurat.
Pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya. Lakukan ini pada setiap tanda medan yang dijadikan sebagai titik acuan.
Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita dipeta.

Azimuth - Back Azimuth

Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat. Azimuth disebut juga sudut kompas. Jika anda membidik sebuah tanda medan, dan memperolah sudutnya, maka sudut itu juga bisa dinamakan sebagai azimuth. Kebalikannya adalah back azimuth. Dalam resection back azimuth diperoleh dengan cara:
Jika azimuth yang kita peroleh lebih dari 180º maka back azimuth sama dengan azimuth dikurangi 180º. Misal anda membidik tanda medan, diperoleh azimuth 200º. Back azimuthnya adalah 200º- 180º = 20º
Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka back azimuthnya dama dengan 180º ditambah azimuth. Misalkan, dari bidikan terhadap sebuah puncak, seiperoleh azimuth 160º, maka back azimuthnya adalah 180º+160º = 340º
Dengan mengetahui azimuth dan back azimuth ini, memudahkan kita untuk dapat melakukan ploting peta (penarikan garis lurus di peta berdasarkan sudut bidikan). Selain itu sudut kompas dan back azimuth ini dipakai dalam metode pergerakan sudut kompas (lurus/ man to man). Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara membidikaan kompas ke depan dan ke belakang pada jarak tertentu.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (sudut kompas). Hitung pula sudut dari titik akhir ke titik awal. Sudut ini dinamakan back azimuth.
Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan. Perhatikan tanda medan lain pada lintasan yang dilalui.
Bidikkan kompas seusai dengan arah perjalanan kita, dan tentukan tanda medan lain di ujung lintasan/titik bidik. Sudut bidikan ini dinamakan azimuth.
Pergi ke tanda medan di ujung lintasan, dan bidik kembali ke titik pertama tadi, untuk mengecek apakah arah perjalanan sudah sesuai dengan sudut kompas (back azimuth).

Modifed Resection

Cara ini sama dengan reseksi, Cuma saja menggunakan satu titik pedoman. Cara ini di gunakan untuk menentukan satu tempat kedudukan kita di medan yang membentuk linear ( jalan raya, rel kereta api).

Intersection

Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali di lapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan tetapi sukar untuk dicapai. Sebelum intersection kita sudah harus yakin terlebih dahulu posisi kita dipeta. Biasanya sebelum intersection, kita sudah melakukan resection terlebih dahulu.

Langkah-langkah melakukan intersection adalah:
- Lakukan orientasi peta
- Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta.
- Bidik obyek yang kita amati
- Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta
- Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta. Lakukan langkah 1-3
- Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud.

Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan tertentu yang dapat dijadikan sebagai sasaran. Untuk itu dapat dibantu oleh seorang rekan sebagai tanda. Sistem pergerakan semacam ini sering disebut sebagai sistem man to man.

Merencanakan Jalur Lintasan

Dalam navigasi darat tingkat lanjut, kita diharapkan dapat menyusun perencanaan jalur lintasan dalam sebuah medan perjalanan. Sebagai contoh anda misalnya ingin pergi ke gunung Semeru, tapi dengan menggunakan jalur sendiri.

Penyusunan jalur ini dibutuhkan kepekaan yang tinggi, dalam menafsirkan sebuah peta topografi, mengumpulkan data dan informasi dan mengolahnya sehingga anda dapat menyusun sebuah perencanaan perjalanan yang matang. Dalam proses perjalanan secara keseluruhan, mulai dari transportasi sampai pembiayaan, disini kita akan membahas khusus tentang perencanaan pembuatan medan lintasan. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan sebelum anda memplot jalur lintasan.

Pertama, anda harus membekali dulu kemampuan untuk membaca peta, kemampuan untuk menafsirkan tanda-tanda medan yang tertera di peta, dan kemampuan dasar navigasi darat lain seperti resection, intersection, azimuth back azimuth, pengetahuan tentang peta kompas, dan sebagainya, minimal sebagaimana yang tercantum dalam bagian sebelum ini.

Kedua, selain informasi yang tertera dipeta, akan lebih membantu dalam perencanaan jika anda punya informasi tambahan lain tentang medan lintasan yang akan anda plot. Misalnya keterangan rekan yang pernah melewati medan tersebut, kondisi medan, vegetasi dan airnya. Semakin banyak informasi awal yang anda dapat, semakin matang rencana anda.

Tentang jalurnya sendiri, ada beberapa macam jalur lintasan yang akan kita buat. Pertama adalah tipe garis lurus, yakni jalur lintasan berupa garis yang ditarik lurus antara titik awal dan titik akhir. Kedua, tipe garis lurus dengan titik belok, yakni jalur lintasan masih berupa garis lurus, tapi lebih fleksibel karena pada titik-titik tertentu kita berbelok dengan menyesuaian kondisi medan. Yang ketiga dengan guide/patokan tanda medan tertentu, misalnya guide punggungan/guide lembahan/guide sungai. Jalur ini lebih fleksibel karena tidak lurus benar, tapi menyesuaikan kondisi medan, dengan tetap berpatokan tanda medan tertentu sebagai petokan pergerakannya.

Untuk membuat jalur lintasan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Usahakan titik awal dan titik akhir adalah tanda medan yang ekstrim, dan memungkinkan untuk resection dari titik-titik tersebut.
Titik awal harus mudah dicapai/gampang aksesnya
Disepanjang jalur lintasan harus ada tanda medan yang memadai untuk dijadikan sebagai patokan, sehingga dalam perjalanan nanti anda dapat menentukan posisi anda di peta sesering mungkin.
Dalam menentukan jalur lintasan, perhatikan kebutuhan air, kecepatan pergerakan vegetasi yang berada dijalur lintasan, serta kondisi medan lintasan. Anda harus bisa memperkirakan hari ke berapa akan menemukan air, hari ke berapa medannya berupa tanjakan terjal dan sebagainya. Mengingat banyaknya faktor yang perlu diperhatikan, usahakan untuk selalu berdiskusi dengan regu atau dengan orang yang sudah pernah melewati jalur tersebut sehingga resiko bisa diminimalkan.
Memperkirakan hari ke berapa akan menemukan air, hari ke berapa medannya berupa tanjakan terjal dan sebagainya.

Mengingat banyaknya factor yang perlu di perhatikan , usahakan untuk selalu berdiskusi dengan regu atau orang yang sudah pernnah melewati jalur tersebut sehingga resiko bisa di minimalkan.

Penampang Lintasan

Penampang lintasan adalah penggambaran secara proporsional bentuk jalur lintasan jika dilihat dari samping, dengan menggunakan garis kontur sebagai acuan.. Sebagaimana kita ketahui bahwa peta topografi yang dua dimensi, dan sudut pendangnya dari atas, agak sulit bagi kita untuk membayangkan bagaimana bentuk medan lintasan yang sebenarnya, terutama menyangkut ketinggian. Dalam kontur yang kerapatannya sedemikian rupa, bagaimana kira-kira bentuk di medan sebenarnya. Untuk memudahkan kita menggambarkan bentuk medan dari peta topografi yang ada, maka dibuatlah penampang lintasan.

Beberapa manfaat penampang lintasan :
Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan perjalanan
Memudahkan kita untuk menggambarkan kondisi keterjalan dan kecuraman medan
Dapat mengetahui titik-titik ketinggian dan jarak dari tanda medan tertentu

Untuk menyusun penampang lintasan biasanya menggunakan kertas milimeter block, guna menambah akurasi penerjemahan dari peta topografi ke penampang.

Langkah-langkah membuat penampang lintasan:
Siapkan peta yang sudah diplot, kertas milimeter blok, pensil mekanik/pensil biasa yang runcing, penggaris dan penghapus
Buatlah sumbu x, dan y. sumbu x mewakili jarak, dengan satuan rata-rata jarak dari lintasan yang anda buat. Misal meter atau kilometer. Sumbu y mewakili ketinggian, dengan satuan mdpl (meter diatas permukaan laut). Angkanya bisa dimulai dari titik terendah atau dibawahnya dan diakhiri titik tertinggi atau diatasnya.
Tempatkan titik awal di sumbu x=0 dan sumbu y sesuai dengan ketinggian titik tersebut. Lalu peda perubahan kontur berikutnya, buatlah satu titik lagi, dengan jarak dan ketinggian sesuai dengan perubahan kontur pada jalur yang sudah anda buat. Demikian seterusnya hingga titik akhir.
Perubahan satu kontur diwakili oleh satu titik. Titik-titik tersebut dihubungkan sat sama lainnya hingga membentuk penampang berupa garis menanjak, turun dan mendatar.
Tambahkan keterangan pada tanda-tanda medan tertentu, misalkan nama-nama sungai, puncakan dan titik-titik aktivitas anda (biasanya berupa titik bivak dan titik istirahat), ataupun tanda medan lainnya. Tambahan informasi tentang vegetasi pada setiap lintasan, dan skala penampang akan lebih membantu pembaca dalam menggunakan penampang yang telah dibuat.






PENGETAHUAN DASAR NAVIGASI DARAT


Navigasi darat adalah ilmu praktis. Kemampuan bernavigasi dapat terasah jika sering berlatih. Pemahaman teori dan konsep hanyalah faktor yang membantu, dan tidak menjamin jika mengetahui teorinya secara lengkap, maka kemampuan navigasinya menjadi tinggi. Bahkan seorang jago navigasi yang tidak pernah berlatih dalam jangka waktu lama, dapat mengurangi kepekaannya dalam menerjemahkan tanda-tanda di peta ke medan sebenarnya, atau menerjemahkan tanda-tanda medan ke dalam peta. Untuk itu, latihan sesering mungkin akan membantu kita untuk dapat mengasah kepekaan, dan pada akhirnya navigasi darat yang telah kita pelajari menjadi bermanfaat untuk kita, dan tanah air.


PETA

Peta adalah penggambaran dua dimensi (pada bidang datar) dari sebagian atau keseluruhan permukaan bumi yang dilihat dari atas, kemudian diperbesar atau diperkecil dengan perbandingan tertentu. Dalam navigasi darat digunakan peta topografi. Peta ini memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis kontur.

Beberapa unsur yang bisa dilihat dalam peta :

Judul peta; biasanya terdapat di atas, menunjukkan letak peta

Nomor peta; selain sebagai nomor registrasi dari badan pembuat, kita bisa menggunakannya sebagai petunjuk jika kelak kita akan mencari sebuah peta

Koordinat peta; penjelasannya dapat dilihat dalam sub berikutnya

Kontur; adalah merupakan garis khayal yang menghubungkan titik titik yang berketinggian sama diatas permukaan laut.

Skala peta; adalah perbandingan antara jarak peta dan jarak horizontal dilapangan. Ada dua macam skala yakni skala angka (ditunjukkan dalam angka, misalkan 1:25.000, satu senti dipeta sama dengan 25.000 cm atau 250 meter di keadaan yang sebenarnya), dan skala garis (biasanya di peta skala garis berada dibawah skala angka).

Legenda peta, adalah simbol-simbol yang dipakai dalam peta tersebut, dibuat untuk memudahkan pembaca menganalisa peta.

Di Indonesia, peta yang lazim digunakan adalah peta keluaran Direktorat Geologi Bandung, lalu peta dari Jawatan Topologi, yang sering disebut sebagai peta AMS (American Map Service) dibuat oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960. Peta AMS biasanya berskala 1:50.000 dengan interval kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru, dengan skala 1:50.000 atau 1:25.000 (dengan interval kontur 12,5m). Peta keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.

Koordinat

Peta Topografi selalu dibagi dalam kotak-kotak untuk membantu menentukan posisi dipeta dalam hitungan koordinat. Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Secara teori, koordinat merupakan titik pertemuan antara absis dan ordinat. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yakni perpotongan antara garis-garis yang tegak lurus satu sama lain. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu :

1. Koordinat Geografis (Geographical Coordinate)

Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus dengan garis khatulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan garis khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik. Pada peta Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat geografis sebagai koordinat utama. Pada peta ini, satu kotak (atau sering disebut satu karvak) lebarnya adalah 3.7 cm. Pada skala 1:25.000, satu karvak sama dengan 30 detik (30"), dan pada peta skala 1:50.000, satu karvak sama dengan 1 menit (60").

Koordinat Grid (Grid Coordinate atau UTM)

Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak setiap titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan berada disebelah barat Jakarta (60 LU, 980 BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan horizontal dari barat ke timur. Sistem koordinat mengenal penomoran 4 angka, 6 angka dan 8 angka. Pada peta AMS, biasanya menggunakan koordinat grid. Satu karvak sebanding dengan 2 cm. Karena itu untuk penentuan koordinat koordinat grid 4 angka, dapat langsung ditentukan. Penentuan koordinat grid 6 angka, satu karvak dibagi terlebih dahulu menjadi 10 bagian (per 2 mm). Sedangkan penentuan koordinat grid 8 angka dibagi menjadi sepuluh bagian (per 1mm).

Analisa Peta

Salah satu faktor yang sangat penting dalam navigasi darat adalah analisa peta. Dengan satu peta, kita diharapkan dapat memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang keadaan medan sebenarnya, meskipun kita belum pernah mendatangi daerah di peta tersebut.

1. Unsur dasar peta
Untuk dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya, pertama kali kita harus cek informasi dasar di peta tersebut, seperti judul peta, tahun peta itu dibuat, legenda peta dan sebagainya. Disamping itu juga bisa dianalisa ketinggian suatu titik (berdasarkan pemahaman tentang kontur), sehingga bisa diperkirakan cuaca, dan vegetasinya.

Mengenal tanda medan

Disamping tanda pengenal yang terdapat dalam legenda peta, kita dapat menganalisa peta topografi berdasarkan bentuk kontur. Beberapa ciri kontur yang perlu dipahami sebelum menganalisa tanda medan
Antara garis kontur satu dengan yang lainnya tidak pernah saling berpotongan

Garis yang berketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis yang berketinggian lebih tinggi, kecuali diberi keterangan secara khusus, misalnya kawah
Beda ketinggian antar kontur adalah tetap meskipun kerapatan berubah-ubah
Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang sedangkan daerah terjal mempunyai kontur rapat.

Beberapa tanda medan yang dapat dikenal dalam peta topografi:
Puncak bukit atau gunung biasanya berbentuk lingkaran kecil, tertelak ditengah-tengah lingkaran kontur lainnya.
Punggungan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk U yang ujungnya melengkung menjauhi puncak
Lembahan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk V yang ujungnya tajam menjorok kepuncak. Kontur lembahan biasanya rapat.
Saddle, daerah rendah dan sempit diantara dua ketinggian
Pass, merupakan celah memanjang yang membelah suatu ketinggian
Sungai, terlihat dipeta sebagai garis yang memotong rangkaian kontur, biasanya ada di lembahan, dan namanya tertera mengikuti alur sungai. Dalam membaca alur sungai ini harap diperhatikan lembahan curam, kelokan-kelokan dan arah aliran.
Bila peta daerah pantai, muara sungai merupakan tanda medan yang sangat jelas, begitu pula pulau-pulau kecil, tanjung dan teluk

Pengertian akan tanda medan ini mutlak diperlukan, sebagai asumsi awal dalam menyusun perencanaan perjalanan.






Kompas


Kompas adalah alat penunjuk arah, dan karena sifat magnetnya, jarumnya akan selalu menunjuk arah utara selatan (meskipun utara yang dimaksud disini bukan utara yang sebenarnya, tapi utara magnetis). Secara fisik, kompas terdiri dari :
Badan, tempat komponen lainnya berada
Jarum, selalu menunjuk arah utara selatan, dengan catatan tidak dekat dengan megnet lain/tidak dipengaruhi medan magnet, dan pergerakan jarum tidak terganggu/peta dalam posisi horizontal.
Skala penunjuk, merupakan pembagian derajat sistem mata angin.

Jenis kompas yang biasa digunakan dalam navigasi darat ada dua macam yakni kompas bidik (misal kompas prisma) dan kompas orienteering (misal kompas silva, suunto dll). Untuk membidik suatu titik, kompas bidik jika digunakan secara benar lebih akurat dari kompas silva. Namun untuk pergerakan dan kemudahan ploting peta, kompas orienteering lebih handal dan efisien.

Dalam memilih kompas, harus berdasarkan penggunaannya. Namun secara umum, kompas yang baik adalah kompas yang jarumnya dapat menunjukkan arah utara secara konsisten dan tidak bergoyang-goyang dalam waktu lama. Bahan dari badan kompas pun perlu diperhatikan harus dari bahan yang kuat/tahan banting mengingat kompas merupakan salah satu unsur vital dalam navigasi darat

Orientasi Peta

Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya ( atau dengan kata lain menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya). Sebelum anda mulai orientasi peta, usahakan untuk mengenal dulu tanda-tanda medan sekitar yang menyolok dan posisinya di peta. Hal ini dapat dilakukan dengan pencocokan nama puncakan, nama sungai, desa dll. Jadi minimal anda tahu secara kasar posisi anda dimana. Orientasi peta ini hanya berfungsi untuk meyakinkan anda bahwa perkiraan posisi anda dipeta adalah benar. Langkah-langkah orientasi peta:
Usahakan untuk mencari tempat yang berpemandangan terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.
Siapkan kompas dan peta anda, letakkan pada bidang datar
Utarakan peta, dengan berpatokan pada kompas, sehingga arah peta sesuai dengan arah medan sebenarnya
Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekitar anda, dan temukan tanda-tanda medan tersebut di peta. Lakukan hal ini untuk beberapa tanda medan
Ingat tanda-tanda itu, bentuknya dan tempatnya di medan yang sebenarnya. Ingat hal-hal khas dari tanda medan.
Jika anda sudah lakukan itu semua, maka anda sudah mempunyai perkiraan secara kasar, dimana posisi anda di peta. Untuk memastikan posisi anda secara akurat, dipakailah metode resection.
Resection
Prinsip resection adalah menentukan posisi kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik ini paling tidak membutuhkan dua tanda medan yang terlihat jelas dan dapat dibidik (untuk latihan resection biasanya dilakukan dimedan terbuka seperti kebon teh misalnya, agar tanda medan yang ekstrim terlihat dengan jelas). Tidak setiap tanda medan harus dibidik, minimal dua, tapi posisinya sudah pasti.
Langkah-langkah melakukan resection:

Lakukan orientasi peta

Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal 2 buah
Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan ersebut (untuk alat tulis paling ideal menggunakan pensil mekanik).
Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan menggunakan kompas bidik. Kompas orienteering dapat digunakan, namun kurang akurat.
Pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya. Lakukan ini pada setiap tanda medan yang dijadikan sebagai titik acuan.
Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita dipeta.

Azimuth - Back Azimuth

Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat. Azimuth disebut juga sudut kompas. Jika anda membidik sebuah tanda medan, dan memperolah sudutnya, maka sudut itu juga bisa dinamakan sebagai azimuth. Kebalikannya adalah back azimuth. Dalam resection back azimuth diperoleh dengan cara:
Jika azimuth yang kita peroleh lebih dari 180º maka back azimuth sama dengan azimuth dikurangi 180º. Misal anda membidik tanda medan, diperoleh azimuth 200º. Back azimuthnya adalah 200º- 180º = 20º
Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka back azimuthnya dama dengan 180º ditambah azimuth. Misalkan, dari bidikan terhadap sebuah puncak, seiperoleh azimuth 160º, maka back azimuthnya adalah 180º+160º = 340º
Dengan mengetahui azimuth dan back azimuth ini, memudahkan kita untuk dapat melakukan ploting peta (penarikan garis lurus di peta berdasarkan sudut bidikan). Selain itu sudut kompas dan back azimuth ini dipakai dalam metode pergerakan sudut kompas (lurus/ man to man). Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara membidikaan kompas ke depan dan ke belakang pada jarak tertentu.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (sudut kompas). Hitung pula sudut dari titik akhir ke titik awal. Sudut ini dinamakan back azimuth.
Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan. Perhatikan tanda medan lain pada lintasan yang dilalui.
Bidikkan kompas seusai dengan arah perjalanan kita, dan tentukan tanda medan lain di ujung lintasan/titik bidik. Sudut bidikan ini dinamakan azimuth.
Pergi ke tanda medan di ujung lintasan, dan bidik kembali ke titik pertama tadi, untuk mengecek apakah arah perjalanan sudah sesuai dengan sudut kompas (back azimuth).

Modifed Resection

Cara ini sama dengan reseksi, Cuma saja menggunakan satu titik pedoman. Cara ini di gunakan untuk menentukan satu tempat kedudukan kita di medan yang membentuk linear ( jalan raya, rel kereta api).

Intersection

Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali di lapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan tetapi sukar untuk dicapai. Sebelum intersection kita sudah harus yakin terlebih dahulu posisi kita dipeta. Biasanya sebelum intersection, kita sudah melakukan resection terlebih dahulu.

Langkah-langkah melakukan intersection adalah:
- Lakukan orientasi peta
- Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta.
- Bidik obyek yang kita amati
- Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta
- Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta. Lakukan langkah 1-3
- Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud.

Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan tertentu yang dapat dijadikan sebagai sasaran. Untuk itu dapat dibantu oleh seorang rekan sebagai tanda. Sistem pergerakan semacam ini sering disebut sebagai sistem man to man.

Merencanakan Jalur Lintasan

Dalam navigasi darat tingkat lanjut, kita diharapkan dapat menyusun perencanaan jalur lintasan dalam sebuah medan perjalanan. Sebagai contoh anda misalnya ingin pergi ke gunung Semeru, tapi dengan menggunakan jalur sendiri.

Penyusunan jalur ini dibutuhkan kepekaan yang tinggi, dalam menafsirkan sebuah peta topografi, mengumpulkan data dan informasi dan mengolahnya sehingga anda dapat menyusun sebuah perencanaan perjalanan yang matang. Dalam proses perjalanan secara keseluruhan, mulai dari transportasi sampai pembiayaan, disini kita akan membahas khusus tentang perencanaan pembuatan medan lintasan. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan sebelum anda memplot jalur lintasan.

Pertama, anda harus membekali dulu kemampuan untuk membaca peta, kemampuan untuk menafsirkan tanda-tanda medan yang tertera di peta, dan kemampuan dasar navigasi darat lain seperti resection, intersection, azimuth back azimuth, pengetahuan tentang peta kompas, dan sebagainya, minimal sebagaimana yang tercantum dalam bagian sebelum ini.

Kedua, selain informasi yang tertera dipeta, akan lebih membantu dalam perencanaan jika anda punya informasi tambahan lain tentang medan lintasan yang akan anda plot. Misalnya keterangan rekan yang pernah melewati medan tersebut, kondisi medan, vegetasi dan airnya. Semakin banyak informasi awal yang anda dapat, semakin matang rencana anda.

Tentang jalurnya sendiri, ada beberapa macam jalur lintasan yang akan kita buat. Pertama adalah tipe garis lurus, yakni jalur lintasan berupa garis yang ditarik lurus antara titik awal dan titik akhir. Kedua, tipe garis lurus dengan titik belok, yakni jalur lintasan masih berupa garis lurus, tapi lebih fleksibel karena pada titik-titik tertentu kita berbelok dengan menyesuaian kondisi medan. Yang ketiga dengan guide/patokan tanda medan tertentu, misalnya guide punggungan/guide lembahan/guide sungai. Jalur ini lebih fleksibel karena tidak lurus benar, tapi menyesuaikan kondisi medan, dengan tetap berpatokan tanda medan tertentu sebagai petokan pergerakannya.

Untuk membuat jalur lintasan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Usahakan titik awal dan titik akhir adalah tanda medan yang ekstrim, dan memungkinkan untuk resection dari titik-titik tersebut.
Titik awal harus mudah dicapai/gampang aksesnya
Disepanjang jalur lintasan harus ada tanda medan yang memadai untuk dijadikan sebagai patokan, sehingga dalam perjalanan nanti anda dapat menentukan posisi anda di peta sesering mungkin.
Dalam menentukan jalur lintasan, perhatikan kebutuhan air, kecepatan pergerakan vegetasi yang berada dijalur lintasan, serta kondisi medan lintasan. Anda harus bisa memperkirakan hari ke berapa akan menemukan air, hari ke berapa medannya berupa tanjakan terjal dan sebagainya. Mengingat banyaknya faktor yang perlu diperhatikan, usahakan untuk selalu berdiskusi dengan regu atau dengan orang yang sudah pernah melewati jalur tersebut sehingga resiko bisa diminimalkan.
Memperkirakan hari ke berapa akan menemukan air, hari ke berapa medannya berupa tanjakan terjal dan sebagainya.

Mengingat banyaknya factor yang perlu di perhatikan , usahakan untuk selalu berdiskusi dengan regu atau orang yang sudah pernnah melewati jalur tersebut sehingga resiko bisa di minimalkan.

Penampang Lintasan

Penampang lintasan adalah penggambaran secara proporsional bentuk jalur lintasan jika dilihat dari samping, dengan menggunakan garis kontur sebagai acuan.. Sebagaimana kita ketahui bahwa peta topografi yang dua dimensi, dan sudut pendangnya dari atas, agak sulit bagi kita untuk membayangkan bagaimana bentuk medan lintasan yang sebenarnya, terutama menyangkut ketinggian. Dalam kontur yang kerapatannya sedemikian rupa, bagaimana kira-kira bentuk di medan sebenarnya. Untuk memudahkan kita menggambarkan bentuk medan dari peta topografi yang ada, maka dibuatlah penampang lintasan.

Beberapa manfaat penampang lintasan :
Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan perjalanan
Memudahkan kita untuk menggambarkan kondisi keterjalan dan kecuraman medan
Dapat mengetahui titik-titik ketinggian dan jarak dari tanda medan tertentu

Untuk menyusun penampang lintasan biasanya menggunakan kertas milimeter block, guna menambah akurasi penerjemahan dari peta topografi ke penampang.

Langkah-langkah membuat penampang lintasan:
Siapkan peta yang sudah diplot, kertas milimeter blok, pensil mekanik/pensil biasa yang runcing, penggaris dan penghapus
Buatlah sumbu x, dan y. sumbu x mewakili jarak, dengan satuan rata-rata jarak dari lintasan yang anda buat. Misal meter atau kilometer. Sumbu y mewakili ketinggian, dengan satuan mdpl (meter diatas permukaan laut). Angkanya bisa dimulai dari titik terendah atau dibawahnya dan diakhiri titik tertinggi atau diatasnya.
Tempatkan titik awal di sumbu x=0 dan sumbu y sesuai dengan ketinggian titik tersebut. Lalu peda perubahan kontur berikutnya, buatlah satu titik lagi, dengan jarak dan ketinggian sesuai dengan perubahan kontur pada jalur yang sudah anda buat. Demikian seterusnya hingga titik akhir.
Perubahan satu kontur diwakili oleh satu titik. Titik-titik tersebut dihubungkan sat sama lainnya hingga membentuk penampang berupa garis menanjak, turun dan mendatar.
Tambahkan keterangan pada tanda-tanda medan tertentu, misalkan nama-nama sungai, puncakan dan titik-titik aktivitas anda (biasanya berupa titik bivak dan titik istirahat), ataupun tanda medan lainnya. Tambahan informasi tentang vegetasi pada setiap lintasan, dan skala penampang akan lebih membantu pembaca dalam menggunakan penampang yang telah dibuat.

Kompas
Sejarah Kompas
Alat sejenis kompas pertama kali digunakan oleh Bangsa Cina Kuno sekitar tahun 247 SM. Selanjutnya digunakan sebagai alat bantu pada pelayaran sekitar abad ke-11. Selanjutnya, orang mulai menggunakan kompas-kering yang digunakan sekitar abad ke-14 di Eropa. Sedangkan Bangsa Arab telah menggunakan alat sejenis kompas pada sekitar abad ke-13.
Pada masa awal pemakaiannya, kompas digunakan sebagai penentu posisi, tujuan, dan arah untuk penjelajahan laut yang dilakukan oleh bangsa-bangsa tersebut. Adapun Bangsa Arab dahulu menggunakan kompas pula untuk menentukan arah kiblat yang digunakan sebagai arah melakukan ibadah salat. Jika cukup mendapat sinar matahari, saat itu kompas digunakan pula untuk menentukan posisi suatu tempat (garis lintang dan garis bujur).
Selain untuk penjelajahan laut, mereka juga menggunakan kompas untuk menentukan arah pembuatan gedung-gedung (abad ke-12 di Eropa) dan pembentukan terowongan pada pertambangan (abad ke-13 dan abad ke-15 di Eropa).

Kompas merupakan alat pedoman untuk menunjukan arah. Kompas mempunyai pembagian ata angin sebanyak 32 buah dengan garis pembagian 0° sampai 359°. Pada prinsipnya, kompas bekerja berdasarkan medan magnet. Maka kompas dapat menunjukkan kedudukan dari kutub-kutub magnet bumi.

Kompas yang baik mempunyai cairan yang terdapat di dalamnya; cairan tersebut mengatur gerakan dari jarum, sehingga anda dapat menggunakan kompas dengan baik walaupun memegangnya kurang dengan sempurna. Jangan membeli kompas yang murah tetapi tanpa cairan yang terdapat di dalamnya. Jarum kompas diwarnai dalam dua warna. Jika kompas digenggam secara benar (mendatar), ujung warna merah mengarah ke utara, dan putih mengarah ke selatan. An interesting detail is that there are northern- and southern-hemisphere compasses. This has to do with the fact that the magnetic field lines, to which a compass needle aligns, point into the earth at the north and south magnetic poles. Ketika anda menggunakan kompas utara hemispher di, katakanlah, austeralia, arah selatan dari magnet mengarah kebawah oleh medan magnet, dan juga lebih berat dibanding arah utara – hasil di jarum yang dapat ditangkap dan ditarik pada dasar kompas ketika kompas diletakkan secara horizontal.
Ada Dua Tipe Kompas Orienteering :
Baseplate atau Kompas Protractor
Kompas tipe ini ditemukan oleh Kjellstrom bersaudara semasa perang dunia II dan terdiri atas sebuah rectangular baseplate, yang ditandai dengan panah warna merah sepanjang axis, dan lingkaran kompas ditandai derajat (hampir di seluruh dunia untuk lingkaran penuh adalahy 360 derajat , tetapi sebagian belahan eropa menggunakan 400 derajat). Tanda dibagian dasar rumah kompas adalah sebuah panah dan sebuah garis paralel di dalam panah tsb. tampilan tambahan mungkin termasuk lanyard untuk memasang kompas di pinggang, garis skala untuk ukuran jarak peta sepanjang satu atau lebih ujung dari baseplate, sebuah cermin untuk membaca peta secara detail, dan lubang berbentuk lingkaran dan segitiga untuk menandai jalur orienteering diatas peta.
Kompas Jempol / Ibujari
Di pertengahan tahun 1980 an, sebuah organisasi orienteering top dari Swedia membuat terobosan untuk mengganti kompas baseplate dengan mempertajam baseplate dan membuat lubang untuk memasang kompas tsb di jempol. Kompas ini lalu dipasang di jempol tangan kiri, diletakkan di atas kompas yang juga dipegang dengang tangan kiri pula. Keuntungan dari sisitem ini adalah peta dan kompas selalu di baca dalam satu unit, peta menjadi lebih mudah di baca dan cepat, ditambah satu tangan bebas bergerak; kekurangan adalah sudut yang sangat akurat sesuai dengan sudut kompas sangat sulit diambil. Kesukaan seseorang biasanya menentukan pemakaian tipe kompas yang akan dipakai; kejuaraan dunia memperbolehkan penggunaan kedua tipe kompas tersebuat. Menggunakan tipe kompas yang lain, ada dua skill dasar yang dibutuhkan seorang orienteer :
Membaca Peta
Mengambil Sudut
Menggunakan kompas untuk membaca peta
Ini adalah teknik yang sederhana, dan ini mungkin kegunaan kompas yang paling penting :
Pegang kompas secara horizontal.
Letakkan kompas mendatar di atas peta.
putar peta sampai “garis utara” dari peta sejajar/satu garis lurus dengan jarum kompas.
Arah peta sekarang sudah sama dengan medan yang sebenarnya. Ini membuat lebih mudah dibaca, seperti membaca tulisan akan lebih mudah dari atas ke bawah.
Mengambil sudut
Setiap arah dapat dinyatakan sebagai sebuah sudut dengan acuan arah utara. di dalam kemiliteran atau kepramukaan, ini dinamakan sebuah “azimuth”, dan sudut-sudutnya dinyatakan oleh angka dengan satuan derajat. Orienteer mempunyai cara yang mudah, hanya mengatur sudut pada kompas mereka dan menjaga jarum tetap dan tidak berubah, yang mana akan membawa mereka ke arah yang di tuju. Cara mudah mengatur arah pada kompas orienteering adalah :
letakkan kompas di atas peta sehingga jarum kompas mengarah ke atas sesuai dengan jalan yang ingin anda tuju.
putar rumah kompas sehingga jarum kompas paralel dengan arah utara yang terdapat di peta (pastikan titik panah utara dan bukan selatan).
MENGENAL DAN MENGGUNAKAN KOMPAS
Kompas adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menetapkan/menunjukkan arah mata angin. Seorang pengembara dan ahli berkemah, harus mengetahui benar tentang Kompas. Dengan bersemboyan pada Kompas, ia akan dapat mengikuti jalan yang tertera dalam Peta, maka ia tidak akan tersesat dalam perjalanan/pengembaraan.
Bagian-bagian penting dari Kompas :
Bagian-bagian penting dari Kompas :
1 Dial, adalah permukaan Kompas dimana tertera angka derajat dan huruf mata angin.
2. Visir, adalah lubang dengan kawat halus untuk membidik sasaran.
3. Kaca Pembesar, digunakan untuk melihat derajat Kompas.
4. Jarum Penunjuk adalah alat yang menunjuk Utara Magnet.
5
6. Tutup Dial dengan dua garis bersudut 45o yang dapat diputar.
Alat Penyangkut adalah tempat ibu jari untuk menopang Kompas saat membidik.
.
a. Fungsi dan Kegunaan Kompas
Sudah kita ketahui cara kerja kompas berdasarkan medan magnet. Adapun fungsi utama dari kompas diantaranya,
1. Untuk mencari arah utara magnetis
2. Untuk mengukur besarnya sudut kompas
3. Untuk mengukur besarnya sudut peta
4. Untuk menentukan letak orientasi
b. Macam-Macam Kompas
Begitu banyak jenis kompas yang ada. Namun, jenis kompas umum digunakan untuk kegiatan alam bebas atau bernavigasi darat diantaranya :
1. üKompas bidik
a. Kompas bidik lensa/kaca
b. Kompas bidik prisma
2. Kompas silva
c. Bagian-Bagian Kompas
Bagian kompas pada dasarnya harus kita pahami, hal ini dapat menunjang Penggunaan kompas untuk navigasi. Selain bagian-bagian kompas yang harus dipahami, kita juga harus mengetahui perawatan maupun penyimpanan kompas yang baik, karena penyimpanan kompas yang kurang baik dapat mempengaruhi akurasi kompas.
d. Hal-hal yang mempengaruhi kerja Kompas
Sudah kita ketahui prinsip cara kerja kompas adalah berdasarkan medan magnet. Maka kompas sangat rentan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan Magnetis. Oleh karena itu, dalam penggunaan kompas kita harus menjauhkan dari benda-benda yang mengandung logam seperti, jam tangan, karabiner, rangka tenda, golok dll.
Terkadang gerak jarum kompas ketika kita gunakan tidak stabil. Untukitu kita harus memperhatikan wilayah sekitar kita dari pengaruh benda-benda yang bermuatan logam. Seperti,
1. Patok besi
Penggunaannya +-3M
2. Kawat berduri
Penggunaannya +-10
3. Kawat telegraf
Penggunaannya +-40M
3. Kawat listrik

Penggunaannya +-60M

Angka-angka yang ada di kompas dan istilahnya
North = Utara = 0
North East = Timur Laut = 45
East = Timur = 90
South East = Tenggara = 135
South = Selatan = 180
South West = Barat Daya = 225
West = Barat = 270
North West = Barat Laut = 325
Cara Menggunakan Kompas
1. Letakkan kompas anda di atas permukaan yang datar. setelah jarum kompas tidak
bergerak lagi, maka jarum tersebut menunjuk ke arah utara magnet.
2. Bidik sasaran melalui visir dengan kaca pembesar. Miringkan sedikit letak kaca
pembesar, kira-kira 50 di mana berfungsi untuk membidik ke arah visir dan
mengintai angka pada dial.
3. Apabila visir diragukan karena kurang jelas dilihat dari kaca pembesar, luruskan saja
garis yang terdapat pada tutup dial ke arah visir, searah dengan sasaran bidik agar
mudah dilihat melalui kaca pembesar


Pernahkah Anda merasakan kehilangan orientasi arah ketika berada di suatu tempat yang baru saja dikunjungi? Atau tak dapat menentukan arah mata angin yang tepat?
Akibat yang paling fatal adalah kita merasa kebingungan menentukan arah untuk kembali ke tempat asal. Hal ini dapat terjadi terutama jika berada sedang mengarungi perairan (lautan, sungai, atau danau). Tentunya kita memerlukan suatu alat yang dapat memberikan panduan arah yang tepat.
Alat itu tak lain adalah kompas, yang terdapat 16 arah mata angin pada permukaannya. Kompas akan memberikan panduan arah untuk 16 arah mata angin tersebut dengan akurat. Kita akan menemukan bahwa pada permukaan sebuah kompas terdapat tanda yang jelas yang menunjuk ke arah utara, selatan, timur, dan barat.
Jika kita amati, jarum pada kompas selalu menunjuk ke arah utara dan selatan. Hanya saja arah utara dan selatan tersebut mengalami penyimpangan. Ini akibat adanya arus listrik di sekeliling (yang mengakibatkan adanya medan magnet) sehingga menarik jarum untuk mengalami penyimpangan dari arah utara dan selatan kutub Bumi.
Besarnya penyimpangan sebanding dengan besarnya arus listrik atau medan magnet yang terjadi. Para penjelajah yang terbiasa menggunakan kompas, sudah memahami adanya fenomena penyimpangan ini. Dengan demikian, ketika akan menentukan arah, mereka akan memperhitungkan pula adanya penyimpangan ini. Mereka tetap dapat menentukan arah dengan tepat.
Kompas saat ini sudah semakin berkembang baik untuk digunakan, terutama oleh orang yang kerap melakukan perjalanan di laut, dengan ditemukannya kompas yang tidak dipengaruhi oleh medan magnet Bumi.
Pada dasarnya, kegunaan kompas adalah untuk menentukan arah utama yang dituju. Selain itu, kompas juga dapat digunakan untuk menentukan suatu posisi berdasarkan garis bujur Bumi (digunakan bersama dengan sextan) dan menentukan posisi berdasarkan garis lintang Bumi (digunakan bersama dengan kronometer).
Kompas dapat dikatakan sebagai cikal bakal alat untuk menentukan posisi seperti yang kita kenal sekarang ini dengan nama GPS (Global Positioning System).

1. Guna Kompas
Kompas adalah alat penunjuk arah yang digunakan untuk mengetahui arah utara magnetis. Karena sifat kemagnetannya, jarum kompas akan menunjuk arah utara-selatan (jika tidak dipengaruhi oleh adanya gaya-gaya magnet lainnya selain magnet bumi). Tetapi perlu diingat bahwa arah yang ditunjuk oleh jarum kompas tersebut adalah arah utara magnet bumi, jadi bukan arah utara sebenarnya.
Secara fisik, kompas terdiri atas : a) Badan, yaitu tempat komponen-komponen kompas lainnya berada; b) Jarum, selalu mengarah ke utara-selatan bagaimanapun posisinya; c) Skala penunjuk, menunjukkan derajat sistem mata angin.
2. Jenis-Jenis Kompas, dalam suatu perjalanan banyak macam kompas yang dapat dipakai, pada umumnya dipakai dua jenis kompas, yaitu kompas bidik (misalnya kompas prisma) dan kompas orienteering (misalnya kompas silva). Kompas bidik mudah untuk membidik, tetapi dalam pembacaan di peta perlu dilengkapi dengan busur derajat dan penggaris. Kompas silva kurang akurat jika dipakai untuk membidik, tetapi banyak membantu dalam pembacaan dan perhitungan di peta. Kompas yang baik pada ujungnya dilapisi fosfor agar dapat terlihat dalam keadaan gelap.
3. Pemakaian Kompas,kompas dipakai dengan posisi horizontal sesuai dengan arah garis medan magnet bumi. Dalam memakai kompas, perlu dijauhkan dari pengaruh benda-benda yang mengandung logam, seperti pisau, golok, karabiner, jam tangan dan lainnya. Kehadiran benda-benda tersebut akan mempengaruhi jarum kompas sehingga ketepatannya akan berkurang.
TEHNIK NAVIGASI HANYA DENGAN MENGGUNAKAN KOMPAS
Ini merupakan pengetahuan yang mudah, dan bisa dikatakan tidak cukup untuk mengadakan perjalanan yang aman di daerah yang tidak dikenal. Hal pertama yang hatus dimengerti adalah ARAH. Utara, Selatan, dan Barat. Perhatikan kompas anda dan pelajari bagaimana sudut Utara merupakan sesuatu yang sangat penting.
Ada banyak macam kompas, ada yang pemakaiannya dengan menempelkan pada peta dan ada juga yang pemakaiannya dengan memempelkan pada ibu jari kita. Kompas ibu jari (kompas bidik) banyak dipakai oleh para orienteer yang selalu bergerak cepat, dan jenis kompas ini yang biasanya normal dipakai. Tapi ini bukanlah hal yang tutorial.

MENGENAL BAGIAN KOMPAS.
Temukan panah yang berwana merah dan hitam, yang disebut juga jarum kompas. Dan dibeberapa jenis kompas lain ada yang berwarna merah dan putih. Tapi itinya, bagian yang merah selalu menunjukan arah magnetik bumi yaitu kutup utara. Hal dasar inilah yang harus dipahami terlebih dahulu. Dan bagaimana caranya jika tujuan kita bukan ke Utara, tapi arah lain? jawabnya simple saja, yaitu pada bagian kompas terdapat bagian yang bisa diputar yang disebut juga rumah kompas. Pada bagian atas sisi dari rumah kompas akan ditemukan skala yang menunjukan angka 0 sampai 360 atau dari 0 samapai 400. Itu semua adalah sudut derajat atau bearing dan kita juga akan menemukan huruf abjad N, S, W dan E yang diartikan sebagai North (Utara), South (Selatan), West (Barat) dan East (Timur). Jika kita hendak menuju kearah diatara dari dua arah diatas, yang dilakukan adalah mengkombinasikannya. Misalnya kita akan menuju kearah diatara Utara dan Barat yaitu Barat Laut: yang dilakukan adalah, temukan sudut barat Laut pada rumah kompas, dan putar rumah kompas sehingga sudut barat Laut berada persis diatas ujung penunjuk arah pada rumah kompas. Peganglah kompas secara datar dengan begitu jarum kompas bisa berputar bebas, kemudian putarlah tubuh dan tangan sehingga bagian utara dari jarum kompas yang berwarna merah menempel sama dengan bagian utara pada rumah kompas. Hati-hati karena bagian ini sangat penting untuk diperhatikan. Jika sudut selatan jarum kompas yang menempel pada utara rumah kompas, maka artinya kita berjalan pada arah berlawanan dari arah yang kita tuju. perhatikan hal ini karena banyak pemula yang melakukan kesalahan pada bagian ini. Jadi selalu perhatikan untuk memastikan posisi kita sudah benar.

Prolem kedua yang kita sebut dengan local magnetic attraction.
Jika kita membawa sesuatu benda yang mengandung besi, hal ini akan memungkinkan terganggunya jarum kompas. Bahkan staple pada peta akan memungkinkan terganggunya jarum kompas. Pastikan tidak adanya hal sejenis diatas disekeliling kompas. Hal lain yang memungkinkan terjadinya gangguan magnetik pada tanah yang disebut juga magnetic deviation, tapi hal ini jarang terjadi. Hal ini akan mungkin terjadi jika kita berada pada wilyah penambangan mineral yang mengandung biji besi. Jika kita sudah yakin pada posisi yang benar, berjalanlah pada arah yang ditunjukan oleh ujung penunjuk arah pada rumah kompas. Untuk menghindari keluar dari jalur, pastikan untuk selalu mengawasi kompas secara kontinyu, katakan saja setiap seratus meter kita cek selalu posisi kompas. Tapi ini kadang cukup melelahkan untuk menunduk terus, jalan keluarnya adalah temukan sesuatu objek yang jelas dan gampang dikenal pada jalur lintasan kita dan pergilah menuju titik tersebut dari sana kemudian lakukan lagi hal yang sama dan jangan sampai menyimpang dari titik koordinat lintasan kita. Tapi hal ini akan lebih penting lagi bila kita mempunyai peta. Ada hal yang harus diperhatikan untuk menghindari menuju arah yang salah, yaitu : Matahari, pada sore hari matahari kira-kira berada di Selatan (atau di Utara pada wilayah sounthern hemisphere), jadi jika anda menuju arah utara dan mendapatkan sinar matahari pada wajah, itu artinya anda harus melakukan penentuan arah lagi.

KAPAN KITA MEMERLUKAN TEHNIK KOMPAS INI?
Jika kita berada dialam terbuka tanpa peta, dan kita tidak tahu berada dimana, tapi kita mengetahui adanya jalan, trail, kali kecil , sungai atau sesuatu yang besar atau panjang yang mudah dikenali jika kita menuju arah yang benar. Dan kita mengetahui arah mana yang harus ditempuh, setidak-tidaknya kira-kira kearah mana. Kemudian yang perlu dilakukan adalah, arahkan penujuk arah pada rumah kompas ke arah yang akan dituju kemudian putarlah rumah kompas sehingga jarum kompas yang berwarna merah menempel sama dengan bagian utara rumah kompas. Ikutilah langkah tersebut diatas, akan tetapi hal ini saja tidak cukup, karena tidak begitu akurat. kita menuju arah yang benar, dan tidak akan berputar-putar, tapi ini merupakan keberuntungankarena kita menemukan titik yang bisa dikenali pada lintasan ini. Karena itulah hal deklinasi tidak dibahas. Karena deklinasi merupakan hal yang berhubungan dengan penggunaan peta. Tapi jika kita bisa mengimajinasikan peta dan tahu apa itu peta, lakukanlah hal tersebut. Tapi rasa kita tidak akan begitu akurat jadi deklinasi tidak membuat sesuatu yang berbeda. Jika kita melakukan perjalanan panjang pada medan yang tidak dikenal, kita harus selalu membawa peta yang baik yang mengambarkan wilayah tujuan kita. Terlebih lagi jika kita meninggalkan jalan setapak, ini akan lebih membuat penggunakan kompas dan peta lebih interaktif, dan pada saat itulah kompas akan mejadi sesuatu yang sangat berharga.

TIPE DARI KOMPAS
Kompas yang baik mempunyai rumah kompas yang berisi cairan, cairan tersebut menahan jarum kompas, sehingga kita tidak harus terlalu memeggang kompas dengan posisi yang betul-betul diam. Hindarilah membeli kompas yang tidak mempunyai cairan dalam rumah kompasnya.
Jarum kompas mempunyai dua warna, jika kompas dipegang rata, bagian merah akan mengarah ke utara dan yang putih kearah selatan. Hal yang menarik adalah adanya nothern dan southern hemisphere kompas. Ini merupakan keharusan karena adanya fakta akan bidang garis magnetik, yang mana tempat terpasangnya jarum kompas, menunjukan sudut bumi pada kutup magnetik utara dan selatan. Pada northern hemisphere bagian ujung utara dari jarum kompas tertarik kearah bawah, dan ujung utara merupakan pengantisipasi keseimbangan jarum kompas. Jika kita menggunakan northern hemisphere kompas, katakan saja Australia, bagian ujung utara magnet akan tertarik kearah bawah dari bidang magnetik, dan juga lebih berat dari pada ujung utara - hal ini membuat jarum kompas terarah dan berpindah pada bagian bawah dari rumah kompas jika compas di pegang horisontal. Kompas yang baik akan bertahan lama. akan tetapi, kadang-kadang ada suatu hal yang tidak beres pada kompas, komponen plastiknya rusak, atau rumah kompasnya bocor. Dalam waktu yang panjang, cairan dalam rumah kompas mungkin akan berubah warna menjadi biru kehijauan. Dan sangat jarang bidang magnetik dari jarum kompas berubah, misalnya ujung utara erubah menjadi ujung selatan.

ADA DUA MACAM KOMPAS ORIENTEERING.
1.BASE PLATE ATAU PROTRACTOR COMPASS
Jenis kompas ini dikembangkan oleh Kjellstrm bersaudara dimasa era perang dunia ke II dan terdiri dari piringan dasar bersegi empat, yand diberi tanda dengan anah panah merah yang menunjukan arah axis, dan rumah kompas yang bisa diputar diberi tanda dengan sudut (360 derajat untuk lingkaran penuh dari keseluruhan dunia, tapi hanya 400 pada beberapa kompas Eropah). Pada bagian dasar dari rumah berputar dari kompas diberi tanda dengan panah dan set garis paralel pada tandah panah tersebut. Sebagai tambahan kadang juga ada tali untuk mengikatkan kompas pada pergelangan tangan, sisi penggaris dengan ukurannya untuk digunakan mengukur jarak pada peta, kaca pembesar untuk membaca peta lebih baik dan contoh dari lingkaran serta segitiga untuk membuat tanda yang digunakan kursus orieentaring pada peta.

2. THUMB COMPASS (kompas jempol)
Pada pertengahan tahun 1980'an, top Swedia orienteer membuat alternatif pada kompas type dasar piringan dengan menipiskan dasar piringannya dan menempatkan strap pada kompas yang nantinya akan dipakai pada ibu jari. Kompas ini dipakai pada ibu jari tangan kiri, yang melekatkannya pada peta. Kelebihan dari system ini adalah peta dan kompas selalu dibaca sebagai satu unit, peta lebih gampang dan lebih cepat diluruskan, ditambah lagi tangan yang satunya bebas, kekurangannya adalah karena kakuratannya membuat agak sulit pada bearing. Kecendrungan pribadi biasanya memutuskan type kompas yang dipakai; pemedang kejuaraan dunia orienteering telah menang dengan menggunakan kedua type kompas diatas.
Ada dua basic skill yang diperlukan oleh orienteer yaitu, Peta Orienting dan Menghitung Bearing.

MENGGUNAKAN KOMPAS UNTUK ORIENTASI PETA
Ini merupakan keahlian yang mudah, dan juga merupakan hal penting pada penggunaan kompas. sbb:

Peganglah peta secara horisontal
Letakan kompas diatas bidang datar peta
Putar peta sampai garis utara pada peta (bisa ditemukan dua garis lurus berujung panah yang menunjukan utara magnetik atau bagian atas dari abjad yang terdapat di peta adalah utara peta) sampai sama dengan utara kompas.
Sekarang peta sudah terorientasi pada medan. Ini membuatnya lebih mudah dibaca

MENGHITUNG BEARING
Setiap arah bisa dinyatakan sebagai sudut yang terhubung dengan utara. Pada militer ini disebut "Azimuth" dan bearing dinyatakan sebagai jumlah derajat. Orienteer menggambil jalan keluar yang gampang, dengan mensetting sudut pada kompasnya dan menjaga jarum kompasnya, dan ini membuat mereka tetap bergerak pada arah yang benar. Instruksi langkah-langkah mudah cara mengeset bearing ada pada dasar kompas type baseplate adalah:

Letakan kompas diatas peta penunjuk arah mengarah kearah tujuan kita.
Putar rumah kompas sehingga tanda panahnya yang terdapat pada dasar plastiknya paralel dengan panah yang tegambar pada peta (pastikan mata anak panahnya mengarah ke utara bukan selatan).
Pisahkan kompas dengan peta dan pengganglah peta didepan kita jadi dengan begitu arah perjalanan kita terbentang didepan kita.
Putarlah tubuh sehingga jarum kompas tepat pada tanda panah didasar rumah kompas.
Pilihlah sebuah objek jelas didepan kita yang terletak dijalur perjalanan kita, ulangi prose ini(cara ini kita bisa memutari rintangan dan tetap berada pada jalur bearing kita).

SEBERAPA PENTINGNYA SEBUAH KOMPAS?
Peralatan yang paling penting yang digunakan pada orienteering adalah otak manusia. Satu peralatan lain yang diijinkan dan digunakan secara general yaitu: Kompas. Kompas sangat berguna sebagai penghitung bearing dan untuk orientasi peta, sehingga membuat peta cocok dengan medan. Tapi mungkin, di hampir banyak area, untuk melakukan sebuah jalur sangat mudah dan efisien tanpa kompas (sebagai pengecualian: akan sangat sulit untuk bernavigasi pada area yang kurang tanda-tanda alamnya tanpa kompas). Hanya kompas yang legal digunakan pada orienteering. Altimeter sangat dilarang dan GPS unit termasuk yang dilarang oleh peraturan. Sudah merupakan pernyataan yang jelas kalau GPS unit sangat berguna dan alat yang sangat menolong, tapi saat dipertanyakan bagaimana bila setiap orienteer mengunakan GPS unit dalam setiap perlombaan? orienteering merupakan hal yang tidak menarik lagi. Bagi pemula dalam orienting, wajib dan perlu mengenal pengetahuan dasar kompas dan piawai dalam membaca peta.

MEMAKAI KOMPAS DALAM SUATU INTERAKSI DENGAN PETA
Ini merupakan pelajaran yang sangat penting, dan harus kita ketahui secara baik. Bila kita menggunakan kompas dan peta, maka akan terasa sekali kegunaan kompas, dan kita akan bisa bernavigasi di medan yang tidak dikenal dengan lebih akurat walaupun tanpa mengikuti jalan setapak. Tapi ini membutuhkan latihan dan pengalaman, disini kita tidak membahas secara khusus mengenai peta, sebab hal tersebut bisa anda dapatkan pada subjek lain di situs ini. Tapi pelajaran ini akan lebih bermafaat jika kita juga mempunyai kemampuan merasakan apa yang dikatakan oleh peta.

Kembali ke pelajaran kompas.
Pada prinsipnya pelajaran ini sama dengan yang sebelumnya, kita akan menggunakan peta untuk mengetahui yang benar dan bukan berdasarkan intuisi kita.

Pegang Peta: Pada contoh kita yang pertama, kita perhatikan peta yang dibuat untuk orintasi, dan ini sangat jelas??? sebenarnya tidak juga, mari kita lihat peta yang kita buat secara fiktif dalam imaginasi kita.

Menuju Titik: Kita akan bergerak dari jalan setapak melintasi titik A ke arah batu di B. Tentu saja untuk membuat metode ini bisa berhasil kita harus tahu betul posisi kita di titik A tersebut. Apa yang kita lakukan? letakan kompas diatas peta sehingga sisi dari kompas ada pada titik A. Sisi tersebut harus kita gunakan, sisi tersebut harus paralel dengan arah dari panah penunjuk arah perjalanan. Dan kemudian tempatkan titik B disuatu tempat disepanjang sisi yang sama, gambarannya seperti itu. Tentu saja, kita bisa menggunakan panah penunjuk arah tersebut, atau satu dari garis paralel, tapi biasanya, lebih mudah menggunakan sisi. Pada titik ini, beberapa instruktor mengatakan bahwa kita harus menggunakan pencil dan menggambarkan garis sepajang arah kita. Tapi sebaiknya jangan, pertama, ini membutuhkan waktu, kedua, jika kita mendapatkan cuaca yang basah, akan membuat rusak peta kita, atau jika berangin, kita mungkin akan kehilangan peta tersebut. Kita harus menyimpan peta (sebaiknya dalam kantong anti air) yang transparan. Dan jika berangin ikatkan pada lengan atau ransel kita. Yang paling penting adalah jika kita menggambarkan terlalu banyak garis pada peta, iniakan membuat kita akan kehilangan hal-hal yang detail pada peta tersebut.

Saatnya untuk berhati-hati: Sisi dari kompas, atau juga panah penunjuk arah, harus mengarah dari titik A ke B. dan lagi, jika kita melkukannya dengan salah, kita akan melangkah kearah yang berlainan dari arah yang seharusnya kita tuju. Jadi selalu periksa lagi, para pemula kadang membuat kesalahan pada point ini.

Jaga dan tempatkan kompas selalu stedy pada peta: Apa yang akan kita lakukan selanjutnya adalah kita harus meluruskan garis orientasi dan panah orientasi dengan garis meridian peta. Garis pada peta menuju Utara, jadi, saat kita meluruskan sisi kompas dengan hati-hati dari A ke B, putar rumah kompas sehingga garis orientasi pada rumah kompas sejajar dengan garis meridien peta. Selama proses ini, jangan perdulikan apa yang terjadi pada jarum kompas. Ada beberapa kesalahan serius yang bisa terjadi disini. Mari kita ambil masalah tersebut dengan mengambil arah lawannya terlebih dahulu. Kita harus benar-benar mengerti dimana utara pada peta, dan benar-benar yakin kalau panah orientasi mengarah kearah utara pada peta. Normalnya, utara adalah bagian atas dari peta. Kesalahan yang mungkin terjadi adalah membiarkan panah orientasi mengarah ke arah selatan dari peta.

Dan kemudian, perhatikan sisi dari kompas: Jika sisinya mengarah sepanjang garis dari A ke B maka saat kita selesai memutar rumah kompas, kita akan mendapatkan kesalahan pada arah kita, dan bisa membuat kita keluar dari jalur. Jika kita yakin menggunakan rumah kompas dengan benar, kita bisa memisahkan kompas dengan peta. Dan sekarang, kita bisa dengan nyata membaca bering dari rumah kompas, dari arah dimana rumah kompas bertemu dengan panah penujuk arah. Yakinkan jika rumah kompas tidak berputar, sebelum kita mencapai titik B. Langkah terakhir adalah sama dengan pelajaran sebelumnya. Pegangalah kompas pada tangan. Dan sekarang kita harus memegannya sedatar mungkin, sehingga jarum kompas bisa bebas berputar. Lalu putarlah tubuh kita sehingga jarum kompas sejajar dengan garis didalam rumah kompas. Kesalahan lagi jika kita membiarkan jarum kompas mengarah ke selatan. Bagian merah dari jarum kompas harus menunjukan arah utara pada rumah kompas, atau kita akan bergerak kearah yang berlawanan.

Saatnya untuk bergerak: Tapi untuk melakukan itu dengan akurasi yang optimal, kita harus melakukannya dengan cara yang special juga. Peganglah kompas ditangan, dengan jarumnya sejajar dengan arah panah orienting, kemudian bidik sasaran sehati-hati mungkin, pada arah menunjuk ke arah dari panah perjalanan. Carilah sesuatu yang bisa dijadikan tanda di medan yang dituju, dan berjalanlah kearah sana. Saat bergerak pastikan bahwa rumah kompas tidak berputar. Jika kita di hutan yang rapat, kita harus selalu mencari arah beberapa kali. Dengan cara ini diharapkan kita bis mencapai titik B dengan selamat. Akan tetapi, kadang-kandang atau sering juga terjadi apa yang disebut dengan magnetic declination.

MENENTUKAN ARAH TANPA KOMPAS
Kita tersesat, benar-benar tersesat. Berdiri disuatu tempat yang tidak kita ketahui, dan kita tidak tahu harus kemana. Kita dalam masalah, hal yang pertama yang harus diingat adalah, Tetap tenang, berpikir rasional, dan kita bisa bertahan dalam waktu lama tanpa makan. Yang kita butuhkan adalah air. Hal yang lebih detail tentang survival ada pada bagian lain dari situs ini. Disini hanya membahas bagaimana menghadapi situasi mencari jalan tanpa kompas. Apa yang kita punya adalah, matahari, bintang, dan alam disekeliling kita. Halaman ini lebih membahas bagian dari northern hemisphere dari bumi, utara sebenarnya 23.5° , akan tetapi metode yang dijelaskan disini juga bisa berlaku di southern hemisphere, tapi dibeberapa tempat mungkin perlu untuk menukar utara jadi selatan agar menjadi benar. Sangat diharapkan agar kita bisa memahaminya.

Sebagai permulaan: Mungkin akan merupakan ide yang bagus untuk mendaki keatas bukit, dan melakukan orientasi pada alam sekeliling. Cobalah untuk mencari tanda-tanda dari kehidupan manusia. Jika tidak menemukan apa-apa, kita harus mencoba menemukan arah yang baik untuk memulai pergerakan. jika kita tidak mempunyai peta, cobalah menggambarnya jika kita bisa memandang medan didepan kita, dan cobalah menandai dimana utara dengan cara menggunakan metode dibawah. Jika kita mempunyai peta, cobalah untuk menentukan dimana kita berada, Ingat, kita tidak harus mendaki lagi bukit yang seharusnya tidak kita daki. Juga kita harus hati-hati untuk tidak mendaki dan memboroskan energi karena kita sudah sangat lelah. Pada saat seperti ini kita seharusnya tetap berada dimana kita berada. Cara mencari perhatian untuk bantuan ada pada bagian survival pada situs ini.
Mari kita mulai dengan metode yang paling akurat:
Pada metode ini sangat dibutuhkan langit dalam keadaan cerah, dan membutuhkan banyak waktu. Salah satu dari keuntungannya adalah kita tidak membutuhkan peralatan apapun. Yang diperlukan hanyalah sebuah tongkat kira-kira dengan panjang 1 meter, dua tongkat kecil atau batu. tongkat lain atau batu yang perlu sedikit diruncingkan dan sesuatu yang bisa dipakai sebagai tali.

Pagi hari, atau paling tidak sebelum siang, trik dimulai: Tancapkan tongkat yang panjang diatas tanah. Dan tanah disekitar tongkat harus datar. Sekarang, kita bisa meletakan salah satu tongkat kecil diatas tanah persis dimana ujung bayangan dari tongkat. Kemudian ikatkan tali pada dasar dari tongkat, dan ikat juga tongkat yang kecil pada masing-masing ujungnya

Azimuth - Back Azimuth

Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat. Azimuth disebut juga sudut kompas. Jika anda membidik sebuah tanda medan, dan memperolah sudutnya, maka sudut itu juga bisa dinamakan sebagai azimuth. Kebalikannya adalah back azimuth. Dalam resection back azimuth diperoleh dengan cara:
Jika azimuth yang kita peroleh lebih dari 180º maka back azimuth sama dengan azimuth dikurangi 180º. Misal anda membidik tanda medan, diperoleh azimuth 200º. Back azimuthnya adalah 200º- 180º = 20º
Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka back azimuthnya dama dengan 180º ditambah azimuth. Misalkan, dari bidikan terhadap sebuah puncak, seiperoleh azimuth 160º, maka back azimuthnya adalah 180º+160º = 340º
Dengan mengetahui azimuth dan back azimuth ini, memudahkan kita untuk dapat melakukan ploting peta (penarikan garis lurus di peta berdasarkan sudut bidikan). Selain itu sudut kompas dan back azimuth ini dipakai dalam metode pergerakan sudut kompas (lurus/ man to man). Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara membidikaan kompas ke depan dan ke belakang pada jarak tertentu.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (sudut kompas). Hitung pula sudut dari titik akhir ke titik awal. Sudut ini dinamakan back azimuth.
Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan. Perhatikan tanda medan lain pada lintasan yang dilalui.
Bidikkan kompas seusai dengan arah perjalanan kita, dan tentukan tanda medan lain di ujung lintasan/titik bidik. Sudut bidikan ini dinamakan azimuth.
Pergi ke tanda medan di ujung lintasan, dan bidik kembali ke titik pertama tadi, untuk mengecek apakah arah perjalanan sudah sesuai dengan sudut kompas (back azimuth).

Modifed Resection

Cara ini sama dengan reseksi, Cuma saja menggunakan satu titik pedoman. Cara ini di gunakan untuk menentukan satu tempat kedudukan kita di medan yang membentuk linear ( jalan raya, rel kereta api).

Intersection

Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali di lapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan tetapi sukar untuk dicapai. Sebelum intersection kita sudah harus yakin terlebih dahulu posisi kita dipeta. Biasanya sebelum intersection, kita sudah melakukan resection terlebih dahulu.

Langkah-langkah melakukan intersection adalah:
- Lakukan orientasi peta
- Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta.
- Bidik obyek yang kita amati
- Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta
- Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta. Lakukan langkah 1-3
- Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud.

Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan tertentu yang dapat dijadikan sebagai sasaran. Untuk itu dapat dibantu oleh seorang rekan sebagai tanda. Sistem pergerakan semacam ini sering disebut sebagai sistem man to man.

Merencanakan Jalur Lintasan

Dalam navigasi darat tingkat lanjut, kita diharapkan dapat menyusun perencanaan jalur lintasan dalam sebuah medan perjalanan. Sebagai contoh anda misalnya ingin pergi ke gunung Semeru, tapi dengan menggunakan jalur sendiri.

Penyusunan jalur ini dibutuhkan kepekaan yang tinggi, dalam menafsirkan sebuah peta topografi, mengumpulkan data dan informasi dan mengolahnya sehingga anda dapat menyusun sebuah perencanaan perjalanan yang matang. Dalam proses perjalanan secara keseluruhan, mulai dari transportasi sampai pembiayaan, disini kita akan membahas khusus tentang perencanaan pembuatan medan lintasan. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan sebelum anda memplot jalur lintasan.

Pertama, anda harus membekali dulu kemampuan untuk membaca peta, kemampuan untuk menafsirkan tanda-tanda medan yang tertera di peta, dan kemampuan dasar navigasi darat lain seperti resection, intersection, azimuth back azimuth, pengetahuan tentang peta kompas, dan sebagainya, minimal sebagaimana yang tercantum dalam bagian sebelum ini.

Kedua, selain informasi yang tertera dipeta, akan lebih membantu dalam perencanaan jika anda punya informasi tambahan lain tentang medan lintasan yang akan anda plot. Misalnya keterangan rekan yang pernah melewati medan tersebut, kondisi medan, vegetasi dan airnya. Semakin banyak informasi awal yang anda dapat, semakin matang rencana anda.

Tentang jalurnya sendiri, ada beberapa macam jalur lintasan yang akan kita buat. Pertama adalah tipe garis lurus, yakni jalur lintasan berupa garis yang ditarik lurus antara titik awal dan titik akhir. Kedua, tipe garis lurus dengan titik belok, yakni jalur lintasan masih berupa garis lurus, tapi lebih fleksibel karena pada titik-titik tertentu kita berbelok dengan menyesuaian kondisi medan. Yang ketiga dengan guide/patokan tanda medan tertentu, misalnya guide punggungan/guide lembahan/guide sungai. Jalur ini lebih fleksibel karena tidak lurus benar, tapi menyesuaikan kondisi medan, dengan tetap berpatokan tanda medan tertentu sebagai petokan pergerakannya.

Untuk membuat jalur lintasan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Usahakan titik awal dan titik akhir adalah tanda medan yang ekstrim, dan memungkinkan untuk resection dari titik-titik tersebut.
Titik awal harus mudah dicapai/gampang aksesnya
Disepanjang jalur lintasan harus ada tanda medan yang memadai untuk dijadikan sebagai patokan, sehingga dalam perjalanan nanti anda dapat menentukan posisi anda di peta sesering mungkin.
Dalam menentukan jalur lintasan, perhatikan kebutuhan air, kecepatan pergerakan vegetasi yang berada dijalur lintasan, serta kondisi medan lintasan. Anda harus bisa memperkirakan hari ke berapa akan menemukan air, hari ke berapa medannya berupa tanjakan terjal dan sebagainya. Mengingat banyaknya faktor yang perlu diperhatikan, usahakan untuk selalu berdiskusi dengan regu atau dengan orang yang sudah pernah melewati jalur tersebut sehingga resiko bisa diminimalkan.
Memperkirakan hari ke berapa akan menemukan air, hari ke berapa medannya berupa tanjakan terjal dan sebagainya.

Mengingat banyaknya factor yang perlu di perhatikan , usahakan untuk selalu berdiskusi dengan regu atau orang yang sudah pernnah melewati jalur tersebut sehingga resiko bisa di minimalkan.

Penampang Lintasan

Penampang lintasan adalah penggambaran secara proporsional bentuk jalur lintasan jika dilihat dari samping, dengan menggunakan garis kontur sebagai acuan.. Sebagaimana kita ketahui bahwa peta topografi yang dua dimensi, dan sudut pendangnya dari atas, agak sulit bagi kita untuk membayangkan bagaimana bentuk medan lintasan yang sebenarnya, terutama menyangkut ketinggian. Dalam kontur yang kerapatannya sedemikian rupa, bagaimana kira-kira bentuk di medan sebenarnya. Untuk memudahkan kita menggambarkan bentuk medan dari peta topografi yang ada, maka dibuatlah penampang lintasan.

Beberapa manfaat penampang lintasan :
Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan perjalanan
Memudahkan kita untuk menggambarkan kondisi keterjalan dan kecuraman medan
Dapat mengetahui titik-titik ketinggian dan jarak dari tanda medan tertentu

Untuk menyusun penampang lintasan biasanya menggunakan kertas milimeter block, guna menambah akurasi penerjemahan dari peta topografi ke penampang.

Langkah-langkah membuat penampang lintasan:
Siapkan peta yang sudah diplot, kertas milimeter blok, pensil mekanik/pensil biasa yang runcing, penggaris dan penghapus
Buatlah sumbu x, dan y. sumbu x mewakili jarak, dengan satuan rata-rata jarak dari lintasan yang anda buat. Misal meter atau kilometer. Sumbu y mewakili ketinggian, dengan satuan mdpl (meter diatas permukaan laut). Angkanya bisa dimulai dari titik terendah atau dibawahnya dan diakhiri titik tertinggi atau diatasnya.
Tempatkan titik awal di sumbu x=0 dan sumbu y sesuai dengan ketinggian titik tersebut. Lalu peda perubahan kontur berikutnya, buatlah satu titik lagi, dengan jarak dan ketinggian sesuai dengan perubahan kontur pada jalur yang sudah anda buat. Demikian seterusnya hingga titik akhir.
Perubahan satu kontur diwakili oleh satu titik. Titik-titik tersebut dihubungkan sat sama lainnya hingga membentuk penampang berupa garis menanjak, turun dan mendatar.
Tambahkan keterangan pada tanda-tanda medan tertentu, misalkan nama-nama sungai, puncakan dan titik-titik aktivitas anda (biasanya berupa titik bivak dan titik istirahat), ataupun tanda medan lainnya. Tambahan informasi tentang vegetasi pada setiap lintasan, dan skala penampang akan lebih membantu pembaca dalam menggunakan penampang yang telah dibuat.






MENGENAL DAN MENGGUNAKAN
KOMPAS


Kompas adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menetapkan/menunjukkan arah mata angin. Seorang pengembara dan ahli berkemah, harus mengetahui benar tentang Kompas. Dengan bersemboyan pada Kompas, ia akan dapat mengikuti jalan yang tertera dalam Peta, maka ia tidak akan tersesat dalam perjalanan/pengembaraan.
Bagian-bagian penting dari Kompas :
1 Dial, adalah permukaan Kompas dimana tertera angka derajat dan huruf mata angin.
2. Visir, adalah lubang dengan kawat halus untuk membidik sasaran.
3. Kaca Pembesar, digunakan untuk melihat derajat Kompas.
4. Jarum Penunjuk adalah alat yang menunjuk Utara Magnet.
5. Tutup Dial dengan dua garis bersudut 45o yang dapat diputar.
6. Alat Penyangkut adalah tempat ibu jari untuk menopang Kompas saat membidik.



Penampang Kompas

Cara Mempergunakan Kompas :
1. Letakkan Kompas di atas permukaan yang datar, setelah jarum Kompas tidak bergerak maka jarum tersebut dan menunjukkan ARAH UTARA MAGNET

2. Bidik sasaran melalui Visir, melalui celah pada, kaca pembesar, setelah itu miringkan kaca pembesar kira-kira bersudut 50o dengan kaca dial.
Kaca pembesar tersebut berfungsi sebagai :
a. Membidik ke arah Visir, membidik sasaran.
b. Mengintai derajat Kompas pada Dial.

3. Apabila Visir diragukan karena kurang jelas terlihat dari kaca pembesar, luruskan garis yang terdapat pada tutup Dial ke arah Visir, searah dengan sasaran bidik agar mudah terlihat melalui kaca pembesar.
4. Apabila sasaran bidik 30o maka bidiklah ke arah 30o. Sebelum menuju sasaran, tetapkan terlebih dahulu Titik sasaran sepanjang jalur 30o. Carilah sebuah benda yang menonjol/tinggi diantara benda lain disekitarnya, sebab route ke 30o tidak selalu datar atau kering, kadang-kadang berbencah-bencah. Ditempat itu kita Melambung (keluar dari route) dengan tidak kehilangan jalur menuju 30o.

5. Sebelum bergerak ke arah sasaran bidik, perlu ditetapkan terlebih dahulu Sasaran Balik (Back Azimuth atau Back Reading) agar kita dapat kembali kepangkalan apabila tersesat dalam perialanan.



Cara melihat Kompas dan membidik sasaran

Rumus Back Azimuth/Back Reading
1. Apabila sasaran kurang dari 180o = ditambah 180o
0o - 180o = X + 180o
2. Apabila sasaran lebih dari 180o = dikurang 180o
180o - 360o = X 180o
Contoh :
30o sasaran baliknya adalah 30o + 180o = 210o
240o






PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DALAM KEGIATAN ALAM TERBUKA



I. PENDAHULUAN
Kegiatan Alam Terbuka (KAT) adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan di lokasi yang masih alami baik berupa hutan, perbukitan, pantai dll. Kegiatan di alam terbuka saat ini banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif wisata, kegiatan pendidikan dan bahkan penelitian. Selain untuk tujuan-tujuan tersebut, kegiatan ini juga bermanfaat untuk mengenal Kebesaran Illahi melalui keajaiban alam yang merupakan ciptaan-Nya berupa berbagai keneragaman hayati yang sangat beraneka ragam yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri.
Namun dalam pelaksanaanya, kegiatan ini ternyata memiliki resiko yang cukup tinggi. Karena tidak seperti kegiatan wisata lainnya yang didukung oleh fasilitas yang menunjang keselamatan pelaku atau pengunjung, Kegiatan Alam Terbuka justru sangat rentan terjadinya kecelakaan karena memang kegiatan ini dilaksanakan ditempat yang masih alami seperti kondisi perbukitan terjal, jurang, aliran sungai yang deras, dan kondisi alam lainnya yang berpotensi menimbulkan bahaya dan juga mempersulit upaya penyelamatan bagi korban atau penderita.
Meskipun bukan suatu hal yang diharapkan, kecelakaan (accident) memerlukan langkah antisipatif yang diantaranya dengan mengetahui atau mendiagnosa penyakit maupun akibat kecelakaan, penanganan terhadap korban dan evakuasi korban bila diperlukan. Hal ini memerlukan pengetahuan agar korban tidak mengalami resiko cidera yang lebih besar.
II. DEFINISI
Pertolongan Pertama (PP) adalah perawatan pertama yang diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum mendapatkan pertolongan dari tenaga medis. Ini berarti:
1. Pertolongan Pertama harus diberikan secara cepat walaupun perawatan selanjutnya tertunda.
2. Pertolongan Pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit korban bukan menambah sakit korban.
III. DASAR-DASAR PERTOLONGAN PERTAMA
Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Pertolongan Pertama biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang diantaranya akan menghubungi petugas kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus diberikan secara cepat dan tepat sebab penanganan yang salah dapat berakibat buruk, cacat tubuh bahkan kematian.
Namun sebelum kita memasuki pembahasan kearah penanggulangan atau pengobatan terhadap luka, akan lebih baik kita berbicara dulu mengenai pencegahan terhadap suatu kecelakaan (accident), terutama dalam kegiatan di alam bebas. Selain itu harus kita garis bawahi bahwa situasi dalam berkegiatan sering memerlukan bukan sekedar pengetahuan kita tentang pengobatan, namun lebih kepada pemahaman kita akan prinsip-prinsip pertolongan terhadap korban. Sekedar contoh, beberapa peralatan yang disebutkan dalam materi ini kemungkinan tidak selalu ada pada setiap kegiatan, aka kita dituntut kreatif dan mampu menguasai setiap keadaan.
a. Prinsip Dasar
Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan darurat tersebut diantaranya:
1. Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.
2. Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Hindarkan sikap sok pahlawan. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.
3. Biasakan membuat cataan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.
b. Sistematika Pertolongan Pertama
Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah :
1. Jangan Panik
Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk ditolong.
2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya.
Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.
3. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.
Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan.
1. Pendarahan.
Pendarahan yang keluar pembuluh darah besar dapat membawa kematian dalam waktu 3-5 menit. Dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.
5. Perhatikan tanda-tanda shock.
Korban-korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalm keadaan setengah sadar, baringankan telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita mengalami cidera di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk.
6. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.
Korban tidak boleh dipindahakan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan.
7. Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.
Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban setelah evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.
IV. KASUS-KASUS KECELAKAAN ATAU GANGGUAN DALAM KEGIATAN ALAM TERBUKA
Berikut adalah kasus-kasus kecelakaan atau gangguan yang sering terjadi dalam kegiatan di alam terbuka berikut gejala dan penanganannya:
a. Pingsan (Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), hiploglikemia, animea.
Gejala
• Perasaan limbung
• Pandangan berkunang-kunang
• Telinga berdenging
• Nafas tidak teratur
• Muka pucat
• Biji mata melebar
• Lemas
• Keringat dingin
• Menguap berlebihan
• Tak respon (beberapa menit)
• Denyut nadi lambat
Penanganan
1. Baringkan korban dalam posisi terlentang
2. Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
3. Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan
4. Beri udara segar
5. Periksa kemungkinan cedera lain
6. Selimuti korban
7. Korban diistirahatkan beberapa saat
8. Bila tak segera sadar >> periksa nafas dan nadi >> posisi stabil >> Rujuk ke instansi kesehatan
b. Dehidrasi yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini terjadi apabila cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang masuk. Keluarnya cairan ini biasanya disertai dengan elektrolit (K, Na, Cl, Ca). Dehidrasi disebabkan karena kurang minum dan disertai kehilangan cairan/banyak keringat karena udara terlalu panas atau aktivitas yang terlalu berlebihan.
Gejala dan tanda dehidrasi
Dehidrasi ringan
• Defisit cairan 5% dari berat badan
• Penderita merasa haus
• Denyut nadi lebih dari 90x/menit
Dehidrasi sedang
• Defisit cairan antara 5-10% dari berat badan
• Nadi lebih dari 90x/menit
• Nadi lemah
• Sangat haus
Dehidrasi berat
• Defisit cairan lebih dari 10% dari berat badan
• Hipotensi
• Mata cekung
• Nadi sangat lemah, sampai tak terasa
• Kejang-kejang
Penanganan

1. Mengganti cairan yang hilang dan mengatasi shock
2. mengganti elektrolit yang lemah
3. Mengenal dan mengatasi komplikasi yang ada
4. Memberantas penyebabnya
5. Rutinlah minum jangan tunggu haus
c. Asma yaitu penyempitan/gangguan saluran pernafasan.
Gejala
• Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas
• Terdengar suara nafas tambahan
• Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher)
• Irama nafas tidak teratur
• Terjadinya perubahan warna kulit (merah/pucat/kebiruan/sianosis)
• Kesadaran menurun (gelisah/meracau)
Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Bawa ketempat yang luas dan sejuk
3. Posisikan ½ duduk
4. Atur nafas
5. Beri oksigen (bantu) bila diperlukan
d. Pusing/Vertigo/Nyeri Kepala yaitu sakit kepala yang disebabkan oleh kelelahan, kelaparan, gangguan kesehatan dll.
Gejala
• Kepala terasa nyeri/berdenyut
• Kehilangan keseimbangan tubuh
• Lemas
Penanganan
1. Istirahatkan korban
2. Beri minuman hangat
3. beri obat bila perlu
4. Tangani sesuai penyebab
e. Maag/Mual yaitu gangguan lambung/saluran pencernaan.
Gejala
• Perut terasa nyeri/mual
• Berkeringat dingin
• Lemas
Penanganan
1. Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi korban
2. Beri minuman hangat (teh/kopi)
3. Jangan beri makan terlalu cepat
f. Lemah jantung yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung.
Gejala
• Nyeri di dada
• Penderita memegangi dada sebelah kiri bawah dan sedikit membungkuk
• Kadang sampai tidak merespon terhadap suara
• Denyut nadi tak teraba/lemah
• Gangguan nafas
• Mual, muntah, perasaan tidak enak di lambung
• Kepala terasa ringan
• Lemas
• Kulit berubah pucat/kebiruan
• Keringat berlebihan
Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan pencernaan, stress, tegang.
Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Istirahatkan
3. Posisi ½ duduk
4. Buka jalan pernafasan dan atur nafas
5. Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
6. Jangan beri makan/minum terlebih dahulu
7. Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)
f. Histeria yaitu sikap berlebih-lebihan yang dibuat-buat (berteriak, berguling-guling) oleh korban; secara kejiwaan mencari perhatian.
Gejala
• Seolah-olah hilang kesadaran
• Sikapnya berlebihan (meraung-raung, berguling-guling di tanah)
• Tidak dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelas
Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Pisahkan dari keramaian
3. Letakkan di tempat yang tenang
4. Awasi
g. Mimisan yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim (terlalu panas/terlalu dingin)/kelelahan/benturan.
Gejala
• Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
• Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh darah
• Kadang disertai pusing
Penanganan
1. Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman
2. Tenangkan korban
3. Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
4. Diminta bernafas lewat mulut
5. Bersihkan hidung luar dari darah
6. Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama
h. Kram yaitu otot yang mengejang/kontraksi berlebihan.
Gejala
• Nyeri pada otot
• Kadang disertai bengkak
Penanganan
1. Istirahatkan
2. Posisi nyaman
3. Relaksasi
4. Pijat berlawanan arah dengan kontraksi
i. Memar yaitu pendarahan yang terdi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras.
Gejala
• Warna kebiruan/merah pada kulit
• Nyeri jika di tekan
• Kadang disertai bengkak
Penanganan
1. Kompres dingin
2. Balut tekan
3. Tinggikan bagian luka
J. Keseleo yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram.
Gejala
• Bengkak
• Nyeri bila tekan
• Kebiruan/merah pada derah luka
• Sendi terkunci
• Ada perubahan bentuk pada sendi
Penanganan
1. Korban diposisikan nyaman
2. Kompres es/dingin
3. Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
4. Tinggikan bagian tubuh yang luka
k. Luka yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena kekerasan/injury.
Gejala
• Terbukanya kulit
• Pendarahan
• Rasa nyeri
Penanganan
1. Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol/boorwater)
2. Tutup luka dengan kasa steril/plester
3. Balut tekan (jika pendarahannya besar)
4. Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka:
1. Ketika memeriksa luka: adakah benda asing, bila ada:
o Keluarkan tanpa menyinggung luka
o Kasa/balut steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu)
o Evakuasi korban ke pusat kesehatan
2. Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai menutup. Bekuan tidak boleh dibuang, jika luka akan berdarah lagi.
l. Pendarahan yaitu keluarnya darah dari saluran darah kapan saja, dimana saja, dan waktu apa saja. Penghentian darah dengan cara
1. Tenaga/mekanik, misal menekan, mengikat, menjahit dll
1. Fisika:
• Bila dikompres dingin akan mengecil dan mengurangi pendarahan
• Bila dengan panas akan terjadinya penjedalan dan mengurangi
1. Kimia: Obat-obatan
2. Biokimia: vitamin K
3. Elektrik: diahermik
m. Patah Tulang/fraktur yaitu rusaknya jaringan tulang, secara keseluruhan maupun sebagian
Gejala
• Perubahan bentuk
• Nyeri bila ditekan dan kaku
• Bengkak
• Terdengar/terasa (korban) derikan tulang yang retak/patah
• Ada memar (jika tertutup)
• Terjadi pendarahan (jika terbuka)
Jenisnya
• Terbuka (terlihat jaringan luka)
• Tertutup
Penanganan
1. Tenangkan korban jika sadar
Untuk patah tulang tertutup
1.
1. Periksa Gerakan (apakah bagian tubuh yang luka bias digerakan/diangkat)
Sensasi (respon nyeri)
Sirkulasi (peredaran darah)
1.
1. Ukur bidai disisi yang sehat
2. Pasang kain pengikat bidai melalui sela-sela tubuh bawah
3. Pasang bantalan didaerah patah tulang
4. Pasang bidai meliputi 2 sendi disamping luka
5. Ikat bidai
6. Periksa GSS
Untuk patah tulang terbuka
1.Buat pembalut cincin untuk menstabilkan posisi tulang yang mencuat
2.Tutup tulang dengan kasa steril, plastik, pembalut cincin
3.Ikat dengan ikatan V
4.Untuk selanjutnya ditangani seperti pada patah tulang tertutup

1.
Tujuan Pembidaian
1.
1.
1. Mencegah pergeseran tulang yang patah
2. memberikan istirahat pada anggota badan yang patah
3. mengurangi rasa sakit
4. Mempercepat penyembuhan
n. Luka Bakar yaitu luka yangterjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar)
Penanganan
1. Matikan api dengan memutuskan suplai oksigen
2. Perhatikan keadaan umum penderita
3. Pendinginan
• Membuka pakaian penderita/korban
• Merendam dalam air atau air mengalir selama 20 atau 30 menit. Untuk daerah wajah, cukup dikompres air
1. Mencegah infeksi
o Luka ditutup dengan perban atau kain bersih kering yang tak dapat melekat pada luka
o Penderita dikerudungi kain putih
o Luka jangan diberi zat yang tak larut dalam air seperti mentega, kecap dll
2. Pemberian sedative/morfin 10 mg im diberikan dalam 24 jam sampai 48 jam pertama
3. Bila luka bakar luas penderita diKuasakan
4. Transportasi kefasilitasan yang lebih lengkap sebaiknya dilakukan dalam satu jam bila tidak memungkinkan masih bisa dilakukan dalam 24-48 jam pertama dengan pengawasan ketat selama perjalanan.
5. Khusus untuk luka bakar daerah wajah, posisi kepala harus lebih tinggi dari tubuh.
o. Hipotermia yaitu suhu tubuh menurun karena lingkungan yang dingin
Gejala
• Menggigil/gemetar
• Perasaan melayang
• Nafas cepat, nadi lambat
• Pandangan terganggu
• Reaksi manik mata terhadap rangsangan cahaya lambat
Penanganan
1. Bawa korban ketempat hangat
2. Jaga jalan nafas tetap lancar
3. Beri minuman hangat dan selimut
4. Jaga agar tetap sadar
5. Setelah keluar dari ruangan, diminta banyak bergerak (jika masih kedinginan)
p. Keracunan makanan atau minuman
Gejala
• Mual, muntah
• Keringat dingin
• Wajah pucat/kebiruan
Penanganan
1. Bawa ke tempat teduh dan segar
2. Korban diminta muntah
3. Diberi norit
4. Istirahatkan
5. Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik
q. Gigitan binatang gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari binatang tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang mengancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua jenis; yang berbisa (beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya resiko infeksi pada gigitan binatang lebih besar daripada luka biasa.
Pertolongan Pertamanya adalah:
• Cucilah bagian yang tergigit dengan air hangat dengan sedikit antiseptik
• Bila pendarahan, segera dirawat dan kemudian dibalut
Ada beberapa jenis binatang yang sering menimbulkan ganguan saat melakukan kegiatan di alam terbuka, diantaranya:
1. Gigitan Ular
Tidak semua ular berbisa, akan tetapi hidup penderita/korban tergantung pada ketepatan diagnosa, maka pad keadaan yang meragukan ambillah sikap menganggap ular tersebut berbisa. Sifat bisa/racun ular terbagi menjadi 3, yaitu:

1. Hematotoksin (keracunan dalam)
2. Neurotoksin (bisa/racun menyerang sistem saraf)
3. Histaminik (bisa menyebabkan alergi pada korban)
Nyeri yang sangat dan pembengkakan dapat timbul pada gigitan, penderita dapat pingsan, sukar bernafas dan mungkin disertai muntah. Sikap penolong yaitu menenangkan penderita adalah sangat penting karena rata-rata penderita biasanya takut mati.
Penanganan untuk Pertolongan Pertama:
1. Telentangkan atau baringkan penderita dengan bagian yang tergigit lebih rendah dari jantung.
2. Tenangkan penderita, agar penjalaran bisa ular tidak semakin cepat
3. Cegah penyebaran bias penderita dari daerah gigitan
o Torniquet di bagian proximal daerah gigitan pembengkakan untuk membendung sebagian aliran limfa dan vena, tetapi tidak menghalangi aliran arteri. Torniquet / toniket dikendorkan setiap 15 menit selama + 30 detik
o Letakkan daerah gigitan dari tubuh
o Berikan kompres es
o Usahakan penderita setenang mungkin bila perlu diberikan petidine 50 mg/im untuk menghilangkan rasa nyeri
4. Perawatan luka
o Hindari kontak luka dengan larutan asam Kmn 04, yodium atau benda panas
o Zat anestetik disuntikkan sekitar luka jangan kedalam lukanya, bila perlu pengeluaran ini dibantu dengan pengisapan melalui breastpump sprit atau dengan isapan mulut sebab bisa ular tidak berbahaya bila ditelan (selama tidak ada luka di mulut).
5. Bila memungkinkan, berikan suntikan anti bisa (antifenin)
6. Perbaikan sirkulasi darah
o Kopi pahit pekat
o Kafein nabenzoat 0,5 gr im/iv
o Bila perlu diberikan pula vasakonstriktor
7. Obat-obatan lain
o Ats
o Toksoid tetanus 1 ml
o Antibiotic misalnya: PS 4:1
2. Gigitan Lipan
Ciri-ciri
1. Ada sepasang luka bekas gigitan
2. Sekitar luka bengkak, rasa terbakar, pegal dan sakit biasanya hilang dengan sendirinya setelah 4-5 jam
Penanganan
1. Kompres dengan yang dingin dan cuci dengan obat antiseptik
2. Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke paramedik
3. Gigitan Lintah dan Pacet
Ciri-ciri
1. Pembengkakan, gatal dan kemerah-merahan (lintah)
Penanganan
1. Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan air tembakau/air garam
2. Bila ada tanda-tanda reaksi kepekaan, gosok dengan obat atau salep anti gatal
4. Sengatan Lebah/Tawon dan Hewan Penyengat lainnya
Biasanya sengatan ini kurang berbahaya walaupun bengkak, memerah, dan gatal. Namun beberapa sengatan pada waktu yang sama dapat memasukkan racun dalam tubuh korban yang sangat menyakiti.
Perhatian:
• Dalam hal sengatan lebah, pertama cabutlah sengat-sengat itu tapi jangan menggunakan kuku atau pinset, Anda justru akan lebih banyak memasukkan racun kedalam tubuh. Cobalah mengorek sengat itu dengan mata pisau bersih atau dengan mendorongnya ke arah samping
• Balutlah bagian yang tersengat dan basahi dengan larutan garam inggris.
V. EVAKUASI KORBAN
Adalah salah satu tahapan dalam Pertolongan Pertama yaitu untuk memindahkan korban ke lingkungan yng aman dan nyaman untuk mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut.
Prinsip Evakuasi
1.
1. Dilakukan jika mutlak perlu
2. Menggunakan teknik yang baik dan benar
3. Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih serta memiliki semangat untuk menyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar atau bahkan kematian
Alat Pengangutan
Dalam melaksanakan proses evakusi korban ada beberapa cara atau alat bantu, namun hal tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi (medan, kondisi korban ketersediaan alat). Ada dua macam alat pengangkutan, yaitu:
1. Manusia
Manusia sebagai pengangkutnya langsung. Peranan dan jumlah pengangkut mempengaruhi cara angkut yang dilaksanakan.
Bila satu orang maka penderita dapat:
• Dipondong : untuk korban ringan dan anak-anak
• Digendong : untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah tulang
• Dipapah : untuk korban tanpa luka di bahu atas
• Dipanggul/digendong
• Merayap posisi miring
Bila dua orang maka penderita dapat:
Maka pengangkutnya tergantung cidera penderita tersebut dan diterapkan bila korban tak perlu diangkut berbaring dan tidak boleh untuk mengangkut korban patah tulang leher atau tulang punggung.
• Dipondong : tangan lepas dan tangan berpegangan
• Model membawa balok
• Model membawa kereta
2. Alat bantu
• Tandu permanen
• Tandu darurat
• Kain keras/ponco/jaket lengan panjang
• Tali/webbing
Persiapan
Yang perlu diperhatikan:
1. Kondisi korban memungkinkan untuk dipindah atau tidak berdasarkan penilaian kondisi dari: keadaan respirasi, pendarahan, luka, patah tulang dan gangguan persendian
2. Menyiapkan personil untuk pengawasan pasien selama proses evakuasi
3. Menentukan lintasan evakusi serta tahu arah dan tempat akhir korban diangkut
4. Memilih alat
5. Selama pengangkutan jangan ada bagian tuhuh yang berjuntai atau badan penderita yang tidak daolam posisi benar
VI. FARMAKOLOGI
Farmakologi adalah pengetahuan mengenai obat-obatan. Yang dibahas disini hanya sekedar obat-obatan standar yang sering dibutuhkan dalam Kegiatan Alam Terbuka.
NO Nama Obat Kegunaan
1 CTM Alergi, obat tidur
2 Betadine Antiseptik
3 Povidone Iodine Antiseptik
4 Neo Napacyne Asma, sesak nafas
5 Asma soho Asma,sesak nafas
6 Konidin Batuk
7 Oralit Dehidrasi
8 Entrostop Diare
9 Demacolin Flu, batuk
10 Norit Keracunan
11 Antasida doen Maag
12 Gestamag Maag
13 Kina Malaria
14 Oxycan Memberi tambahan oksigen murni
15 Damaben Mual
16 Feminax Nyeri haid
17 Spasmal Nyeri haid
18 Counterpain Pegal linu
19 Alkohol 70% Pembersih luka/antiseptic
20 Rivanol Pembersih luka/antiseptic
21 Chloroetil (obat semprot luar) Pengurang rasa sakit
22 Pendix Pengurang rasa sakit
23 Antalgin Pengurang rasa sakit, pusing
24 Paracetamol Penurun panas
25 Papaverin Sakit perut
26 Vitamin C Sariawan
27 Dexametason Sesak nafas
Sumber : Materi Latihan PP Ospek. KSR PMI Unit UNSOED Purwokerto.2006
VII. PENUTUP
Pertolongan Pertama adalah sebagai suatu tindakan antisipatif dalam keadaan darurat namun memiliki dampak yang sangat besar bagi penderita atau korban. Kesalahan diagnosa dan penanganan dapat mendatangkan bahaya yang lebih besar, cacat bahkan kematian. Satu hal yang perlu diingat adalah Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Serahkan penanganan selanjutnya (bila diperlukan) pada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.



HYPOTHERMIA


Aktivitas petualangan di musim hujan, seperti pendakian gunung otomatis akan meningkatkan derajat bahayanya akibat gejala alam ini. Apalagi bila musim liburan tiba. Seperti tak mau kehilangan kesempatan emas, banyak pendaki gunung tetap nekat menyalurkan hobi petualangannya tanpa mempedulikan kondisi cuaca.

Ancaman Hypothermia
Cuaca di gunung memang tidak bisa ditebak. Apalagi pada bulan-bulan basah. Meski gunung di Indonesia rata-rata hanya berketinggian sekitar 3.000 m dpl, tetapi pada musim hujan, badai gunung yang menyertai hujan sering menyerang dan mampu menurunkan suhu udara hingga mencapai di bawah titik beku atau di bawah 0 derajat celcius.

Bagi para pendaki gunung yang tidak siap dengan fisik, mental serta perlengkapan yang memadai, kondisi ini bisa menjadi sebuah malapetaka besar. Karena suhu udara sedingin itu, merupakan kondisi yang sangat asing bagi tubuh manusia, apalagi bagi orang-orang yang tinggal di daerah tropis seperti Indonesia.

Hypothermia merupakan salah satu gejala penyakit di ketinggian yang sering menyerang para pendaki gunung. Bahkan di Indonesia, hypothermia menduduki peringkat teratas sebagai ancaman maut serta “hantu” pencabut nyawa paling kejam bagi para pendaki gunung. Lalu apa dan bagaimana sebenarnya hypothermia itu hingga bisa menjadi ancaman bak momok yang menakutkan bagi para pendaki gunung?

Penyakit hypothermia merupakan satu dari sejumlah penyakit di ketinggian seperti mountain sickness atau hipoksia (kekurangan pasokan oksigen ke tubuh), edema baru dan dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh. Hypothermia sering menyerang para pendaki gunung yang kurang melengkapi diri dengan perlengkapan penahan dingin atau penghangat badan seperti sweater, jaket, kaos kaki, balaclava, sarung tangan, tenda dsb.

Tetapi kadang juga kerap terjadi, pendaki gunung yang sudah melengkapi diri dengan perlengkapan penahan dingin tetap saja terkena hypothermia. Hal ini biasanya terjadi karena seluruh pakaian yang dikenakan telah basah kuyup diterpa hujan. Pendaki ini biasanya kurang melengkapi diri dengan perlengkapan penahan air atau hujan seperti rain coat, ponco (jas hujan), payung atau tenda yang memadai.

Pakaian yang basah akan mengurangi insulasi (kemampuan untuk menahan panas badan) sampai 90%. Kasus hypothermia yang disebabkan pakaian basah inilah sebenarnya yang paling sering meminta korban pendaki gunung di Indonesia.

Preventif Hypothermia
Seperti penyakit-penyakit gunung lainnya, hypothermia merupakan faktor bahaya yang sebenarnya dapat diperhitungkan sebelum melakukan kegiatan pendakian atau lebih dikenal dengan istilah subjective danger. Seorang pendaki yang sudah mempersiapkan fisik maupun perlengkapannya akan lebih mudah menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin akan muncul.

Suatu hal yang harus diingat, janganlah memulai persiapan itu ketika gejala-gejala penyakitnya muncul di gunung. Persiapan itu harus sudah dimulai sejak masih di rumah, yakni dengan memiliki pengetahuan tentang bahaya yang potensial muncul, cara penanggulangan apa saja yang dibutuhkan.

Kecuali mempersiapkan diri dengan perlengkapan penahan dingin dan anti air berkualitas baik, ada beberapa hal pokok mendasar yang perlu diketahui mengenai hypothermia. Selalu menjaga suhu tubuh pada suhu normal pada kisaran 37 derajat celcius, merupakan hal utama untuk menghindari hypothermia.

Sebenarnya secara alamiah tubuh manusia akan selalu menjaga panasnya dengan beberapa cara, salah satunya melalui pencernaan makanan. Makanan yang masuk ke dalam tubuh menghasilkan panas melalui oksidasi, dan ini terutama penting bagi tubuh ketika sedang beristirahat. Panas yang berasal dari pencernaan makanan ini akan dihasilkan lebih banyak lagi oleh tubuh ketika sedang bergerak.

Penanganan Hypothermia
Orang yang terkena hypothermia akan menunjukkan gejala-gejala sesuai dengan tingkat penurunan suhu tubuh. Kehilangan kesadaran, misalnya akan menyebabkan apa yang disebut dengan paradocixal feeling of warmth. Pada kondisi ini, penderita hypothermia justru akan merasakan hal yang sebaliknya, yaitu rasa panas lalu tanpa sadar seluruh pakaian ditanggalkan sendiri. Sehingga amat sering dijumpai penderita atau korban hypothermia meninggal ditemukan dalam kondisi telanjang bulat.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menangani penderita hypothermia. Pertama adalah mencari dan memindahkan korban ke tempat yang kering dan terlindung dari angin dan air. Kemudian sebelum diberikan minuman yang hangat dan manis, usahakan baju basah korban diganti dengan yang kering. Lalu, masukkan korban ke dalam sleeping bag kering yang sebelumnya telah dihangatkan dengan cara memasukkan tubuh telanjang beberapa orang sehat (bersuhu normal).

Tindakan selanjutnya adalah, memasukkan botol berisi air hangat ke dalam sleeping bag untuk membantu memanaskan tubuh korban. Kalau sleeping bag cukup lebar, lakukan transfer panas tubuh orang sehat ke korban dengan cara dua orang ikut masuk ke dalam sleeping bag dan mengapit korban. Usahakan membuat api di kedua sisi korban, dan jangan biarkan korban hypothermia tertidur.
Tidur akan membuat penderita hypothermia kehilangan kesadaran dan tak mampu lagi memanaskan tubuhnya secara alami. Biarkan dia mengigil dan segera beri minuman hangat dan makanan manis setelah korban sadar. Hidrat arang dalam makanan itu merupakan bahan bakar yang cepat sekali menghasilkan panas dan tenaga.





SEJARAH PENDAKIAN GUNUNG DAN PANJAT TEBING
Sejarah Pendakian Gunung dan Panjat Tebing




1492
Sekelompok orang Perancis di bawah pimpinan Anthoine de Ville mencoba memanjat tebing Mont Aiguille (2097 m), di kawasan Vercors Massif. Tak jelas benar tujuan mereka, tetapi yang jelas, sampai beberapa dekade kemudian, orang-orang yang naik turun tebing-tebing batu di Pegunungan Alpen adalah para pemburu chamois, sejenis kambing gunung. Jadi mereka memanjat karena dipaksa oleh mata pencaharian, kurang lebih mirip para pengunduh sarang burung walet gua di tebing-tebing Kalimantan Timur atau Karang Bolong, Jawa Tengah.

1623
Yan Carstensz adalah orang Eropa pertama yang melihat "..... pegunungan yang sangat tinggi, di beberapa tempat tertutup salju !" di pedalaman Irian. Salju itu sangat dekat ke khatulistiwa. Laporannya tak dipercaya di Eropa, padahal belum lama berselang diberitakan ada juga salju di Pegunungan Andes dekat khatulistiwa.

1624
Masih berkaitan dengan pekerjaan juga, pastor-pastor Jesuit merupakan orang-orang Eropa pertama yang melintasi Pegunungan Himalaya, tepatnya Mana Pass (pass = pelana/punggungan yang terentang antara dua puncak), dan Garhwal di India ke kawasan Tibet .

1760
Profesor de Saussure agaknya begitu jatuh cinta pada Mont Blanc di perbatasan Perancis-Italia, sehingga dia menawarkan hadiah besar bagi siapa saja yang dapat menemukan lintasan ke puncaknya, untuk penyelidikan ilmiah yang diimpikannya. Sayang tak ada yang tertarik, terutama karena keder terhadap naga-naga yang konon mbaurekso di puncak gunung tertinggi di Eropa Barat itu.

1786
Setelah beberapa percobaan gagal, Puncak Mont Blanc (4807 m) digapai manusia. Mereka adalah Dr.Michel-Gabriel Paccard dan seorang pandu gunung, Jacques Balmat. Puncak tertinggi di Alpen yang didaki sebelumnya adalah Lysjoch (4153m), tahun 1778.

1830
Alexander Gardiner melintasi Pelana Karakoram dari Sinkiang di Cina ke wilayah Kashmir di India.

1852
Ahli-ahli ukur tanah di India berhasil menentukan ketinggian Puncak XV, 8840 meter. Berarti puncak tertinggi di dunia, mengalahkan Puncak VIII (Kangchenjunga, 8598 m) yang sebelumnya dianggap paling tinggi. Puncak XV itu lalu diberi nama Everest (padahal aslinya orang Nepal menyebutnya Sagarmatha, atau Chomolungma kata orang Tibet ). Belakangan ketinggiannya dikoreksi, 8888 meter, lalu dikoreksi lagi menjadi 8848 meter, sampai sekarang.

1854
Batu pertama Zaman Keemasan dunia pendakian di Alpen, diletakkan oleh Alfred
Wills dalam pendakiannya ke Puncak Wetterhom (3708 m), cikal bakal pendakian
gunung sebagai olah raga.

1857
Alpine Club yang pertama berdiri, di Inggris.

1858
Ketinggian K2 (singkatan Karakoram nomer 2) terukur, 8610 meter, menggeser lagi kedudukan Kangchenjunga menjadi juara tiga.

1865
Dinding selatan Mont Blanc dipanjat untuk pertama kali lewat lintasan Old Brenva, menandai lahirnya panjat es (ice climbing). Sementara itu di Alpen bagian tengah, Edward Whymper dan enam rekannya berhasil menggapai Puncak Matterhorn (4474 m)di Swiss. Tetapi 4 anggota tim, yang saling terikat dalam satu tali, tewas dalam perjalanan turun, ketika salah seorang terpeleset jatuh dan menyeret yang lain. Musibah ini mengakhiri 11 tahun Zaman Keemasan. Tak urung lebih dari 180 puncak besar telah didaki dalam masa itu, sedikitnya satu kali, dan lebih dari setengahnya oleh orang-orang Inggris.

1874
WA Coolidge mendaki Puncak Jungfrau dan Wetterhorn di musim dingin, sehingga digelari Bapak Winter Climbing. Pada tahun 1870-an ini muncul trend baru, pendakian tanpa pemandu, yang segera menjadi ukuran kebanggaan di antara pendaki.

1878
Regu yang dipimpin Clinton Dent berhasil memanjat Aiguille du Dru di Perancis, memicu trend baru lagi, yaitu pemanjatan tebing-tebing yang tak seberapa tinggi namun curam dan sulit.
1883
WW Graham menjadi orang Eropa pertama yang mengunjungi Pegunungan Himalaya dengan tujuan mendaki gunung sebagai olahraga dan petualangan. Dia mendaki beberapa puncak rendah di kawasan Nanda Devi dan Sikkim India, bahkan konon berhasil mencapai Puncak Changabang (6864 m).

1895
Percobaan pertama mendaki gunung berketinggian di atas 8000 meter, Nanga Parbat (8125 m), oleh AF Mummery. Orang Inggris yang sering disebut Bapak Pendakian Gunung Modern ini hilang pada ketinggian sekitar 6000 meter.

1899
Ekspedisi Belanda pembuat peta di Irian menemukan kebenaran laporan Yan Carstensz, yang dibuat hampir 3 abad sebelumnya. Maka namanya diabadikan di situ.

1902
Percobaan pertama mendaki K2, oleh ekspedisi dari Inggris.

1907
Ekspedisi di bawah Tom Longstaff mendaki Trisul (7120 m), puncak 7000-an yang pertama. Longstaff adalah orang pertama yang mencoba penggunaan tabung oksigen dalam pendakian.

1909
Ekspedisi Persatuan Ahli Burung dari Inggris (BPUE) memasuki rawa-rawa sebelah selatan kawasan Carstensz. Dalam 16 bulan mereka kehilangan 16 orang anggota mati dan 120 sakit.

1910
Karabiner buat pertama kali dipakai dalam pendakian gunung, diperkenalkan oleh pemanjat-pemanjat dari Munich, Jerman Barat, diilhami oleh penggunaannya dalam pasukan pemadam kebakaran.

1912
Eks anggota ekspedisi BPUE 1090, Dr.AFR Wallaston, kembali ke Irian bersama C.Bodden Kloss, dengan 224 kuli pengangkut barang dan serdadu. Tiga jiwa melayang.

1921
George L.Mallory dkk. berhasil sampai di North Col Everest dalam perjalanan penjajagan mereka dari sisi Tibet .

1922
Usaha pertama mendaki Everest berakhir pada ketinggian 8320 meter di punggungan timur laut.

1924
Mallory dan Irvine yang kembali mencoba Everest, hilang pada ketinggian sekitar 8400 meter. Rekannya, Edward Norton, mencapai 8570 meter, rekor waktu itu, sendirian dan tanpa bantuan tabung oksigen.

1931
Schmid bersaudara mencapai Puncak Matterhorn lewat dinding utara, sekaligus melahirkan demam North Wall Climbing. Peningkatan taraf hidup di Inggris dan Eropa daratan pada umumnya, menimbulkan perubahan pola penduduk kota melewatkan waktu luangnya, menyebabkan populernya panjat tebing.

1932
Grivel memperkenalkan cakar es (crampoon) model 12 gigi, yang karena efektifnya tetap disukai hingga kini.

1933
Comici dari Italia memanjat overhang dinding utara Cima Grande Lavredo di kawasan Dolomite, Alpen Timur, menandai aid climbing yang pertama. Sekitar tahun ini pula sol sepatu Vibram ditermukan oleh Vitale Bramini.

1936
Dr.A.H.Colijn, manajer umum perusahaan minyak Belanda dekat Sorong, dan geolog DrJ.J.Dozy, menemukan bijih tembaga di kawasan dinding timur Gletser Moriane, tak jauh dari kawasan Carstensz, Irian.

1937
Bill Murray mengubah tongkat pendaki yang panjang menjadi kapak es, menandai
lahirnya panjat es modern.

1938
Dinding utara Eiger di Swiss akhirnya berhasil dipanjat, oleh tim gabungan Jerman Barat dan Austria, yang oleh Hitler diiming-imingi dengan medali emas olympiade. Dinding maut ini sebelumnya telah menelan cukup banyak korban, dan berlanjut hingga kini. .

1941
Ekspedisi Archbold 'menemukan' Lembah Baliem, kantung suku Dani dengan tingkat kebudayaan yang amat tinggi, di tengah belantara yang seolah tak berbatas dan tak tertembus. Irian kian jadi perhatian ilmuwan-ilmuwan dunia.

1949
Nepal membuka perbatasannya bagi orang luar.

1950
Tibet dicaplok Cina. Pendakian Himalaya dari sisi ini tak diperkenankan lagi. Maurice Herzog memimpin ekspedisi Perancis mendaki Annapurna (8091m), puncak 8000-an yang pertama, menandai awal 20 tahun Zaman Keemasan pendakian di Himalaya. Di Alpen, tali nilon mulai dipergunakan. Sebelumnya, tali serat tumbuhan hampir tak memiliki kelenturan, sehingga ada 'hukum' bahwa seorang leader tak boleh jatuh, sebab hampir pasti pinggangnya patah tersentak. Pakaian bulu angsa mulai membuat malam-malam di bivouac lebih nyaman.

1951
Don Whillan menemukan pasangannya, Joe Brown, duet pemanjat terkuat yang pemah dimiliki Inggris. Panjat bebas (free climbing) gaya Inggris menjadi tolok ukur dunia panjat tebing. Walter Bonatti dkk. menyelesaikan dinding timur Grand Capucin, awal aid climbing pada tebing yang masuk kategori big wall. Bermula di Inggris, terjadi Revolusi Padas. Tebing batu gamping ternyata tak serapuh yang selama itu disangka. Tebing-tebing granit dan batuan beku lainnya mendapat saingan.

1952
Herman Buhl solo di dinding timur laut Piz Badile di Swiss, dalam waktu 4 ½ jam. Inilah nenek moyang speed climbing. Rekor waktu pada rute tersebut, yang dibuat tahun 1937, 52 jam!

1953
Herman Buhl dkk. menggapai Puncak Nanga Parbat (8125 m), puncak 8000-an kedua yang didaki orang. Sir Edmund Hillary dari Selandia Baru dan Sherpa Tenzing Norgay yang tergabung dalam suatu ekspedisi Inggris, menjadi manusia-manusia pertama yang berdiri di puncak atap dunia, Everest.

1954
Ekspedisi Inggris sukses di Kangchenjunga, ekspedisi Perancis sukses di Makalu (8463 m). Di Alpen, Don Whillan dan Joe Brown mencatat dinding Barat Aiguille du Dru dalam 2 hari, rekor lagi.

1955
Walter Bonatti solo pilar barat daya du Dru 6 hari.

1956
Ekspedisi Jepang berhasil mendaki Manaslu (8163 m). Jepang segera menjadi salah satu negara besar dalam dunia pendakian di Himalaya .

1957
Herman Buhl dan tim Austria mencapai Puncak Broad Peak (8047 m), sekaligus mematok pendakian pertama gunung 8000-an dengan alpine tactic.

1958
Lapangan terbang perintis dibuka pada beberapa lokasi di Irian, membangkitkan semangat para pendaki gunung untuk menjajal Carstensz, sang perawan salju di khatulistiwa.

1960
Claudio Barbier dari Belgia solo ketiga dinding utara di Tre Cima Laverdo dalam 1 hari. Pertama kali speed climbing menggunakan teknik gabungan free dan aid climbing.
Helm mulai sering digunakan para pemanjat tebing. Harness menjadi wajib, menyusul kematian seorang pemanjat Inggris di Dolomite. Harness pertama yang diproduksi massal dan dijual untuk umum terbuat dari webbing, merek Tankey.

Tebing 48 Citatah mulai digunakan sebagai ajang latihan bagi pasukan Angkatan Darat kita.

1961
Ekspedisi dari Selandia Baru coba mendaki Carstensz Pyramide tapi mengalami kegagalan sebab keterlambatan dukungan logistik lewat jembatan udara.

1962
Puncak Cerstensz Pyramide akhirnya berhasil digapai oteh tim Heinrich Heiner. Juga Puncak Eidenburg didekatnya, oleh ekspedisi yang dipimpin oleh Phillip Temple. Awal pemakaian baut tebing di Alpen; Tebing pantai mulai diminati. Pemanjat Amerika Serikat mulai bicara di Alpen, diawali Hemmings dan Robbins yang menciptakan lintasan super sulit di dinding barat du Dru.

1963
Tim gabungan Inggris-AS memanjat dinding selatan Aiguille du Fou, hardest technical climbing di Alpen waktu ilu, dengan teknik-teknik aid climbing gaya AS. Kode etik dalam panjat tebing mulai banyak diperdebatkan di rumah-rumah minum. Pemanjatan solo pertama Eiger Nordwand, oleh Michel Darbellay, dalam satu hari.

Bonatti dan Zapelli menyantap mix climbing (ice dan rock) tersulit di Alpen, dinding utara Grand Pilier d'Angle di Mont Blanc . Seorang ahli gletser yang baru kembali dari Antartika berusaha mendaratkan pesawat terbangnya di di Puncak Jaya, dekat Carstensz. Untung angin kencang mengurungkan niatnya, sebab salju tebal di sana terlalu lunak sebagai landas pacu. Tapi buntutnya, dua pesawat DC 3 kandas di lereng utara dan selatannya, pada ketinggian sekitar 4300 meter.

1964
Ekspedisi Cina berhasil mendaki Shisha Pangma (8046 m)di Tibet, satu-satunya puncak 8000-an yang terletak diluar Nepal dan Pakistan (Karakoram). Beberapa pendaki Jepang serta 3 orang ABRI, Fred Athaboe, Sudarto dan Sugirin, yang tergabung dalam Ekspedisi Cendrawasih, berhasil mencapai Puncak Carstensz (4884m) di Irian. Dua perkumpulan pendaki gunung tertua lahir, Mapala Ul di Jakarta dan Wanadri di Bandung. Tahun ini dianggap awal sejarah pendakian gunung di Indonesia.

1965
Seratus tahun pendakian pertama Matterhorn diperingati dengan peliputan pendakian Hornli dkk. Oleh BBC/TV sampai ke puncak. Untuk pertama kalinya pendakian gunung maupun panjat tebing menjadi olahraga yang juga dapat 'ditonton' orang banyak. Robbins dan John Harlin dri AS bikin lintasan lurus di dinding barat du Dru, mendemonstrasikan keunggulan pemanjat AS dalam pemanjatan panjang dan berat. Pemerintah Nepal menutup pendakian Himalaya di wilayahnya.

1967
Revolusi bagi para pemanjat es. Chouinnard memperkenalkan kapak es berujung lengkung, dan McInnes menawarkan jenis Terodactyl. Lahirnya sekrup es berbentuk pipa meningkatkan standar pemanjatan ice climbing. Penggunaan tali kernmantle dipelopori oleh Inggris.

1968
Nafas segar bagi para pendaki, sejumlah lapangan terbang milik misi Katolik dibuka (Ji Irian. Tapi dasar sial, hampir bersamaan dengan itu Pemerintah Rl tidak lagi mengeluarkan izin pendakian di kawasan Carstensz.

1969
Reinhold Messner keluar dari pertapaannya di tebing-tebing Alpen Timur, meluruk ke barat, menyikat dinding es raksasa tes Drotes dalam waktu 81/2 jam solo, membuyarkan rekor sebelumnya, 3 hari.

Pemanjat-pemanjat Jepang mulai membanjiri pasaran di Alpen, antara lain bikin lintasan baru di Eiger.

Sensus yang dilakukan British Mountaineering Club (BMC) mengatakan, ada 45.000 pemanjat dan 500.000 walkers, di Inggris saja.

Nomer perdana majalah 'Mountain' beredar, menjadi media pendaki gunung dan pemanjat tebing pertama yang beredar luas dalam bahasa Inggris, sehingga banyak mempengaruhi perkembangan lewat perdebatan dan opini.

Pemerintah Nepal membuka kembali wilayahnya bagi pendakian Himalaya , dengan beberapa peraturan baru dan membatasi pendakian pada puncak-puncak yang terdaftar dalam permitted peaks saja. Agen-agen trekking komersial tumbuh dan berjibun seperti kutu yak, menggelitik kelompok-kelompok kecil dari luar 'main-main' di Himalaya dengan mudah dan murah.

Soe Hok Gie dan ldhan Lubis gugur di Gunung Semeru, terkena gas beracun.

1970
Dinding Selatan Annapurna dirambah tim Inggris, menggunting pita pembukaan era pendakian jalur-jalur sulit di gunung-gunung besar. Tingkat kesulitan lintasan menjadi lebih penting dari pada sekedar mencapai puncak. Ini tak lepas dari kian canggihnya perlengkapan panjat es, kecepatan pemanjatan meningkat drastis.

Di Alpen artificial climbing tambah populer dan kaya teknik. Kurang lebih tahun ini pula lahir cabang panjat dinding. Tebing buatan yang pertama dikenal orang kemungkinan besar didirikan di Universitas Leeds ,Inggris. Perancangnya Don Robinson, yang kemudian juga merancang dinding panjat di Acker's Trust, Birmingham , dinding panjat pertama yang diklaim mampu menampung segala pegangan, pijakan dan gerakan panjat tebing, sekaligus menawarkan bentuk sculpture yang artistik.

Sejalan dengan itu, bentuk-bentuk latihan terpisah dalam panjat tebing mulai menggema. Salah seorang pelopornya ialah Pete Livesey, pemanjat yang juga pecinta speleologi dan olahraga kano , serta punya dasar di atletik sebagai pelari. Pete tahu benar pentingnya latihan spesifik bagi jenis-jenis olahraga tersebut. Dan dia mencoba menerapkan prinsip yang sama pada panjat tebing. Pelan tapi pasti, panjat tebing mulai dipandang lebih sebagai kegiatan atletis, ketimbang sekedar 'hura-hura di tebing'. Tak lagi memadai semboyan 'best training for climber is climbing', apalagi hanya dengan memupuk kejantanan lewat gelas-gelas bir, seperti yang selama & dianut.

1971
Kawasan Carstensz kembali dibuka untuk pendakian, segera diserbu oleh ekspedisi-ekspedisi dari Australia, Jerman, AS, bahkan Hongkong. Tahun ini pula Mapala UI berhasil mencapai Puncak Jaya, antara lain oleh Herman O. Lantang dan Rudy Badil, orang-orang sipil Indonesia pertama.

1972
Untuk pertama kalinya panjat dinding masuk dalam jadwal olimpiade, yaitu didemonstrasikan dalam Olympiade Munich.

1974
Pasangan Reinhold Messner dan Peter Habeler mendaki Hidden Peak (8068 m) di Karakoram, 3 hari dengan Alpine push, kemudian memecahkan rekor kecepatan Eiger, 10 jam.
1975
Ekspedisi dari Jepang menjadi tim wanita pertama yang menjejakkan Puncak Everest. Sementara itu Cina mengirimkan tim pertamanya, dari punggungan timur laut.

Perlengkapan panjat es kian lengkap, lalu ramalan cuaca kian akurat dengan intervensi komputer. Akibatnya, seolah tak ada lagi pelosok Alpen yang terpencil. Namun, bercak-bercak kapur magnesium mulai terasa merisihkan tebing-tebing di Inggris dan Eropa daratan, kebanyakan dituduhkan sebagai ulah pemanjat-pemanjat 'hijau', yang mengobral magnesium pada lintasan-lintasan yang seharusnya bisa dilampaui tanpa bubuk itu.

1976
Harry Suliztiarto tak sanggup lagi menahan obsesinya, dengan tali nilon dia mulai latihan panjat memanjat di Citatah, dan dibelay oleh pembantu rumahnya. Patok pertama panjat tebing modern di Indonesia.

1977
Skygers Amateur Rock Climbing Group didirikan di Bandung oleh Harry Suliztiaito, Agus Resmonohadi, Heri Hermanu, Deddy Hikmat. Inilah awal tersebarnya kegiatan panjat tebing di Indonesia.

Ekspedisi Selandia Baru coba mendaki Everest tanpa bantuan sherpa. Mereka Cuma sampai South Col , tapi mereka mereka seolah memukul gong yang gaungnya merantak ke mana-mana, 'ekspedisi berdikari'. Yang pro mengganggapnya sebagai kejujuran yang wajib, yang kontra melecehkannya sebagai kesia-siaan yang konyol. Perdebatan tak selesai hingga kini.

1978
Messner & Habeler menggegerkan dunia kangouw Himalaya dengan pendakian Everest tanpa bantuan tabung oksigen. Tambah geger ketika Messner bersolo karier di Nanga PQrtied dalam waktu 12 hari. Pendakian solo ini oleh banyak pakar dianggap lebih penting daripada pendakian tanpa oksigennya.

Pemerintah Nepal menambahkan beberapa permitted peaks.

Dua pendaki Mapala UI, di antaranya Hadidjojo, menjajaki base camp Everest dari sisi selatan.

1979
Harry Suliztiarto memanjat atap Planetarium, Taman Ismail Marzuki.

1980
Tebing Parang untuk pertama kalinya oleh tim ITB, di bawah pimpinan Harry Sulisztiarto. Wanadri untuk pertamakalinya menyelenggarakan ekspedisi ke Carstensz di Pegunungan Jayawijaya. Skygers menyelenggarakan sekolah panjat tebing untuk pertama kalinya. Sampai kini belum ada lagi kelompok yang membuat pendidikan panjat tebing untuk umum seperti ini.

Pemerintah Nepal membuka kesempatan pendakian musim dingin, di samping musim semi dan musim gugur. Kian banyak kaki meratakan jalan-jalan setapak dipelbagai pelosok Himalaya , kikan tinggi sampah menumpuk di sana-sini. Sebagai gantinya, konon mata uang asing makin deras mengalir ke sana . Tapi siapa yang tambah kaya?

1981
Dua ekspedisi Indonesia sekaligus di dinding Selatan Carstensz, Mapala Ul dan ITB. Salah seorang anggota tim Mapala Ul, Hartono Basuki, gugur di sini. Jayagiri dari Bandung mengirimkan Danardana mengikuti sekolah pendaki gunung di Glenmore Lodge, Skotlandia, dilanjutkan pendakian Matterhorn di Swiss.

1982
Jayagiri kembali mengirimkan orang, Irwanto, ke sekolah pendakian di ISM, Swiss, dilanjulkan ekspedisi 4 orang ke Mont Blanc di Perancis, dan Matterhorn serta Monte Rosa di Swiss.

Ahmad dari kelompok Gideon Bandung tewas terjatuh di Tebing 48 Citatah, korban pertama panjat tebing di Indonesia .

1984
UGM (Mapagama) mengirimkan Tim Ekspedisi Gajah Mada ke Irian Jaya. Tim panjatnya, Gendon Bandono, bersama Ahmad Rizali dari Mapala UI berhasil mencapai puncak Carstensz Pyramide melalui jalur normal.

Tebing Lingga di Trenggalek, Jawa Timur, serta tebing pantai Uluwatu di Bali, berhasil dipanjat oleh kelompok Skygers bersama GAP (Gabungan Anak Petualang) dari Surabaya.

1985
Tebing Serelo di Lahat, Sumatra Selatan, berhasil dipanjat oleh tim yang menamakan dirinya Ekspedisi Anak Nakal. Ekspedisi Mapala Ul gagal mencapai Puncak Chulu West (6584 m) di Himalaya , Nepal . Ekspedisi Jayagiri gagal memanjat Eiger Nordwand.

1986
Kelompok gabungan Exclusive berhasil memanjat Tebing Bambapuang di selatan Toraja, Sulawesi Selatan.

Ketompok UKL (Unit Kenal Lingkungan) Univeritas Pajajaran Bandung memanjat tebing Gunung Lanang di Jawa Timur.

Pemanjat-pemanjat Jayagiri Bandung merampungkan Dinding Ponot di air terjun Sigura-gura, Sumatera Utara.

Ekspedisi Jayagiri mengulang pemanjatan Eiger, berthasil, menciptakan lintasan baru. Mapala Ul mengirimkan ekspedisi ke Puncak Kilimanjaro (5895 m) di Afrika antara lain Don Hasman.

Kompetisi panjat tebing pertama di dunia diselenggarakan di Uni Soviet, di tebing alam, dan sempat ditayangkan juga oleh TVRI.

Patrick Morrow, pendaki dan fotografer Kanada yang kelak mempopulerkan ide mendaki Seven Summits, mendaki Carstensz Pyramid bersama Adiseno dari Mapala UI. Ini puncak terakhir dari rangkaian Seven Summits yang didaki Pat Morrow.

Di tempat lain, milyuner asal Texas bernama Dick Bass juga merintis Seven Summits dalam versi berbeda. Dia menganggap Kosciusko (2230 m) di Australia sebagai bagian dari Seven Summits, bukannya Carstesz Pyramid.

Tahun ini pula, bersamaan dengan EXPO di Vancouver, Kanada, Pat Morrow menemani Norman Edwin, Adiseno, dan Tituz Pramono dari Mapala UI untuk memanjat puncak granit Bugaboo Spire (3186 m), salah satu puncak terpopuler Kanada yang terletak di kawasan British Columbia.

Mapala UI berlatih di Carstensz dengan ketuanya Adi Seno. Kelak, Mapala UI meneruskan tradisi latihan di Carstensz ini nyaris secara reguler. Beberapa tim yang datang ke sana antara lain dipimpin Handiman Rico (Koko), lalu oleh tim yang dipimpin Aloysius Febrian (Dedi).

1987
Empat Anggota Ekspedisi Aranyacala Universitas Trisakti tewas diserang Gerombolan Pengacau Irian dalam perjalanan menuju Jayawaijaya.

Ekspedisi Wanadri menyelesaikan pemanjatan Tebing Batu Unta di Kalimantan Barat.

Kelompok Trupala memanjat tebing Bukit Gajah di Jawa Tengah. Sepikul di Jawa Timur disantap Skygers.

Ekspedisi Wanita Indonesia Mendaki Himalaya ke lmja Tse, Himalaya , hamper bersamaan dengan dua anggota Ekspedisi Jayagiri Saddle Marathon yang sedianya berambisi memanggul sepeda ke puncak namun terhadang birokrasi Nepal . Di Afrika, ekspedisi sepeda ini berhasil mencapal puncak tertingginya, Kilimanjaro (5895 m) dan Mount Kenya (5199 m, tanpa sepeda).

Ekspedisi Wanadri gagal mencapai Puncak Vasuki Parbat (6792 m) di Garhwal Himalaya , India .

Adi Seno: "Vasuki Parbat merupakan seri pertama ekspedisi atas biaya Sampoerna yang didapat oleh Wanadri. Dari Mapala UI ada dua orang yang ikut, saya dan Rudi Badil (Kompas). Saya ke base camp mereka dan terus ikut naik sampai Camp III , dimana akhirnya Ogun dkk mencoba ke puncak tapi gagal karena tali habis dan badai datang. Kita semua pulang bareng dgn selamat."

Lomba panjat tebing pertama di Indonesia dilaksanakan di tebing pantai Jimbaran

di Bali.

1988
Dinding panjat buatan pertama kali diperkenalkan di Indonesia, dibawa oleh 4 atlet pemanjat Prancis yang diundang atas kerjasama Kantor Menpora dengan Kedubes Perancis di Jakarta. Mereka juga sempat memberikan ilmu lewat kursus singkat kepada pemanjat-pemanjat kita. Bersamaan, lahir Federasi Panjat Gunung & Tebing Indonesia, diketuai Harry Suliztiarto.

Untuk pertama kalinya disusun rangkaian kejuaraan untuk memperebutkan Piala Dunia Panjat Dinding yang direstui dan diawasi langsung oleh UIAA (badan Internasional yang membawahi federasi-federasi panjat tebing dan pendaki gunung), diawali dengan kejuaraan di Snowbird , Utah , AS.

Ekspedisi panjat tebing pertama yang dilakukan sepenuhnya oleh wanita, Ekspedisi Putri Parang Aranyacala, Tower III. Sedangkan kelompok putranya memanjat Tebing Gunung Kembar di Citeureup, Bogor .

Ekspedisi UKL Unpad Bandung di Batu Unta, Kalbar, kehilangan satu anggotanya, Yanto Martogi Sitanggang jatuh bebas. Speed climbing pertama di Indonesia dilakukan oleh Sandy & Jati, di dinding utara Parang, 3 jam. Sekaligus merupakan pemanjatan big wall pertama tanpa menggunakan alat pengaman sama sekali, keduanya hanya dihubungkan dengan tali.

Lomba panjat 'tebing buatan' pertama dilakukan di Bandung, mengambil dinding gardu listrik.

Ekspedisi Wanadri berhasil menempatkan 3 pendakinya di Puncak Pumori (7145 m) di Himalaya , Nepal , disusul pasangan Hendricus Mutter dan Vera dari Jayagiri mendaki Imja Tse (6189 m), tanpa bantuan sherpa.

Lalu di Alpen, Ekspedisi Jayagiri Speed Climbing gagal memenuhi target waktu 2 hari pemanjatan dinding utara Eiger, mulur menjadi 5 hari. Sedangkan ekspedisi dari Pataga Jakarta berhasil menciptakan lintasan baru di dinding yang sama.

Di Yosemite, AS, Sandy Febyanto dan Jati Pranoto dari Jayagiri memanjat Tebing Half Dome (gagal memecahkan retor John Bachar & Peter Croft 4,5 jam) dan Tebing El Capitan (gagal memecahkan rekor 10,5 jam).

Mapala Ul mendaki Chimborazo (6267 m) dan Cayambe (gagal) di Pegunungan Andes , Ekuador (Amerika Selatan). Anggota tim adalah Adi Seno (ketua ekspedisi), Tantyo Bangun, alm. Didiek Samsu, Aloysius Febrian (Dedi), dan Setyo Ramadi.

1989
Awal tahun dunia panjat tebing Indonesia merunduk dilanda musibah, gugurnya salah satu pemanjat terbaik Indonesia, Sandy Febyanto, jatuh di Tebing Pawon, Citatah. Tapi tak lama, semangat almarhum seolah justru menyebar ke segala penjuru, memacu pencetakan prestasi panjat tebing di Bumi Pertiwi ini.

Tim Panjat Tebing Yogyakrta/TPTY melakukan ekspedisi ke Dinding Utara Carstensz tetapi gagal mencapai puncak secara direct, namun jalur normal Carstensz berhasil dipanjat sebelumnya.

Kembali kawasan Citeureup dirambah anak Aranyacala, kali ini Tebing Rungking. Arek-arek Young Pioneer dari Malang memanjat tebing Gajah Mungkur di seputaran dalam kawah Gunung Kelud. Kemudian tim Jayagiri dalam persiapannya ke Lhotse Shar di Nepal, mematok target memanjati semua pucuk-pucuk tebing sekeliling kawah Kelud tadi, tapi tak berhasil. Ekspedisi Lhotse Shar itu sendiri batal berangkat.

Tebing Uluwatu dipanjat ekspedisi putri yang kedua, dari Mahitala Unpar.

Kelompok MEGA Universitas Terumanegara melakukan Ekspedisi Marathon Panjat Tebing, beruntun di tebing-tebing Citatah, Parang, Gajah Mungkur, dan berakhir di Uluwatu, dalam waktu hampir sebulan, marathon panjat tebing pertama di Indonesia . Ekspedisi Putri Lipstick Aranyacala dia Bambapuang, tapi musibah menimpa sebelum puncak tergapai. Ali Irfan Batubara, fotografer tim, tewas tergelincir dari ketinggian.

Tahun ini tercatat tak kurang dari sepuluh kejuaraan panjat dinding diselenggarakan di Indonesia . Beberapa yang besar antara lain di Universitas Parahyangan Bandung , Universitas Trisakti Jakarta, ISTN Jakarta, di Markas Kopassus Grup I Serang, dua kali oleh Trupala SMA-6 (di Balai Sidang dan Ancol), lalu SMA 70 Bulungan Jakarta, kelompok KAPA FT Ul, Geologi ITB.

Mapala Ul bikin dua ekspedisi, Mount Cook (3764 m) di Selandia Baru dan Puncak McKinley (6149 m) di Alaska.

Yang mencapai puncak Mount Cook adalah Sugiono Soetedjo (ketua ekspedisi), Umar Farouk, dan satu pendaki lagi. Sementara Diah Bisono dan Keplek menunggu dan lantas bertemu pendaki sekaligus pemandu terkemuka, Eric Simondson.

Nama yang terakhir ini orang AS, yang di lain kesempatan menemani Gunawan Ahmad (Ogun) dari Wanadri dalam Ekspedisi Khancenjunga di Himalaya. Eric pula yang di akhir '90-an menemukan jenazah George Mallory di Everest. Di McKinley, keempat pendaki Mapala UI mencapai puncak: Sugiono Soetedjo, alm. Didiek Samsu,
Alloysius Febrian, dan alm. Norman Edwin.

Empat anggota Wanadri termasuk Ogun mengikuti kursus pendakian gunung es di Rainier Mountaineering Institute di AS, dilanjutkan dengan bergabung dengan ekspedisi AS ke Kangchenjunga di Himalaya. Tajuknya saat itu Ekspedisi Sampoerna.

Di Alpen, Ekspedisi Wanita Alpen Indonesia berhasil pula merampungkan misinya, mendaki 5 puncak tertinggi di 5 negara Eropa, Mont Blanc (4807m, Perancis), Grand Paradiso (4601 m, Italia), Marts Rosa (4634 m, Swiss), Grossgiockner (3978m, Austria) dan Zugsptee (2964 m, Jerman Barat).

Akhir tahun ini ditutup dengan gebrakan Budi Cahyono melakukan pemanjatan solo di Tower III Tebing Parang. Artificial solo climbing pada big wall yang pertama di Indonesia.

1990
Mapala UI menggelar ekspedisi dan berhasil mencapai puncak ke Mt. Elbrus (5642m) di Pegunungan Kaukasus, Georgia. Ini rangkaian dari program Seven Summits setelah Carstensz Pyramid, Kilimanjaro, dan McKinley. Keempat anggota tim adalah Norman Edwin, Didiek Samsu, Alloysius Febrian, dan Sugiono Soetedjo. Setelah Elbrus, tiga puncak lagi yang disasar adalah Aconcagua , Vinsson Masif, dan Everest.

Di Carstensz, Didiek Samsu dari Mapala UI mencetak rekor tercepat sampai saat itu. Base Camp di Lembah Danau-Danau ke puncak ditempuhnya dalam 10 jam. Didiek mendaki Carstensz menemani pendaki Belanda yang mengejar Seven Summits, Ronald Naar.

1991
Aryati menjadi wanita Asia pertama yang berhasil menjejakkan kakinya di Puncak Annapurna IV, Himalaya, pada Ekspedisi Annapurna Putri Patria Indonesia.

Tim Srikandi Tim Panjat Tebing Yogyakarta (6 orang) membuat jalur di Bukit Tanggul, Tulung Agung, Jawa Timur.

1992
Dunia petualangan Indonesia kembali berduka karena kehilangan dua orang terbaiknya, Norman Edwin dan Didiek Syamsu, anggota Mapala UI tewas diterjang badai di Gunung Aconcagua, Argentina. Tiga anggota tim lainnya adalah Rudi Nurcahyo, Fayez, dan Dian Hapsari.

Beberapa waktu kemudian, dua anggota Mapala UI menyelesaikan pendakian Aconcagua yaitu Ripto Mulyono dan Tantyo Bangun. Seven Summits ke-5 untuk Mapala UI. Tinggal dua yang belum: Everest dan Vinson Massif .

Ekspedisi Pemanjat Putri Indonesia menjejakkan kakinya di Puncak Tebing Cima Ovest, Tre Cime, Italia.

Ekspedisi Putri Khatulistiwa Tim Panjat Tebing Yogyakarta memanjat dinding utara Bukit Kelam, Sintang, Kalimantan Barat.

Adi Seno dan Budi Cahyono ke Carstensz tahun 1992 bulan Mei. Bertemu dua pemanjat dari Eropa Timur.

Adi Seno: "Saat turun Budi memungut helm mereka, karena helm mereka Petzl, mahal banget. Saya jatuhkan di puncak Carstensz ketika dipakai untuk menggali snow hole. Kita bermalam di puncak. Saya punya foto Budi di puncak ketika tiba malam, dia yang simpan. Teman-teman dari Wanadri, Jojo teman saya ke Vasuki Parbat tahun 1987 (Juni) tidak percaya saya sampai di atas sana ."

"Kami manjat dua hari. Hari pertama kemah di teras besar. Hari kedua sampai di puncak pukul 18.00 waktu setempat. Bermalam karena jalan turun lewat rute normal yang saya pernah lewati dua kali sebelumnya (1984 dan 1986) tidak terlihat. Besoknya kita turun rapelling dan meninggalkan anchor di puncak tali. Sebuah webbing kuning, (mustinya Agung, Zainal, Rully dkk lihat karena selanjutnya mereka yang ke puncak).

Rute tersebut di pesawat pulang ke Jakarta disepakati oleh Budi Cahyono, atas usul saya, untuk dinamai rute Norman Edwin yang tahun itu meninggal di Aconcagua . Ini mencontoh rute sulit di Eiger yang diberi nama pendaki Amerika terkemuka, yang tewas saat mencoba membuat rute. Cerita ini ada di TRAS edisi tahun 1993."

1993
Mapala UI berekspedisi dan berlatih untuk kesekian kali ke Carstensz. Satu tim (Zainal, Agung, Rully) membuat jalur direct, memanjat Carstensz Pyramid dan kelak jalur ini diberi nama Didiek Samsu. Satu tim lagi (Sapto, Hariyono, Cholik, dll) mendaki lewat rute normal. Tim pimpinan M. Fayez ini juga mendaki puncak-puncak lain di kawasan itu, sekaligus melakukan penelitian terhadap fungsi faal manusia di ketinggian, melibatkan unsur medis dari Jakarta .

Bulan Desember, Adi Seno dan Diah Bisono berusaha ke Mount Cook lewat jalur pendakian pertama. Tapi lantas memustuskan kembali setibanya di gletser.

1994
Ekspedisi Mapala UI memanjat tebing-tebing di Trenggalek dan Pacitan.

1995
Adi Seno bersama Patrick dan Baiba Morrow mendaki 21 gunung di atas ketinggian 3000 meter di Jepang. Mereka menyeberangi Pulau Honsyu dari Laut Jepang sampai Laut Pasifik sambil mendaki marathon.

1996
Dua guide profesional, Scott Fischer dari San Francisco (AS) dan Rob Hall dari Selandia Baru tewas saat terjadi musibah di Everest. Jon Krakauer, anggota tim yang juga reporter Majalah Outside, menuliskan tragedi ini ke dalam buku yang lantas menjadi best seller, Into Thin Air, dan juga difilmkan.

Mapala UI sekali lagi menyatroni Trenggalek, Jawa Timur. Kali ini giliran Watu Lingga yang batuan andhesit-nya rapuh.

Para pemanjat di acara Temu Wicara dan Kenal Medan Mahasiswa Pencinta Alam Indonesia (TWKM) membuat beberapa jalur sport climbing di Tebing Lazila, Buton ( Sulawesi Tenggara).

1997
Clara Sumarwati membuat kontroversi dalam pendakiannya di Everest, puncak tertinggi di Pegunungan Himalaya. Banyak pihak yang meragukan kedua kakinya telah menjejak puncak tertinggi di dunia itu.

Pratu Asmujiono anggota pendaki dari Kopassus menjadi orang pertama Indonesia yang menjejakkan kakinya di puncak tertinggi Himalaya , Everest. Asmujiono berangkat bersama tim Ekpedisi Everest Indonesia yang merupakan gabungan anggota Kopassus dan pendaki sipil lainnya. Tiga pendaki Mapala UI terlibat dalam ekspedisi ini. Rudi Nurcahyo mendaki dari sisi selatan, Ripto Mulyono dari sisi utara, dan ada pula Adiseno.

Ekspedisi Putri Mapala UI merampungkan pemanjatan Bambapuang di Sulawesi Selatan. Anggotanya adalah Andi Purnomowati, Maya, Nadira, Dian, dan Ita.

1999
Tebing Lawe di Banjarnegara (Jawa Tengah) dipanjat oleh Mapala UI.

2002
Tebing Dolok Simarsolpa di Sumatera Utara dipanjat oleh beberapa anggota Mapala UI bersama pemanjat setempat. Simarsolpa berbatu andhesit setinggi 250 meter.

Anatoly Boukreev, seorang mountaineer berkebangsaan Rusia yang terkemuka di Himalaya, konsultan pada Ekspedisi Indonesia ke Everest pada tahun 1997, tewas tertimpa avalanche di Annapurna.

2003
Ekspedisi Mapala UI memanjat tebing Gunung Krakatau di Selat Sunda. Sekitar tahun ini pula Mapala UI merintis jalur baru untuk mendaki puncak Gunung Raung (Jawa Timur) yang sesungguhnya. Di Jawa Barat, tebing Sela-Rumpang di Taman Nasional Gede Pangrango dijajal oleh beberapa pemanjat Mapala UI dengan izin khusus.

Ekspedisi Aranyacala Trisakti ke Mount Cook di Selandia Baru gagal pada percobaan pertama. Sembilan pendaki diselamatkan oleh SAR setempat.

2004
Patrick Berhault meninggal jatuh di Dom, puncak tertinggi Swiss, dalam rangka memanjat semua tebing gunung 4000 meter di Alp. Rencananya selama tiga bulan dia manjat semua 4000 meter, dan jika berhasil di DOm itu berarti puncak yang ke-65!
Kejadiannya 29 April. Berhault pernah manjat di Indonesia bersama Corinne Labrun. Dia juga yang ikut membangunkan FPTGI, cikal bakal FPTI.








PERJALANAN / PENDAKIAN GUNUNG




Mendaki gunung adalah suatu olah raga keras, penuh petualangan dan membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan serta daya juang yang tinggi. Bahaya dan tantangan merupakan daya tarik dari kegiatan ini. Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan diri dan untuk bisa menyatu dengan alam. Keberhasilan suatu pendakian yang sukar, berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan diri sendiri.

Di Indonesia, kegiatan mendaki gunung mulai dikenal sejak tahun 1964 ketika pendaki Indonesia dan Jepang melakukan suatu ekspedisi gabungan dan berhasil mencapai puncak Soekarno di pegunungan Jayawijaya, Irian Jaya (sekarang Papua). Mereka adalah Soedarto dan Soegirin dari Indonesia, serta Fred Atabe dari Jepang. Pada tahun yang sama, perkumpulan-perkumpulan pendaki gunung mulai lahir, dimulai dengan berdirinya perhimpunan penempuh rimba dan pendaki gunung WANADRI di Bandung dan Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) di Jakarta, diikuti kemudian oleh perkumpulan-perkumpulan lainnya di berbagai kota di Indonesia.






JENIS PERJALANAN / PENDAKIAN



Mountaineering dalam arti luas adalah suatu perjalanan, mulai dari hill walking sampai dengan ekspedisi pendakian ke puncak-puncak yang tinggi dan sulit dengan memakan waktu yang lama, bahkan sampai berbulan-bulan.
Menurut kegiatan dan jenis medan yang dihadapi, mountaineering terbagi menjadi tiga bagian :

1. Hill Walking / Fell Walking
Perjalanan mendaki bukit-bukit yang relatif landai dan yang tidak atau belum membutuhkan peralatan-peralatan khusus yang bersifat teknis.

2. Scrambling
Pendakian pada tebing-tebing batu yang tidak begitu terjal atau relatif landai, kadang-kadang menggunakan tangan untuk keseimbangan. Bagi pemula biasanya dipasang tali untuk pengaman jalur di lintasan.

3. Climbing
Kegiatan pendakian yang membutuhkan penguasaan teknik khusus. Peralatan teknis diperlukan sebagai pengaman. Climbing umumnya tidak memakan waktu lebih dari satu hari.

Bentuk kegiatan climbing ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Rock Climbing
Pendakian pada tebing-tebing batu yang membutuhkan teknik pemanjatan dengan menggunakan peralatan khusus.
b. Snow & Ice climbing
Pendakian pada es dan salju.

4. Mountaineering
Merupakan gabungan dari semua bentuk pendakian di atas. Waktunya bisa berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Disamping harus menguasai teknik pendakian dan pengetahuan tentang peralatan pendakian, juga harus menguasai manajemen perjalanan, pengaturan makanan, komunikasi, strategi pendakian, dll.

KLASIFIKASI PENDAKIAN

Tingkat kesulitan yang dimiliki setiap orang berbeda-beda, tergantung dari pengembangan teknik-teknik terbaru. Mereka yang sering berlatih akan memiliki tingkat kesulitan / grade yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang baru berlatih.

Klasifikasi pendakian berdasarkan tingkat kesulitan medan yang dihadapi (berdasarkan Sierra Club) :
Kelas 1 : berjalan tegak, tidak diperlukan perlengkapan kaki khusus (walking).
Kelas 2 : medan agak sulit, sehingga perlengkapan kaki yang memadai dan penggunaan tangan sebagai pembantu keseimbangan sangat dibutuhkan (scrambling).
Kelas 3 : medan semakin sulit, sehingga dibutuhkan teknik pendakian tertentu, tetapi tali pengaman belum diperlukan (climbing).
Kelas 4 : kesulitan bertambah, dibutuhkan tali pengaman dan piton untuk anchor/penambat (exposed climbing).
Kelas 5 : rute yang dilalui sulit, namun peralatan (tali, sling, piton dll), masih berfungsi sebagai alat pengaman (difficult free climbing).
Kelas 6 : tebing tidak lagi memberikan pegangan, celah rongga atau gaya geser yang diperlukan untuk memanjat. Pendakian sepenuhnya bergantung pada peralatan (aid climbing).

SISTEM PENDAKIAN

1. Himalayan System, adalah sistem pendakian yang digunakan untuk perjalanan pendakian panjang, memakan waktu berminggu-minggu. Sistem ini berkembang pada pendakian ke puncak-puncak di pegunungan Himalaya. Kerjasama kelompok dalam sistem ini terbagi dalam beberapa tempat peristirahatan (misalnya : base camp, flying camp, dll). Walaupun hanya satu anggota tim yang berhasil mencapai puncak, sedangkan anggota tim lainnya hanya sampai di tengah perjalanan, pendakian ini bisa dikatakan berhasil.
2. Alpine System, adalah sistem pendakian yang berkembang di pegunungan Alpen. Tujuannya agar semua pendaki mencapai puncak bersama-sama. Sistem ini lebih cepat, karena pendaki tidak perlu kembali ke base camp, perjalanan dilakukan secara bersama-sama dengan cara terus naik dan membuka flying camp sampai ke puncak.

PERSIAPAN BAGI SEORANG PENDAKI GUNUNG

Untuk menjadi seorang pendaki gunung yang baik diperlukan beberapa persyaratan antara lain:

1. Sifat mental.
Seorang pendaki gunung harus tabah dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan di alam terbuka. Tidak mudah putus asa dan berani, dalam arti kata sanggup menghadapi tantangan dan mengatasinya secara bijaksana dan juga berani mengakui keterbatasan kemampuan yang dimiliki.

2. Pengetahuan dan keterampilan
Meliputi pengetahuan tentang medan, cuaca, teknik-teknik pendakian pengetahuan tentang alat pendakian dan sebagainya.

3. Kondisi fisik yang memadai
Mendaki gunung termasuk olah raga yang berat, sehingga memerlukan kondisi fisik yang baik. Berhasil tidaknya suatu pendakian tergantung pada kekuatan fisik. Untuk itu agar kondisi fisik tetap baik dan siap, kita harus selalu berlatih.

4. Etika
Harus kita sadari sepenuhnya bahwa seorang pendaki gunung adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang berlaku yang harus kita pegang dengan teguh. Mendaki gunung tanpa memikirkan keselamatan diri bukanlah sikap yang terpuji, selain itu kita juga harus menghargai sikap dan pendapat masyarakat tentang kegiatan mendaki gunung yang selama ini kita lakukan.






TIPS MEMILIH SEPATU DALAM KEGIATAN ALAM TERBUKA




Sebelum kita memutuskan untuk membeli sepatu baru ada baiknya kita memperhatikan tips-tips di bawah ini:

1. Pertimbangkan dengan Jenis Perjalanan yang akan Kita Lakukan
Mulai dengan mencari sepatu boot atau sepatu trekking yang tepat dengan melihat kategori / karakter medan yang paling cocok dengan rencana perjalanan kita. Secara umum sepatu outdoor bisa dibagi dalam 3 kategori dasar, yaitu :

a. Sepatu untuk pendakian ringan – Sepatu ini di desain untuk perjalanan sangat pendek seperti pendakian sehari atau aktivitas semalam saja. Sepatu tersebut menitik beratkan pada tingkat kenyamanan seperti penggunaan bantalan pelindung,dan bahan yang breathable (mempunyai kemampuan bernafas-mengeluarkan uap panas dari dalam sepatu).

b. Sepatu untuk pendakian sedang – Sepatu ini di desain untuk aktivitas pendakian dengan beban pendaki yang ringan sampai cukup. Sepatu ini lebih tangguh dan bisa menyangga / menahan beban yang dipikul dari pada sepatu ringan, sepatu ini cocok untuk perjalanan yang pendek sampai sedang pada medan yang mudah sampai cukup berat.

c. Sepatu untuk pendakian berat / sepatu khusus Mountaineering – Sepatu boot ini didesain untuk di medan berat dan dengan beban pendaki yang sedang sampai berat. Bentuknya tinggi, bisa menyangga kaki, dan bisa melindungi kaki dan pergelangan kaki. Sepatu ini didesain bagi aktivitas berhari-hari / berminggu-minggu. Sepatu ini sangat tangguh dan kaku bahkan beberapa diantaranya cocok untuk penggunaan crampon (untuk sepatu salju atau es), sehingga sepetu ini sangat melindungi dan menunjang untuk aktivitas mountaineering.


2. Pertimbangkan Masalah Bahan
Bahan yang dipergunakan dalam pembuatan sepatu bIoot atau tIrekking akan berpengaruh terhadap berat, kemampuan bernafas / breathability-nya, kekuatannya serta ketahanannya terhadap air. Berdasarkan bahan yang dipakainya, sepatu boot dibagi atas :

a. Sepatu dengan Bahan Nylon Mesh dan Potongan Kulit - Kelebihan sepatu jenis ini yaitu ringan sehingga bisa mengurangi beban, cenderung empuk di kaki, cepat dalam membukanya, harganya relatif lebih murah dan bisa bernafas (breathable), menjadikannya cocok dipakai pada cuaca hangat sampai sedang, cepat kering di kala basah dan cocok untuk perjalanan / pendakian pendek sampai sedang. Tapi mempunyai kelemahan, diantaranya kurang stabil pada medan yang miring, kurang tahan lama serta kebanyakan kurang tahan air dibandingkan sepatu boot dengan bahan full kulit (kecuali yang menggunakan lapisan waterproof).

b. Sepatu Kulit - Sepatu ini benar-benar tahan air, tangguh dan lebih supportive dibanding sepatu campuran bahan kulit dan nylon. Sepatu ini biasanya digunakan untuk perjalanan panjang / lama, beban pendaki berat dan medan pendakian yang sulit / keras, dan paling penting tahan lama. Tapi sepatu boot in tidak se-ringan dan se-breathable campuran kulit / nylon, serta memerlukan waktu untuk membuka dan memasangnya.

c. Sepatu Plastik - Sepatu ini dipergunakan untuk medan es atau salju, dipakai untuk kegiatan pendakian / ekspedisi ke gunung-gunung bersalju atau es. Bentuknya sangat kaku / rigid, sangat layak untuk penggunaan crampon (alas bergerigi yang dipasang di sepatu), terdiri dari dua lapis yaitu lapisan dalam sebagai penghangat dan bagian luar sebagai pelindung,

Seiring perkembangan teknologi, beberapa sepatu boot baik dari bahan campuran kulit / kain atau full kulit sekarang banyak yang tahan terhadap air sehingga kaki tetap kering saat hujan turun, ini terjadi berkat penggunaan / perlakuan lapisan tahan air seperti Gore-tex, Sympatex Dry-tex, Outdry, dll. Perlakuan ini diaplikasikan pada kebanyakan material sepatu boot untuk mempertinggi tingkat ketahanan airnya..

Walau demikian lapisan ini bukan merupakan obat mujarab bagi sepatu boot, karena umurnya tidak tahan lama dan perlakuan ini berpengaruh terhadap harga serta bisa membuat kaki menjadi tidak nyaman jika dipakai di udara panas. Tingkat ketahanan air ini tergantung dari jenis bahan yang digunakan, bahan-bahan pelindungnya, seberapa sering dipakainya dan sebaik apa perawatannya. Jika perawatannya benar maka lapisan tahan airnya bisa bertahan lebih lama dari pada umur sepatu itu sendiri. Oleh sebab itu pastikan selalu mengikuti aturan perawatan yang biasanya terdapat pada setiap kemasan sepatu, sehingga sepatu kita bisa tahan lama dan berfungsi dengan baik.


3. Pertimbangkan Cara Pembuatannya
Secara umum sepatu boot dibuat dengan cara mekanisasi / pabrikasi dan manual / hand made. Teknik pembuatannya dilakukan dengan cara dijahit dan direkatkan (di-lem atau di-press). Sepatu yang dibuat dengan teknik penjahitan performanya tangguh dan bisa diandalkan, jika telah usang / rusak solnya bisa diganti. Dengan teknik ini sepatu yang dihasilkan akan berbeda dalam hal kekuatan dan kekakuan masing-masing produsen mempunyai kiat-kiat khusus, seperti gaya Norwegia, gaya Italy, dsb. Sedangkan sepatu yang dibuat dengan proses perekatan / pengeleman, biasanya pembuatannya lebih cepat, hasilnya lebih tangguh, umumnya lebih murah.


4. Pertimbangan Saat Mencobanya
Setelah kita memilih berbagai ukuran dan modelnya, cara terbaik untuk memutuskan mana yang akan kita pilih adalah dengan mencoba sepatu tersebut. Saat mencoba sepatu, jangan mengandalkan ukuran sol sepatu yang umum atau berpatokan pada nomor yang biasa kita pakai. Sebab sepatu no. 8 buatan pabrik / merk yang satu mungkin berbeda dan memang biasanya berbeda dibandingkan buatan pabrik/merk yang lain. Jadi yang terbaik adalah mencobanya.






PERLENGKAPAN PENDAKI GUNUNG
PERLENGKAPAN PRIBADI



1. Sepatu, ada beberapa tipe sepatu yang dirancang khusus untuk berbagai jenis perjalanan. Sepatu yang baik adalah yang dapat memberikan perlindungan bagi kaki dan cocok untuk jenis perjalanan.
2. Pakaian, harus dapat melindungi si pemakai dari gangguan medan dan cuaca. Meliputi pakaian untuk kepala, badan, tangan dan kaki.
3. Perlengkapan tambahan, meliputi bekal makanan / minuman, senter, pisau, perlengkapan menginap / tidur, dll.




PERLENGKAPAN TEKNIK


1. Tali (Rope)
Tali yang dipergunakan dalam pendakian / pemanjatan tebing (climbing rope) bersifat fleksible, elastis dan tahan terhadap beban yang berat. Diameter tali berkisar antara 11, 10 dan 9 mm. Kemampuan menahan beban berkisar antara 1.360 s/d 2.720 kg. Yang biasa digunakan ada dua jenis yaitu : Hawser laid dan Kernmantel.

2. Helmet / Crash Hat
Berfungsi sebagai pelindung kepala terhadap benturan benda keras.

3. Harness
Tali tubuh yang berfungsi sebagai sabuk pengaman.

4. Carabineer
Carabineer adalah cincin kait yang berbentuk oval atau D dan mempunyai gate / pintu, terbuat dari allumunium alloy dan mempunyai kekuatan antara 1.500 – 3.500 kg. Carabineer ini ada dua jenis, yaitu : screw gate (berkunci) dan snape gate (tidak berkunci).
5. Sling
Sling terbuat dari webbing tubular. Panjang sekitar 1,5 m dengan lebar 2,5 cm dibentuk menjadi sebuah loop (lingkaran) yang dihubungkan dengan simpul pita.





PERENCANAAN PERLENGKAPAN PERJALANAN



Keberhasilan suatu kegiatan di alam terbuka juga ditentukan oleh perencanaan dan perbekalan yang tepat. Dalam merencanakan perlengkapan perjalanan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah :
1. Mengenal jenis medan yang akan dihadapi (hutan, rawa, tebing, dll)
2. Menentukan tujuan perjalanan (penjelajahan, latihan, penelitian, SAR, dll)
3. Mengetahui lamanya perjalanan (misalnya 3 hari, seminggu, sebulan, dsb)
4. Mengetahui keterbatasan kemampuan fisik untuk membawa beban
5. Memperhatikan hal-hal khusus (misalnya : obat-obatan tertentu)

Setelah mengetahui hal-hal tersebut, maka kita dapat menyiapkan perlengkapan dan perbekalan yang sesuai dan selengkap mungkin, tetapi beratnya tidak melebihi sepertiga berat badan (sekitar 15-20 kg), walaupun ada yang mempunyai kemampuan mengangkat beban sampai 30 kg.

Dari kegiatan penjelajahan, ada beberapa jenis perjalanan yang disesuaikan dengan medannya, yaitu :
1. Perjalanan pendakian gunung
2. Perjalanan menempuh rimba
3. Perjalanan penyusuran sungai, pantai dan rawa
4. Perjalanan penelusuran gua
5. Perjalanan pelayaran

Untuk perjalanan ilmiah dan kemanusiaan, bisa pula dikelompokkan berdasarkan jenis medan yang dihadapi. Dari setiap kegiatan tersebut, kita dapat mengelompokkan perlengkapannya sebagai berikut :

1. Perlengkapan dasar, meliputi :
- Perlengkapan dalam perjalanan / pergerakkan
- Perlengkapan untuk istirahat
- Perlengkapan makan dan minum
- Perlengkapan mandi
- Perlengkapan pribadi

2. Perlengkapan khusus, disesuaikan dengan perjalananan, misalnya
- Perlengkapan penelitian (kamera, buku, dll)
- Perlengkapan penyusuran sungai (perahu, dayung, pelampung, dll)
- Perlengkapan pendakian tebing batu (carabineer, tali, chock, dll)
- Perlengkapan penelusuran gua (helm, headlamp/senter, harness, sepatu karet, dll)

3. Perlengkapan tambahan
Perlengkapan ini dapat dibawa atau tergantung evaluasi yang dilakukan (misalnya : semir, kelambu, gaiter, dll).

Mengingat pentingnya penyusunan perlengkapan dalam suatu perjalanan, maka sebelum memulai kegiatan, sebaiknya dibuatkan check-list terlebih dahulu. Perlengkapan dikelompokkan menurut jenisnya, lalu periksa lagi mana yang perlu dibawa dan tidak.
Apabila perjalanan kita lakukan dengan berkelompok, maka check-list nya untuk perlengkapan regu dan pribadi. Dalam perjalanan besar dan memerlukan waktu yang lama, kita perlu menentukan perlengkapan dan perbekalan mana saja yang dibawa dari rumah atau titik keberangktan, dan perlengkapan atau perbekalan mana saja yang bisa dibeli di lokasi terdekat dengan tujuan perjalanan kita.






TEKNIK PENDAKIAN


A. Persiapan Pendakian
Untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan adanya kendala dan ancaman musibah, baik yang disebabkan oleh situasi dan kondisi alam maupun oleh kelalaian manusianya sendiri, maka perlu disusun rencana pendakian, minimal tidak mengabaikan faktor-faktor sebagai berikut :
1. Informasi jalur, medan dan cuaca.\
Menghimpun informasi dari berbagai sumber akan dapat membantu kelancaran dan kemanan perjalanan pendakian. Sumber informasi didapat antara lain :
a. Pendaki yang sudah berpengalaman.
b. Tulisan tentang pendakian di media massa.
c. Berita musibah dalam pendakian.
d. Instansi terkait (PHPA/Taman Nasional/BKSDA)
e. Aparat desa/kecamatan setempat dan penduduk yang terdekat dengan lokasi pendakian.
2. Keselamatan dan kondisi fisik.
Mendaki gunung bukanlah kegiatan darmawisata, tetapi cenderung merupakan olahraga petualangan di alam bebas dan menguras tenaga. Oleh karena itu, setiap orang yang kan melakukan pendakian harus sehat jasmani dan rohani serta prima secara fisik.
Jangan sekali-kali memaksakan diri jika kesehatan dan kondisi fisik memang sedang lemah, karena akan berakibat fatal dalam pendakian. Bagi calon pendaki wanita yang sedang haid/menstruasi sebaiknya tidak melakukan pendakian demi keamanannya.
3. Biaya perjalanan.
Untuk mencapai lokasi pendakian, tidak terlepas dari sarana transportasi. Perjlanan dari dan ke tempat tujuan yang herus menggunakan jasa angkutan umum, memerlukan biaya yang tidak sedikit. Bagi pendaki yang merasa dirinya sudah sebagai anak “anak gunung” yang terbiasa hidup dalam segala cuaca dan tahan bantingan, tidak akan menjadi masalah kalau ternyata harus bermalam di terminal/stasiun. Mereka tidak perlu bermalam di hotel atau penginapan. Akan tetapi dalam menghadapi tariff angkutan umum yang sudah pasti dan tidak bias ditawar lagi, maka akan menjadi masalah apabila tidak membawa dana yang cukup.. oleh karena itu, dalam merencanakan pendakian, pos pengeluaran untuk biaya transportasi harus dikalkulasi secara benar.
4. Kelengkapan identitas diri.
KTP, kartu pelajar/mahasiswa atau identitas lainnya dan beberapa lembar foto copynya harus dibawa, karena akan diperlukan ketika melapor/meminta izin kepada pihak berwenang. Sehingga apabila terjadi musibah, akan memudahkan mendapat pertolongan dan identifikasi. Bila memungkinkan, sebaiknya pendaki memakai kalung identitas yang terbuat dari logam.
5. Perlengkapan pakaian dan logistik.
a. Perlengkapan pakaian
- T-shirt dan jaket yangn dapat menyerao keringat. Untuk memudahkan identifikasi dalam pencarian bila terkena musibah, sebaiknya pilih yang berwarna kontras.
- Usahakan jangan memakai celana jeans karena akan menyerap dingin dan akan menjadi berat jika basah. Sebaiknya memakai celana kain model tentara yang banyak kantongnya.
- Sepatu gunung dan sandal gunung, kaos kaki panjang, sarung tangan wol, topi kupluk, celana pendek, kemeja flannel, kain sarung, handuk kecil, sabun mandi dan sikat gigi beserta pasta gigi.
- Sleeping bag dan matras, ponco/jas hujan dan plastic lembaran.
- Lampu senter (cadangan batrai jangan lupa), beberapa gulung tali pramuka, pisau lipat serbaguna.
- Kompor gas, mesting/panic masak tentara, korek api gas dan lilin, piring plastic beserta cangkir dan sendok makan.
- Obat-obatan P3KP.
- Tenda, dum/bivak, peta topografi, kompas dan peluit.
- Perlengkapan survivor seperti jarum jahit, benang, silet, gunting, karet ban mobil, mata kail dan kailnya,
- Pakaian cadangan, baterai dan kamera dimasukan ke dalam kantong plastic agar tidak lembab terkena embun hujan.
b. Perlengkapan logistik
- Makanan dan minuman yang biasa sering dibawa pendaki gunung antara lain : mie kering, roti, biscuit, telur asin, minuman serbuk kemasan, gula pasir auat aren, garam dapur, minyak ikan, madu, abon dan susu.
- Air minum kemasan botol plastic. Apabila sudah kosong botolnya bias dimanfaatkan lagi untuk tempat air.
- Kalau bias membawa beras, asalkan bias mendapatkan air yang cukup untuk memasaknya.

Catatan :
1. Bawa logistik secukupnya sesui dengan lamanya pendakian.
2. Jangan membawa makanan yang mudah basi.
3. Logistik jangan dipusatkan pada satu orangn saja.
4. Untuk seorang pendaki rata-rata membutuhkan 400 – 500 kalori per hari.
5. Hindari minuman beralkohol agar tidak lepas control dan hilang keseimbangan.

B. Teknik Packing
Packing adalah menyusun perlengkapan ke dalam ransel. Kenyamanan dan efisiensi ransel menempel pada tubuh selain ditentukan secara langsung oleh desain ransel juga ditentukan oleh cara penyusunan barangnya. Yang menjadi dasar Packing adalah keseimbangan beban. Ini bergantung kepada cara kita menumpukan berat beban pada tubuh sedemikian rupa, sehingga kaki dapat berjalan secara efisien.
Dalam batas batas tertentu, rangka yang dimiliki oleh ransel banyak memberikan kenyamanan. Rangka ini membuat posisi tubuh lebih nyaman saat menggendong beban. Namun bagaimanapun canggihnya desain ransel yang kita miliki, akan sedikit artinya apabila kita tidak mampu menyusun barang dengan baik.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan adalah :
1. Tempatkanlah barang barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin ke badan. Barang barang yang relatif ringan (sleeping bag, pakaian tidur) ditempatkan di bagian bawah.
2. Letakkan barang barang yang sewaktu waktu diperlukan (ponco, alat P3K, kamera,dll) pada bagian atas atau pada kantung kantung luar ransel.
3. Kelompokkan barang barang dan masukkan ke dalam kantung kantung plastik yang tidak tembus air, terutama pakaian tidur atau pakaian cadangan, kertas kertas, buku, dll.
4. Masukan benda benda yang mudah pecah ke dalam wadah yang kuat dan diisi juga dengan benda benda yang dapat menahan goncangan, seperti kertas, kain, busa, dll.
5. Matras tidur yang dimasukkan kedalam ransel dapat membantu mempertahankan bentuk ransel dan mempermudah penyusunan barang ke dalam ransel, sehingga menjadi padat, rapi dan efisien.
6. Bila perlu bawalah tas tambahan yang lebih memudahkan kita untuk menjangkau barang barang yang diperlukan, seperti tas pinggang, tas sandang, dll

C. Pendakian
1. Ketahanan mental dan percaya diri
Jalur pendakian bukanlah jalan raya bebas hambatan, tetapi merupakan jalan setapak dengan kondisi bervariasi dan terkadang membingungkan dan membosankan. Belum lagi harus melewati hutan hujan tropis yang masih jarang dilewati yang penuh dengan semak belukar, padang alang-alang, sabana yang luas, batang pohon yang tumbang dan menutup jalur, jembatan batang pohon di atas jurang, melewati tebing, dan jurang yang terjal. Terkadanng juga dihadang oleh medan lereng pasir dan batuan vulkanik yang labil, tanah berdebu, jalur licin dan rawan longsor, tiupan angin yang kencang serta perubahan cuaca panas dan dingin yang menyenngsarakan.
Beruntung bila selama pendakian tidak dihadanng oleh binatang buas, seperti harimau, ular, babi hutan dank era. Untuk mengantisipasi kejadian-kejadian seperti itu, tentu saja harus diimbangi dengan mental yang kuat, semangat tinggi dan rasa percaya diri serta tidak lupa berdo’a memohon perlindungan kepada Tuhan YME.
Usahakan selama perjalanan pendakian jangan banyak mengeluh dan banyak bertanya jauh dekatnya lokasi tujuan. Hal tersebut secara psikologis dapat menurunkan semangat dan menimbulkan rasa putus asa serta tidak percaya diri, terutama bagi pendaki wanita dan pemula atau pendaki yang baru pertama kali melakukan pendakian di gunung tersebut.
2. Disiplin dan konsentrasi
Di setiap gunung yang menjadi sasaran pendakian, pada umumnya terdapat jalur setapak dengan kondisi yang bervariasi. Pemandu arah atau jalur adalah rambu-rambu pada pohon yang telah dibuat oleh para pendaki terdahulu, OPA atau petugas PHPA.
Rambu-rambu arah dalam hutan bias berupa tandah panah yang terbuat dari guntingan seng, torehan cat atau goresan pada batang pohon ataupun ikatan tali raffia pada dahan pohon. Berjalanlah pada jalur resmi atau yang sudah sering dilewati oleh pendaki lain. Buat tanda jejak dengan ranting pohon bila menemui jalur yang meragukan, seperti jalur yang bercabang atau sudah tertutup semak, sehingga jika ingin kembali pada jalur awal tidak akan kehilangan jejak.
Kalau selama pendakian tidak ingin tersesat sebaiknya jangan coba-coba membuat jalur baru atau jalur pintas sendiri. Kecuali bagi pendaki senior yang telah berpengalaman dan memiliki pengetahuan tentang SAR (search and resque).
3. Memelihara kekompakan
Rasa kebersamaan dan kekompakan sesame pendaki dalam suatu pendakian mutlak diperlukan. Toleransi dan keakraban tidak terbatas dengan sesame teman satu tim/rombongan sendiri, tetapi juga dengan para pendaki di luar rombongannya sendiri. Solidaritas perlu diciptakan karena berada dalam kawasan alam bebas dan rawan bahaya, sama-sama akan menghadapi masalah yang tidak jauh berbeda, seperti sakit, kekurangan makanan/minuman, kecelakaan dan bias mungkin kematian.
4. Berjalan dan langkah kaki
Bila melakukan pendakian secara berombongan, rombongan dibagi menjadi beberapa regu. Tiap regu (7-10 orang) dipimpin oleh senior atau orang yang sudah mengenal jalur dan medan sebagai pemandu. Dalam setiap regu pendaki wanita dan pria dicampur. Pada jalur yang sempit atau punggung juranng harus ekstra hati-hati, langkah kaki diperlambat tidak saling mendahului dan berjalan mengikuti jalur resmi yang sudah ada. Ingat konsentrasi harus terpusat pada jalur dan kondisi medan sekitar terutama dalam pendakian di malam hari.
Untuk mengatur kondisi fisik dari kelelahan dalam melakukan perjalanan menanjak, sebaiknya setiap 1 jam berjalan, berhenti sejenak tidak lebih dari 10 menit. Pada saat itu dimanfaatkan untuk menambah kalori dengan memakan makanan ringan dan minum air sehemat mungkin.
Irama langkah kaki selama dalam pendakian hendaknya disesuaikan dengan kebiasaan langkah sendiri. Jangan memaksakan mengikuti langkah teman pendaki yang lain, apalagi yang langkahnya cepat dan panjang. Berjalanlah dengan perasaan senang dan optimis. Tujuan utama akan sampai dipuncak dan kembali turun dengan sehat dan selamat.
Ketika berjalan di medan berbasir menuju puncak seperti gunung Semeru, kaki sering melorot dan ambles ke dalamnya. Adapun tekniknya adalah begitu kaki bergerak akan melorort, segera buka kea rah luar kedua belah telapak kaki dan injaklah batuan vulkanik yang diperkirakan kuat dan tidak akan longsor.
5. Membawa beban dalam ransel
Pergunakanlah ransel yang ukurannya tidak terlalu tinggi bila sudah diisi penuh perbekalan. Hal ini akan menyulitkan serta menghambat perjalanan bila harus lewat di bawah batang pohon tumbang. Untuk menjaga keseimbangan dan memusatkan titik beban di kedua belah pundak, sebaiknya titik berat beban jatuh di bagian atas punggung.
6. Pendakian rombongan
Membawa rombongan dalam suatu pendakian akan menghadapi banyak kendala, baik yang dating dari dalam rombongan sendiri maupun yang disebabkan oleh kondisi alam. Apalagi bila diantara anggota rombongan belum ada yang mengenal kondisi medan dan jalur. Usahakan untuk sekurang-kurangnya menguranngi kendala yang akan terjadi, yaitu dengan terlebih dahulu mengadakan survey dan orientasi medan oleh beberapa anggota rombongan. Maksudnya untuk mendata situasi dan kondisi medan, jalur, lokasi untuk kemah, lokasi sumber air, dan member rambu-rambu arah serta tanda bahaya. Dengan memperhitungkan waktu tempuh, maka dapat memperkirakan persediaan logistik dan perlengkapan yang diperlukan. Demikian juga mengenai transportasi dan biaya perjalanan.
7. Waktu pendakian
a. Pendakian bias dilakukan pada siang atau malam hari. Bagi seorang pendaki pemula yang belum mengenal medan dan jalur sebaiknya melakukan pendakian pada pagi hari atau bila malam hari bias bergabung dengan pendaki lain yang sudah berpengalaman.
b. Bila terjadi ktebal, hujan maupun badai sebaiknya menunda pendakian atau membatalkannya, terutama pendakian ke puncak gunung yangn lerengnya didominasi pasir dan batuan vulkanik atau pada jalur yang rawa longsor.
c. Selama perjalanan pada malam hari, jagalah selalu kewaspadaan dan konsentrasi pada jalur dan kondisi medan sekitarnya. Terkadang pendaki yang tidak konsentrasi akan kehilangan jalur, sedangkan keluar dari jalur resmi akan berakibat fatal, tersesat dan mungkin juga bias masuk jurang.

D. Teknik berjalan di gunung
Pada dasarnya, teknik berjalan yang benar adalah untuk mengaja kesimbangan tubuh. Keseimbangan ini diperlukan terutama untuk mengontrol semua gerakan langkah kita lebih kuat dan kokoh. Ini akan memberikan kenikmatan, kebebasan, serta keluwesan bagi pendaki gunung.
1. Metode Lock-Knee
Cobalah berdiri di anak tangga dengan kedua kaki, lutut didorong ke belakang, sehingga anda dalam posisi tegak. Langkahkan kaki kanan anda keanak tanggal berikutnya. Waktu mengangkat badan, saat kedua kaki dalam posisi sama tinggi, kaki kanan anda yang sedang menahan berat badan langsung anda kunci dengan cara menekan lutut ke belakang. Lalu teruskan dengan kaki kiri ke anak tangga berikutnya.
Praktekanlah metode di atas saat anda melakukan perjalanan. Berjalan dengan metode lock-oknee dengan sendirinya medorong tubuh untuk selalu tegak. Hal ini sangat mengunutngkan di medan yang miring. Posisi tubuh yang tegak menambah mantap pijakan kaki serta menjaga keseimbangan badan. Tetapi jkika tubuh berkurang. Ini memudahkan terpeleset, terutama di medan berkerikil.
2. Berjalan Pelan
Berjalan pelan tetapi dengan langkah yang kuat dan sedikit beristirahat akan lebih baik daripada berjalan terlalu cepat tetapi sering berhenti untuk beristirahat. Seorang anggota yang baik akan berjalan dalam waktu yang lama tanpa istirahat – bisa dua sampai tiga jam.
Jika kita melakukannya dan tidak merasa capai, itu menandakan bahwa stamina kita baik. Tetapi semuanya memerlukan latihan dan pengalaman. Jika kita beristirahat setiap setengah jam kurang, tandanya kita terlalu capai dan memaksakan diri. Atau dalam satu jama kita sering berhenti untuk istirahat berarti kita berjalan terlalu cepat. Jika anda perlu istirahat, pilihlah tempat yang nyaman, indah serta leluasa. Ini akan membantu mengurangi rasa lelah.
3. Perjalanan Turun
Sebelum melakukan perjalanan turun, terutama pada medan yang terjal, sebaiknya tali sepatu diikat lebih kencang. Ini akan membantu menahan bagian belakang kaki kita sengiinga bagian depan kaki dan jari-jari tidak sakit oleh tekanan bagian depan sepatu kita.
Perjalanan turun benar-benar akan menguji kekuatan otot-otot kaki, terutama jika membawa beban yang berat. Lakukan dengan hati-hati karena ada kecenderungan dorongan ke arah dpan akibat beban yang kita bawa yangh bisa mmeudahkan jatuh atau terguling.
Pada saat melangkah, jejakkan kaki sehingga seluruh tapak sepatu menyentuh permjukaan tanah. Usahakah badan selalu tegak dan condong ke arah depan berarti menghilanghkan keseimbangan dan mengurangi kekuatan pijakan kaki. Pilihlah jala yang landai, jangan memotong lewat lereng yang terjela. Beristirahatlah setelah melakukan perjalalan turun yang panjang untuk mengihindari cedera otot.

4. Berjalan dalam kelompok
Disarankan dibentuk oleh lebih dari 3 orang anggota. Hal ini berdasarkan anggapan bahwa jika salah satu mendapat kecelakaan atau hal yang tidak diduga lainnya, maka yuang dua orang lagi dapat menolongnya.
Anggota yang terlalu banyak juga menambah persoalan tersendiri, mulai dari ukuran-ukuran perlengkapan yang dibawa sampai pada variasi irama jalan dan variasi kemauan setiap orang yang berbeda-beda. pIlihlah ketua regu jika hal ini dianggap penting. Buatlah keputusan seara demikratis. Sebaiknya sebuah regu tidak berpencar, kalaupun terpaksa perhatikan selalu pembagian perlengakapan dan bahan makanan.
Kegiatan-kegiatan di alam bebas biasanya penuh bahaya dan resiko, karena itu berjalan seorangan diri sebaiknya dihindari. Tak seorangpun tahu pasti apa yang akan terjadi pada dirinya.






PEMBELAJARAN DARI MENDAKI GUNUNG



Mendaki gunung, apa enaknya, ….. apa hikmahnya

Enaknya …… menikmati pemandangan mengagumi kebesaran sang pencipta.

Dapat dibayangkan gunung yang begitu gagahnya serta menjulang dengan ketinggiannya … yang tersebar diseluruh dunia, dengan bermacam bentuk dan ukuran menandakan betapa dahsyat, betapa hebat, betapa maha …. Sang pencipta.


Manakala kita berada di puncak gunung, kecil kita ….. segala kesombongan, keangkuhan, keserakahan akan sirna, bagaikan debu di tiup angin …… hilang tanpa ada bekas.

Mendaki gunung memberikan hikmah yang begitu dahsyat ….

Disadari atau tidak kita dapat belajar segala hal dalam mendaki gunung, rasa persaudaran, persahabatan yang kian kental, kemandirian yang kita peroleh, tidak mudah menyerah, rasa ego yang kian menipis dalam diri, rasa syukur yang makin tebal.

Mungkin masih teringat dalam benak, disaat kita belum pernah mendaki gunung ….. emosi kita suka meluap, manakala pulang sekolah atau main dari rumah sahabat, perut lapar…. Dirumah hanya dihidangkan oleh ibunda tercinta nasi dengan lauk alakadarnya, kita marah, kita hilang selera melihat hidangan yang alakadarnya ……

Setelah mengalami hal yang mengharuskan kita bertahan hidup dalam pendakian …… makan apapun yang ada dialam, ataupun makan nasi yang masih kurang matang, atau lauk yang lebih apa adanya dibanding waktu dirumah di bagi dengan kawan sependakian. Tentunya menyesal kita telah menyia-nyiakan masakan ibunda tercinta yang sudah menyiapkan makan untuk anak nya tercinta dengan penuh kasih saying, hanya karena hidangan yang apaadanya.

Masih terlalu banyak pembelajaran dari mendaki gunung.

Terimakasih Allah engkau telah berikan pelajaran berharga, dari ciptaan-Mu gunung yang begitu indah yang bukan hanya untuk dinikmati oleh mata tetapi harus dinikmati oleh hati nurani yang paling dalam serta menjaganya agar dapat memberikan pelajaran bagi generasi yang akan datang.






12 KEBIASAAN DARI BEBERAPA SURVIVOR YANG SUKSES



Dalam suatu krisis, beberapa orang akan terbebani. Sebagian ada yang menyerah untuk berharap, mengapa? Laurence Gonzales mempelajari ratusan dari kasus-kasus yang menunjukkan sesuatu dengan tepat mengenai sikap dan strategi dari beberapa orang yang menolak untuk mati.

Saya telah mempelajari beberapa kecelakaan selama kurang lebih 30 tahun. Pertama, sebagai pilot yang juga wartawan, saya berkonsentrasi pada kecelakaan pesawat terbang. Kemudian, ketika ketertarikan saya beralih pada paddling, climbing dan travelling ke tempat-tempat terpencil, saya mulai mempelajari beberapa kecelakaan yang terjadi pada kegiatan alam terbuka. Silahkan Anda sebut saya sebagai orang yang tidak berperasaan, tetapi bagi saya membaca laporan kecelakaan-kecelakaan tersebut seperti membaca komedi bisu (bisu, karena orang-orangnya sebagian besar meninggal). Saya mencari pengertian mengapa beberapa orang meninggal dengan cepatnya dalam keadaan survive ini. Secara mengejutkan, saya menemukan kengerian yang sama pada beberapa orang yang bertahan hidup dalam keadaan sulit yang sangat ekstrim, kasus-kasus ini saya sebut “deep survival.” Pada dasa warsa dan beberapa abad, terpisah melalui budaya, geografi, ras, agama dan tradisional, beberapa survivor yang sukses menunjukkan pola yang sama dari pikiran dan tindak tanduk yang mengarah pada transformasi keagamaan yang sama dalam mempertahankan hidup mereka. Satu kali kamu pernah melewati hujan salju, kapalmu karam atau kamu tersesat di hutan atau tanganmu terjepit saat boulder, sebagian besar menyangkut mental, berikut adalah cerita yang berhubungan dengan hal tersebut di atas, sebagian besar adalah kisah sebenarnya yang pernah dialami oleh beberapa survivor yang berhasil kembali dari perjalanan yang hampir membuat mereka mati.






ATURAN PENYELAMATAN DIRI DALAM KEADAAN BERBAHAYA


1. PERCAYA DIRI
Orang yang dapat menyelamatkan diri tidak terjebak pada perangkap ketakutan yang mematikan, yaitu ketakutan yang tidak termobilisasi atau penyangkalan terhadap ketakutan. Banyak orang yang seharusnya selamat dalam tragedi World Trade Center pada tanggal 11 September 2001 tewas, karena mereka hanya diam dengan patuh untuk menunggu pertolongan dan bukan berusaha untuk menyelamatkan diri mereka sendiri. Dan banyak diantara mereka yang dikuasai rasa panik. Panik disini tidak selalu berarti berlari kesana-kemari dengan menjerit-jerit, namun bisa berarti diam dengan tidak melakukan apapun . Para penyelidik kecelakaan pesawat sering menemukan bahwa para penumpang ternyata ditemukan mati dengan keadaan masih terikat erat di tempat duduk mereka. Orang yang dapat menyelamatkan diri sebaliknya menyadari keadaan mereka, “Saya benar-benar dalam keadaan yang membahayakan diri saya dan saya akan berusaha untuk menyelamatkan diri saya.”

Dalam lima menit pertama sejak kecelakaan terjadi, sang korban dipenuhi dengan pemikiran-pemikiran yang penting. Presepsi dan fungsi kognitif seseorang yang dapat menyelamatkan diri berada dalam tingkat yang tinggi saat ia menghadapi bahaya. Dengan dipacu oleh ancaman atas nyawanya, seseorang yang dapat menyelamatkan diri mengetahui keadaan sekitar mereka sampai ke hal-hal yang terkecil, selain itu merekapun meyakini naluri mereka. Joe Simpson, seorang pemanjat tebing dari Inggris yang baru saja menjejakkan kaki di gunung berketinggian 21.000 kaki di negara Peru, terjatuh dan mengalami patah kaki. Hal pertama yang muncul dalam benaknya adalah mungkin dia hanya keseleo. Tetapi beberapa saat kemudian dia berkata pada dirinya sendiri,”Kakiku patah, aku akan mati.” Orang yang dapat menyelamatkan dirinya tidak menyangkal kebenaran. Hanya dengan menyadari luka yang dia alami, Simpson mampu untuk menjalani tantangan yang mengerikan di hadapannya.

2.TETAP TENANG
Dalam keadaan yang kritis, orang yang dapat menyelamatkan diri tidak dikuasai oleh rasa takut tapi mereka akan memanfaatkan rasa takut tersebut. Rasa takut yang mereka rasakan seringkali berubah menjadi rasa marah yang akan memotivasi mereka dan membuat mereka dapat berpikir dengan cerdik. Aron Ralston, seorang pemanjat gunung yang harus memotong tangannya untuk melepaskan diri dari batu besar yang telah menjepitnya di sebuah lembah celah di Utah, semula menjadi panik dan membantingkan tubuhnya ke batu yang telah menjepit tangannya. Tapi dia segera berhenti melakukan hal tersebut dan menarik nafas panjang untuk kemudian memperhatikan pilihan-pilihan yang dia miliki. Dia menghabiskan waktu hingga lima hari untuk dapat meyakinkan dirinya untuk menentukan apa yang harus dia lakukan untuk dapat menyelamatkan dirinya. Seseorang yang dapat menyelamatkan dirinya sangat mneyadari bahwa mereka harus tetap tenang. Mereka harus berusaha menghindar dari emosi ingin memberontak yang terlalu meluap-luap.

Dan dengan menghadapi keadaan genting, mereka juga dapat mengatasi penderitaan yang mereka rasakan dengan baik. Dalam buku In Touching The Void, Joe Simpson mengungkapkan penderitaan yang dia hadapi di Peru. Dia menulis bahwa dia dapat “menyesuaikan diri dengan rasa sakit terus menerus yang dia rasakan” yang disebabkan oleh kakinya yang terluka dan patah yang menjadi penghalang baginya untuk dapat menuruni gunung tersebut. James Stockdale, seorang pilot tempur yang ditembak jatuh di Vietnam dan menghabiskan waktu delapan tahun di Hanoi Hilton, julukan bagi camp penjaranya, yakin bahwa “dengan membiasakan diri dengan rasa sakit” adalah alat yang paling penting bagi orang yang dapat menyelamatkan dirinya, “Anda harus mengalami rasa sakit. Tidak boleh ada kata tidak.”

3. BERPIKIR, MENGANALISA, MERENCANAKAN
Orang yang harus menyelamatkan diri dalam jangka panjang dengan cepat akan mengorganisir, menentukan rutinitas yang harus mereka lakukan dan menetapkan disiplin. Dalam kelompok orang-orang yang sedang menyelamatkan diri, akan muncul seorang pemimpin. Seorang yang menyelamatkan diri seorang diri seringkali mengisahkan bahwa mereka mendengar sebuah suara yang mengendalikan situasi mereka. Sementara fenomena mendengar suara dapat mengindikasikan turunnya kondisi mental di dalam kedaan tertentu, hal tersebut juga mudah dijelaskan dalam dua fungsi otak : emosi dan akal. Dalam kasus-kasus tertentu dengan bahaya yang sangat fatal, emosi seringkali mengambil alih. Tapi seorang yang dapat menyelamatkan diri mengesampingkan emosi dan membiarkan akal yang bekerja dan mereka membuat diri mereka menjadi dua pribadi yang berbeda dimana mereka akan melaksanakan ide yang menurut mereka masuk akal.

Steve Callahan, seorang pelaut dan pembuat kapal, sedang dalam pelayaran tunggal di samudera Atlantik di tahun 1982 saat kapalnya tiba-tiba mengalami masalah dan mulai tenggelam. Terombang ambing selama 76 hari di atas sebuah sekoci seluas lima kaki, dia melakukan pelayaran penyelamatan dirinya dengan dipimpin oleh seorang “kapten” yang memberi perintah kepadanya dan menjaganya di saat dia sangat membutuhkan air minum. Bahkan saat dia ingin memberontak. “Kapten”nya dengan rutin melatih “kru” tersebut. Sehingga dalam kendali yang sangat ketat ini dia mampu menyingkirkan pikiran bahwa situasinya tidak mempunyai harapan. Dia harus terombang-ambing sejauh 1800 mil di dataran Karibia dan mengambil langkah-langkah pertama yang harus dilakukan dengan pikiran yang jernih dalam mencapai penyelamatan dirinya, juga menganalisa situasinya dan memformulasikan perencanaan yang akan dia jalani.

4. MENGAMBIL TINDAKAN
Orang yang menyelamatkan diri mau mengambil resiko untuk menyelamatkan diri mereka dan orang lainnya. Namun mereka pun berani dan menyadari apa yang akan mereka lakukan.

Callahan tidak mengerti mengapa kapalnya yang kecil tiba-tiba dipenuhi dengan air, mungkin terbentur oleh ikan paus. Tapi saat kapal tersebut mulai tenggelam dia tidak hanya diam memandang kapalnya dengan rasa tidak percaya. Dengan mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan diri, dia masuk ke dalam kabin yang gelap dan telah dipenuhi air untuk dapat mengambil barang-barangnya yang berharga. Dia muncul kembali dengan membawa “tas alat-alat darurat” berisi survival gear dan sleeping bag nya yang basah, dimana jika tanpa alat-alat tersebut dia tidak dapat menyelamatkan dirinya.

Lauren Elder, adalah satu-satunya orang yang selamat dari kecelakaan pesawat di dataran tinggi Sierra, California. Terdampar di puncak dengan ketinggian 12.000 kaki, dengan satu lengan yang patah, dia dapat melihat lembah Saint Joaquin di bawahnya, tapi dia terpisah oleh alam liar yang luas dan tebing es yang menyeramkan.

Dengan hanya mengenakan rok panjang, sebuah kemeja, dan sepatu boot dengan hak setinggi dua inci, dia merangkak “dengan kedua tangan dan kakinya” seperti yang dia katakan kemudian, ”menjaga keseimbangan di antara lempengan es, meninju dengan tangan dan kakinya.”

Dia harus memanjat tebing selama 36 jam, suatu hal yang tampak mustahil baginya. Namun Elder hanya memikirkan batu yang didepannya selangkah demi selangkah. Orang yang dapat menyelamatkan dirinya dapat memecahkan apa yang mereka lakukan setahap demi setahap sesuai dengan apa yang dapat mereka lakukan.

Merekapun terobsesi untuk dapat melakukannya dengan baik (Elder selalu menguji terlebih dahulu setiap pijakan yang akan dia lewati sebelum dia melangkah maju dan sering mengambil waktu untuk beristirahat. Orang yang dapat menyelamatkan diri berusaha hanya membuat sedikit kekeliruan. Mereka hanya melakukan apa yang sesuai dengan kekuatan mereka dalam waktu tertentu dari jam ke jam dari waktu ke waktu.

5. RAYAKAN KEBERHASILAN ANDA
Orang yang dapat menyelamatkan diri akan mendapatkan sukacita yang luar biasa dengan pencapaian yang mereka raih, sekecil apapun itu. Hal tersebut dapat menghindarkan mereka dari rasa putus asa yang mematikan dan menjaga mereka untuk terus termotivasi. Sukacita juga melepaskan diri mereka dari stuasi yang mengancam yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Elder berkata bahwa saat telah berhasil menuruni lereng es pertama, dia memandang ke atas lereng tersebut dan hampir tidak percaya atas apa yang telah dia lakukan, dia berkata pada dirinya sendiri, ”Lihat apa yang telah kamu lakukan.” Saya berseru keras hingga terdengar hingga ke lereng di bawah saya. Bahkan dengan lengannya yang patah, Elder merasakan rasa senang yang luar biasa menjadi teman setianya dalam perjalanannya untuk menyelamatkan dirinya. Hitunglah apa yang kamu miliki, kamu masih tetap hidup.

6. JADILAH ORANG YANG MENYELAMATKAN BUKAN MENJADI KORBAN
Orang yang menyelamatkan diri selalu melakukan hal yang sama bagi orang lain, bahkan jika orang tersebut berada ratusan mil jauhnya. Saat penulis Antone de Saint Exupery terdampar di gurun Libya setelah pesawat ekspedisinya mengalami kerusakan mesin, dia memikirkan apa yang akan terjadi dengan istrinya jika dia menyerah dan tidak kembali.

Yossi Ghinsberg seorang pendaki gunung kebangsaan Israel, tersesat di hutan Bolivia lebih dari dua minggu setelah terpisah dengan teman-temannya. Dia berhalusinasi bahwa dia ditemani seorang wanita cantik yang selalu menemaninya setiap malam dalam perjalanannya. Apapun yang dia lakukan, dia lakukan bagi wanita tersebut.

7. MENIKMATI PERJALANAN UNTUK MENYELAMATKAN DIRI
Nampaknya hal ini bertolak belakang dengan keadaan yang ada, namun dalam situasi yang paling sulitpun, orang yang dapat menyelamatkan dirinya menemukan sesuatu yang dapat dinikmati, sesuatu yang dapat dia lakukan. Penyelamatan diri dapat berarti penantian yang membosankan menjadi sesuatu yang menyenangkan. Elder tertawa terbahak-bahak saat dia menyadari betapa dia takut bahwa seseorang akan melihat ke dalam roknya saat dia memanjat tebing. Bahkan saat kapal Callahan tenggelam, dia hanya berhenti tertawa saat dia harus menyelipkan pisau di mulutnya saat harus menaiki rakit seperti seorang bajak laut.

Uji coba yang dilakukan dengan bermain dalam kedaan yang genting juga akan menghasilkan penemuan dan penemuan akan menghasilkan teknik atau strategi yang baru yang akan menyelamatkan anda. Saat melewati tebing yang hampir vertikal di Peru, Joe simpson menciptakan irama saat dia mengayunkan kapaknya, menjatuhkan tangannya yang lain ke atas permukaan es dan lalu melakukan lompatan yang mengerikan dengan kakinya yang masih sehat. “Saya dengan cermat terus mengulang pola irama tersebut,” tulisnya, “Saya mulai merasa terlepas dari keadaan di sekeliling saya.”

Menyanyi, membayangkan permainan, mengingat puisi, menghitung dan mencoba menemukan solusi matematika yang sulit, akan membuang rasa jenuh karena menunggu dan akan membuat situasi jadi lebih menyenangkan, bahkan saat ada rasa takut yang mengancamnya. Di dalam penjaranya, James Stockdale menulis, ”Orang yang melewati tragedi seperti ini dengan banyak puisi yang dapat diingat adalah orang yang mempunyai karunia.”

Orang yang dapat menyelamatkan diri mengatur masa kritis yang dia alami hampir seperti seorang olahragawan dengan olahraga yang dia tekuni. Mereka terikat pada jimat-jimat. Mereka menemukan hal yang hanya dirasakan oleh seorang yang ahli, “zona” dimana emosi dan akal saling seimbang untuk menghasilkan satu tindakan yang dapat berubah-rubah.

8. MELIHAT KEINDAHAN
Orang yang menyelamatkan diri terpesona dengan keajaiban dunia mereka, khususnya saat menghadapi bahaya kematian. Ungkapan kekaguman akan keindahan, perasaan terpesona, membuka kesadaran akan keadaan di sekitar mereka (saat anda terpesona oleh sesuatu yang indah, pupil mata anda akan membesar). Debbie Kiley dan empat orang lainnya terombang ambing di lautan Atlantik, setelah kapal mereka tenggelam dalam badai pada tahun 1982. Mereka tidak mempunyai persediaan makanan, tidak mempunyai air minum dan dapat saja mati. Dua orang diantara mereka meminum air laut dan mulai menjadi gila. Ketika salah seorang dari mereka melompat dari papan ke laut, segera dia dimakan oleh ikan hiu di bawah papan mereka. Kiley merasa jika dia memandang terus ke laut, maka diapun dapat menjadi gila, maka dia berkata pada dirinya sendiri, “Lihat ke langit, disana tampak sangat indah.”

Saat pesawat Saint Exupery terjatuh di gurun, dia menyadari bahwa dia dalam bahaya, namun dia berkata dalam hati : ”Disini kita berada, akan mati, namun kematian tidak dapat dibandingkan dengan kenikmatan yang saya rasakan. Sukacita yang saya dapat dari setengah buah jeruk yang saya genggam adalah sukacita yang terbesar yang pernah saya rasakan.”

9. MENYERAHKAN DIRI
Ya, anda pasti akan mati. Dalam kenyataanya, anda akan mati, semua orang akan mati walaupun mungkin tidak harus hari ini. Di hari ketiga saat dia terjepit di dalam jurang, Ralston telah kehabisan makanan dan air minum dan dia tahu bahwa dia akan mati jika dia tidak dapat melepaskan dirinya. Namun hal tersebut membawanya menjadi tenang bukan menjadi merasa menderita. “Saya menerima kematian dengan rasa damai,” katanya.

Dalam berbagai cara, fase perjalanan penyelamatan bersama berhubungan dengan tahap-tahap kematian dijelaskan dalam buku yang terkenal On Death and Dying (Dalam Menghadapi Kematian) ditulis oleh Elizabeth Kublerloss adalah penyangkalan, kemarahan, penawaran, depresi, dan penerimaan. Hanya dengan menerima kematian, banyak orang yang menyelamatkan diri mengatakan bahwa mereka mampu untuk berjuang dan bertahan hidup. Salah seorang psikolog dalam hal penyelamatan diri menyebutkan “Menyerahkan tanpa menyerah. Penyelamatan diri dilakukan oleh orang yang menyerahkan diri.”

10. YAKIN BAHWA ANDA AKAN BERHASIL
Dalam perjalanan tahap selanjutnya, orang yang menyelamatkan diri mendapat semangat dari keyakinan bahwa dia akan selamat. “Selama dua hari berakhir pada saat saya terjepit di jurang,” kenang Aron Ralston, “Saya merasa sebuah energi yang sangat meningkat memasuki diri saya walaupun waktu itu saya telah kehabisan makanan dan minuman.” Segera setelah itu, dia menemukan kekuatan untuk memotong tangannya yang telah mati. Elder juga menemukan kekuatan ketika waktu terus berjalan : ”Saat itu seolah-olah saya telah mendapatkan energi yang tidak ada batasnya.”

11. LAKUKAN APAPUN YANG PERLU DILAKUKAN
Elder memanjat dan menuruni tebing es dan batu karang tanpa alat-alat dan pengalaman. Simpson menyeret kakinya yang patah sejauh bermil-mil untuk kembali ke posnya. Ralston memotong tangannya sendiri untuk membebaskan dirinya. Orang yang menyelamatkan diri memiliki apa yang disebut para psikolog sebagai pengetahuan-meta: Mereka mengetahui kemampuan mereka, dan tidak merendahkan atau melebih-lebihkannya. Mereka yakin bahwa segala seuatu adalah mungkin dan karena itu mereka harus bertindak.

Mereka seringkali mengucapkan sebuah mantera untuk menolong mereka, saat Yossie Ghinsberg hilang di hutan Bolivia, ia menuliskan,”Ketika saya putus asa, saya membisikkan mantera di telinga saya ”Lelaki sedang beraksi, lelaki sedang beraksi, “ saya tidak tahu darimana saya mendapatkan kata-kata tersebut…saya ulangi terus kata-kata tersebut : ‘Seorang lelaki yang beraksi dapat melakukan apapun yang harus dia lakukan dengan tidak takut dan khawatir.’”

12. TIDAK PERNAH MENYERAH
Saat kantung oksigen Apollo 13 meledak dalam perjalanannya ke bulan pada tahun 1970, tampaknya kru yang ada dalam pesawat itu berada di ambang kematian. Komandan James Lovell memutuskan untuk terus menyampaikan semua data ke pusat kendali bahkan jika pesawat tersebut terbakar dalam perjalanan pulang. Callahan, Elder, Ghinsberg, Kiley, Ralston, Saint Exupery, Simpson, Stockdale –semuanya sama-sama menentukan dan mengetahui kebenaran akhir ini – jika kamu tetap hidup, masih ada yang dapat kamu lakukan.

Orang yang menyelamatkan diri tidak mudah dilemahkan oleh kemunduran. Saat mereka merasa bimbang, mereka akan mendorong diri mereka untuk melakukan sebuah proses dari awal kembali. Mereka menjaga diri mereka untuk tetap bersemangat dengan mengembangkan sebuah alternatif yang diciptakan dari daya ingatan yang kaya, dimana mereka dapat menyelamatkan diri. Mereka melihat kesempatan dalam kesengsaraan. Dalam keadaan yang buruk, orang yang dapat menyelamatkan diri dapat belajar dan menyukai uji coba yang mereka alami. Elder mengatakan, ”Saya tidak akan menjual perjalanan yang saya alami dengan apapun. Bahkan kadang-kadang saya merindukannya. Saya merindukan kejelasan dalam mengetahui dengan tepat apa yang harus saya lakukan selanjutnya.”

Mereka yang dapat menyelamatkan diri dari bahaya dunia ini, baik itu dalam permainan, bisnis ataupun perang, melalui penyakit atau tragedi akan melakukannya melalui suatu perubahan. Tetapi hal tersebut tidak muncul begitu saja saat dibutuhkan. Hal tersebut muncul dari pengalaman seumur hidup, sikap dan tindakan yang kita lakukan yang membentuk kepribadian seseorang, pusat dimana kekuatan yang dibutuhkan bersumber. Pengalaman penyelamatan diri adalah anugerah yang tidak dapat dibandingkan, dan akan menunjukkan siapa sebenarnya anda.





PENELUSURAN GUA (CAVING)
PENDAHULUAN



Gua adalah bentuk alam yang tidak berdiri sendiri, tetapi terdapat struktur alam yang melingkupinya, ilmu yang mempelajari hal tersebut adalah Speleologi. Speleologi diambil dari kata yunani ; yakni, SPELION yang berarti gua, dan LOGOS yang berarti ilmu. Jadi Speleologi adalah ilmu yang mempelajari gua dan lingkungan. Lingkungan tersebut dapat berupa batu gamping, batu pasir, aliran lava yang membeku, batu garam, batu gips, gletser,es, dsb.

Sejak beberapa ratus tahun yang lalu gua telah di selidiki, terutama di Jerman dan Prancis, namun baru pertengahan abad ke-19 dijadikan obyek yang serius yang lebih di kenal dengan nama speleologi.



SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA

Manusia mulai menelusuri gua sejak 200 tahun yang lalu. Eksplorasi pertama yang tercatat dalam sejarah oleh Louis Marsalliers dengan meneruni gua vertical Fairies di Languedoc, Prancis pada tanggal 15 juli 1780. Kemudian pada tanggal 27 juli 1888 Eduard Alfred martel, ahli hukum dari Paris mengikuti jejak Marselliers. Namun kali ini direncanakan lebih matang dengan menggunakan peralatan yang lebih lengkap, diantaranya perahu kanvas, katrol, tangga gantung. Bahkan telepon digunakanya dalam tanah. Usaha ini dianggap revolusi di dalam bidang penelusuran gua, sehingga ia di sebut Bapak Speleologi modern.


Dapat dimengerti bahwa dunia gelap abadi yang penuh bahaya, seram dan asing, didukung dengan gemerciknya air, gema suara dan jatuhnya batu-batuan, gemuruhnya air terjun yang tidak terlihat, menganganya lantai yang menjadi jurang yang tidak terukur dalamnya, menyempitnya lorong secara mendadak, semua ini akan menimbulkan pengaruh emosional yang kuat bagi penjelajah gua yang awam, di zaman modern sekalipun. Tapi mengapa penelusuran gua yang mereka masuki tidak ada ujungnya ? Mengharap belokan yang mereka masuki belum pernah di lihat orang sebelumnya. Itulah kepuasaan yang tidak terjawab bila lampu yang di bawanya menyoroti teka-teki alam gelap yang menakjubkan.

SEJARAH PERKEMBANGAN SPELEOLOGI DI INDONESIA

Di Indonesia speleologi relative sangat mudah dibandingkan dengan science yang lain. Dan juga merupakan kegiatan alam yang masih baru, jika di bandingkan dengan kegiatan petualangan yang lain. Speleologi baru berkembang sejak tahun 1980-an, dengan berdirinya sebuah klub dengan nama “ SPECAVINA “ yang didirikan oleh NORMAN EDWIN (alm) dan Dr. R.K.T. Ko Ketua HIKESPI sekarang. Namun karena ada perbedaan prinsip dari keduanya maka terpecah menjadi himpunsan yang berbeda aliran :

Norman Edwin mendirikan klub yang di beri nama “ GARBA BUMI “. Klub yang didirikan Norman Edwin berkiblat ke Petualngan, olah raga, publikasi. Garba Bumi berpusat di Jakarta.

Dr.R.K.T. Ko pada tahun 1984 mendirikan dengan sifat yang berbeda, yang merupakan satu Himpunan yang bernama “ Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia (HIKESPI) “. Himpunan ini bertujuan : ilmiah, penelitian, konservasi, dll. HIKESPI berpusat di Cisarua Bogor.


Dalam perkembanganya Ilmu Speleologi memiliki hubungan yang erat dengan ilmu-ilmu yang lain diantaranya :

- Geomorfologi
- Klimatologi
- Hidrologi
- Geologi
- Biologi
- Antropolgi
- Arkheologi
- Palentologi.

PERMINTAKAT GUA

Berdasrakan intensitas cahaya, morfologi gua, dan kedalamannya, gua di bagi menjadi 4 mintakan /zona/daerah, yaitu :

1. Mintakat/zona terang, terdapat di mulut gua.

2. Mintakat/ zone senja (twiligt zone), dengan ciri-cirinya :
- Cahaya remang
- Suhu berfluktuasi

3. Mintakat peralihan, dengan ciri-cirinya :
- Gelap
- Suhu berfluktuasi

4. Mintakat gelap abadi, ciri-cirinya :
- Gelap total
- Suhu constant.
- Kelembaban constant.


Lingkungan inipun bagi organisme gua masih di stratifikasikn secara vertical menjadi :
- Lantai gua
- Dinding gua
- Atap gua.

Jenis organisme di kategorikan bersifat sesuai media hidupnya, yang tergolong :
- Organisme avia fauna : Paling leluasa berpindah tempat
- Organisme aqua fauna : Masih dapat berpindah tempat secara leluasa, terutama bila gua tersebut di jumpai adanya aliran air, atau saat dilanda banjir.
- Organisme Terestrial fauna : Paling terikat habitatnya karena dibatasi oleh lantai, dinding, atap gua juga genangan air.

Pembagian ini sangat penting bagi para peminat biospeologi karena artinya mengungkapkan tabir system ekologi yang berlaku bagi organisme itu.


TEKNIK DALAM PENELUSURAN GUA

1. Gua Horisontal

Medan pada gua horizontal sangat bervariasi, mulai dari lorong kering yang sangat mudah ditelusuri, sampai dengan lorong yang sangat membutuhkan teknik yang khusus untuk dapat melewatinya.

Lumpur
Lorong yang berlumpur dapat dilewati dengan mudah kalau Lumpur tersebut tidak terlalu tebal, tetapi dalam ketinggian Lumpur sampai di lutut atau bahkan sampai setinggi perut kita tidak dapat dengan mudah melaluinya, kita harus dapat bergerak seperti berenang. Dengan posisi ini kita akan lebih mudah bergerak dan menghemat tenaga.

Air.
Untuk lorong yang berair kita harus mengetahui seberapa dalam airnya. Kadang kita harus berenang di dalam gua. Yang harus diingat berenang di dalam gua sangat berbeda dengan berenang di kolam renang, Karena di dalam gua kita menggunakan pakaian lengkap dengan sepatu lapangan bahkan kadang kala kita harus membawa perlengkapan seberat 10 kg.

Dalam kondisi ini pemakaian pelampung sangat berguna, selain untuk menghemat tenga juga memudahkan dalam bergerak. Untuk gua yang airnya sangat panjang, melewatinya dapat di gunakan perahu karet. Ada lagi lorong yang hampir di penuhi dengan air, hanya sedikit ruangan yang tersisa. Untuk melewati lorong seperti ini kita harus melakukan DUCKING yaitu kepala mengadap ke atas (tengadah keatap). Kadang–kadang kita melakukan ducking ini sambil jongkok bahkan dengan berbaring, apabila badan kita tidak dapat masuk seluruhnya.
Climbing
Dalam suatu penelusuran gua terkadang kita menjumpai air terjun ataupun lorong lain yang terletak di atas. Untuk dapat melanjutkan penelusuran kita harus memanjat, seperti menggunakan pengaman sisip, bor tebing untuk pemasangan lintasan.

Gua Tertutup Air.
Satu-satunya cara untuk melewati Sump adalah dengan melakukan diving (selam), dengan set diving atau free diving.

2. Gua Vertikal

BiasTanya untuk penelusuran gua vertical digunakan system SRT. SRT (Single Rope ecnique) yaitu teknik untuk melintasi lintasan vertical yang berupa satu lintasan tali. Teknik ini mengutamakan keselamatan dan kenyamanan saat melintasi tali.

Ada beberapa macam system SRT yang biasa digunakan orang :

1. Texas system
Menggunakan 2 hand Ascender yang dihubungkan dengan Cowstail yang ujung pendek di posisi bawah di tambah foot loop, sedangkan yang lain dilewatkan ke dalam penyambung chest harness dan dipegang tangan.

2. Frog Rig System
Sistem ini sering di sebut dengan sit and stand system, karena saat meniti tali digerakan seperti orang berdiri lalu duduk, sampai saat ini cara ini paling banyak digunakan karena kenyamanan, keamanan dan kecepatan.

Selain system tersebut masih ada lagi system yang lain, seperti :

- System Rope Walker
- Michele System
- Floting cam Sistem
- Jummar system

Lintasan Vertikal

Ada beberapa macam variasi lintasan yang dapat kita temui :

1. Intermediate

Lintasan ini bertujuan untuk menghindari friksi pada dinding gua dengan membuat anchor pada titik gesekan. Dengan kata lain intermediate adalah stasiun tali utama yang kedua. Karena kita tidak mungkin melakukan ascending, yang dikawatirkan tali utama akan mengalami friksi yang sangat, dengan dinding gua. Berarti disini kita akan pindah lintasan ke tali utama yang kedua.

Caranya seperti berikut.
1. Pasang Cowstail pendek pada anchor, pada saat posisi descender sejajar dengan anchor.
2. Turunkan lagi sampai beban badan ada pada cowstail pendek.
3. Pasang cowstail pada hanging belay, buka ascender yang sudah bebas beban.
4. Pasang tali bawah pada descender, jangan lupa membuat posisi terkunci pada descender.
5. Buka cowstail pendek, caranya dengan berdiri pada foot loop.
6. Buka kunci dan lanjutkan Ascending.

2. Deviasi

Lintasan ini juga untuk menghindari friksi tali dengan dinding gua dengan menarik tali ke arah luar dari titik gesekannya.

Deviasi berfungsi hampir sama dengan intermediate, hanya dalam deviasi tidak bisa di kenakan beban tubuh kita, karena hanya berfungsi sebagai pengaman tali agar tidak friksi dengan dinding gua. Adapun teknik descending adalah sebagai berikut :

- Kunci descender pada saat descender menekan runner.
- Pasang Cowstail pada runner.
- Buka runner dan pasang di atas descendeer dan lanjutkan dengan ascending.

3. Lintasan Sambungan Tali

Rintangan ini berupa simpul yang menyambung 2 buah tali pada satu lintasan vertical.

Hal ini sering kali kita jumpai pada saat melakukan penelusuran gua bila tali utama tidak cukup sampai ke dasar, kita harus menyambung tali. Cara ascending melalui sambungan tali adalah sebagai berikut :

1. Pasang Cowstail pada safety loop figure of eight knot.
2. Pindahkan foot loop Jummar ke tali atas sambungan.
3. Buka descender dan pasang tali bawah ke descender dan buat poisi mengunci.
4. Buka croll dengan bantuan foot loop.
5. Lanjutkan dengan descending setelah melepas Cowstail dan foot Loop jummar


PERALATAN PENELUSURAN GUA


Peralatan Pribadi (Personal Equipment)
Adapun yang termasuk peralatan pribadi adalah :

1. Helm Speleo
Helm ini dirancang mampu menahan jatuhan dari berbagai sisi tertentu dan ketinggian tertentu. Pada bagian depan terdapat tambahan peralatan yang berfungsi sebagai alat penerangan.

2. Boom (Generator Karbit/Lampu Karbit)
Alat yang berupa tabung yang dihubungkan ke helm. Terdiri dari 2 bagian, tabung atas berguna untuk menampung air, yang dilengkapi dengan regulator, saluran gas dan tempat pengisian air. Tabung bawah di gunakan untuk mengisi karbit.

3. Alat Penerangan
- Elektrik : senter, head lamp
- Non Elektrik : karbit, lilin.


4. Cover All (Baju Lapangan).
Adalah sebuah pakaina khusus untuk penelusuran gua. Pakaian ini pada bagian atas dan bawah tersambung, bagian atas berlengan panjang. Terbuat dari parasut yang tidak terlalu tebal dengan bagian yang sering mendapatkan gesekan di buat dengan bahan yang lebih tebal.

5. Sepatu
Sepatu yang biasa digunakan adalah sepatu karet dan sepatu yang biasa digunakan oleh militer.

6. Sarung Tangan
Berfungsi untuk melindungi tangan dari panas karena gesekan tali, maupun dari gesekan dinding gua yang tajam dan kasar.

7. Pelampung
Digunakan pada penelusuran gua-gua berair.

8. Masker
Digunakan untuk menghindari/mengurangi terhirupnya gas-gas dan bahan-bahan beracun yang kita temui di dalam gua.

9. Peralatan SRT
Peralatan ini menjadi peralatan pribadi untuk efisiensi tenaga dan efektifitas penelusuran, Karena beberapa peralatan harus disesuiakan dengan ukuran tubuh kita. Dalam satu set SRT terdiri dari :

10. Seat Harness
Digunakan untuk mengikat tubuh yang dipasang pada pinggang dan paha anda

11. Ascender
Digunakan untuk naik atau memanjat lintasan tali. Dibedakan menjadi hand ascender, dipegang tangan dan chest ascender diikatkan di dada. Macamnya :
- Hand jummar
- Croll
- Basic jummar
- Jumar

12. Descender
Digunakan untuk menuruni lintasan tali. Macamnya :
- Capstand, terdiri dari dua jenis, yaitu ; simple stop (bobbin/non auto stop) dan auto stop.
- Racks, ada dua model, yaitu open dan close racks.
- Figure Of Eight.
- Millon Rapid (MR), ada 3 macam, yaitu :
- Delta MR, digunakan untuk menyambung 2 seat harness.
- Semi Circular MR, digunakan untuk menyambung seat harness.
- Oval MR, digunakan untuk menyambung chest ascender dengan delta MR atau semi circular MR.
- Chest Harnest. Digunakan untuk mengikatkan seat harness dengan dada.
- Cowstail. Dibuat dengan tali dinamik yang disimpul dengan salah satu ujung tali lebih pendek. Tali yang pendek digunakan sebagai pengaman/tambatan pengaman, sedangkan yang panjang dihubungkan dengan Hand Ascender dengan tubuh.
- Foot Loop. Digunakan sebagai pijakan kaki dan dihubungkan dengan ascender.


Peralatan Team (Team Equipment)
Adapun yang termasuk peralatan team adalah sebagai berikut :

1. Carmantel Rope
Tali yang digunakan hampir sama dengan yang digunakan dalam panjat tebing, namun yang paling baik adalah tali static.

2. Carabiner.
Digunakan sebagai alat pengait. Carabiner mempunyai beberapa macam bentuk sesuai dengan kegunaan dan fungsinya. Macam-macam Carabiner :
- Carabinner Screw Gate
- Carabinner Oval
- Carabiner Non Screw Gate
- Delta Carabiner

3. Webbing
Digunakan untuk pemasangan tambatan.

4. Ladders
Atau sering di sebut tangga tali, biasanya terbuat dari kawat baja atau dari tali dengan diameter tertentu. Digunakan pada pitch pendek dengan bentuk lintasan over hang.

5. Padding.
Digunakan untuk melindungi tali dari gesekan. Biasanya diguakan dari bahan terpal yang kuat menerima gesekan.

6. Rope Protector.
Digunakan sebagai alas tali untuk menghindari gesekan.

7. Pengaman Sisip
Pengaman yang digunakan untuk membuat tambatan.
Macamnya sebagai berikut :
- Chock Stopper
- Hexentrik
- Friend
- Jummer Knot
- Bolts
- Paku Piton
- Cok ston
- Hanger

8. Peralatan Lainnya.
- Driver
- Spit
- Hammer
- Pulley
- Hammer
- Tacket Bag
- Bombement Deviatur
- Roll Medule


TEKNIK-TEKNIK PENAMBATAN TALI

Sering kita kesulitan menentukan daerah dan menentukan point untuk penambatan tali. Hal-hal yang perlu di perhatikan untuk penambatan tali :

1. Cari daerah yang mudah untuk start untuk turun.
2. Cek dulu point yang akan dijadikan tambatan.
3. Tambatan tali utama harus di beck up.
4. Tali utama harus diberi ganjalan agar tida friksi dengan dinding gua.


Point yang bisa digunakan untuk penambatan tali :
1. Batu-batuan sekitar mulut gua.
2. Pohon-pohon sekitar mulut gua
3. Apa saja yang kita anggap kuat untuk tambatan.


DERAJAT KESULITAN GUA

Hal ini penting sekali, karena kita dapat melihat kemampuan yang kita miliki, apabila kita tidak mampu hendaknya tidak memaksakan diri.

Klasifikasi derajat kesulitan gua :
1. Mudah.
Lorong horizontal, plafon tinggi, lorong tunggal.
2. Sedang.
Lorong horizontal, bercabang dan ada bagian lorong yang sempit, plafon agak rendah dan dialiri air yang dapat diarungi tanpa berenang.
3. Sulit.
Lorong vertical dan horizontal tidak lebih dari 20 m, bercabang pada bagian sempit, palfon rendah, air tenang dan agak sedikit berenang.
4. Sangat Sulit.
Lorong-lorong vertical lebih dari 20 m, harus berenang dengan arus agak berat, dan jeram 5 m tinggiya.
5. Luar Biasa.
Harus melalui jeram dan arus deras lebih dari 5 m tingginya.
6. Bahaya.
Adanya lorong-lorong penuh racun, sifon-sifon yang harus dilalui dengan teknik selam gua (cave dinving).


PENCEGAHAN KECELAKAAN

Pada dasarnya keselamatan penelusuran gua tergantung pada dirinya sendiri. Tindakan prefentif, ketramplan dan kesehatan fisik merupakan syarat mutlak. Untuk lebih mudah diingat di buatkan ringkasan sebagai berikut :
K = Kemana anda memasuki gua, beri tahu kepada orang dekat anda, kapan pergi, kemana dan kapan pulang.
E = Empat orang adalah jumlah minimal dalam penelusuran gua
A = Alat yang dibawah harus memadai dan menguasai penggunaannya.
M = Membawa 3 sumber cahaya lengkap dengan cadangannya.
A = Ajak selalu orang yang berpengalaman dan mengerti lingkungan dan berwibawa.
N = Nafas sesak dan tersengang itu tandanya banyak gas CO2, dan segera tinggalkan.
A = Akal sehat dan ketrampilan serta persiapan yang matang menjadi pegangan, bukan adu nasib dan nekat.
N = Naluri yang ada di kembangkan, karena itu factor pengalaman yang paling ampuh.


ETIKA DALAM PENELUSURAN GUA

Setiap penelusur gua menyadari bahwa gua merupakan lingkunagn yang sangat sensitive dan mudah tercemar. Karenanya penelusur gua harus :
- Tidak mengambil sesuatu kecuali potret.(take nothing but picture)
- Tidak meninggalkan sesuatu, kecuali meninggalkan jejak.( Leave nothing but footprint)
- Tidak membunuh sesuatu, kecuali waktu.(Kill Nothing but Time)

Setiap penelusur gua sadar, setiap bentukan alam di dalam gua di bentuk dalam kurun waktu RIBUAN TAHUN. Setiap usaha merusak gua, mengambil/memindahkan sesuatu di dalam gua tanpa TUJUAN JELAS dan ILMIAH SELEKTIF, akan mendatangkan kerugian yang tidak dapat di tebus.

Setiap penelusur gua dan menelitinya, dilakukan oleh penelusur gua dengan penuh RESPEK, tanpa menggangu dan mengusir biota di dalam gua.

Setiap penelusur gua menyadari bahwa kegiatan SPELELOLOGI, baik dari segi olah raga, segi ILMIAH BUKAN MERUPAKAN USAHA YANG PERLU DIPERTONTONKAN DAN TIDAK BUTUH PENONTON.

Dalam hal penelusuran gua, para penelusur harus bertindak sewajaranya. Penelusur gua tidak memandang rendah ketrampilan dan kesanggupan sesama penelusur. Sebaliknya seorang penelusur gua akan dianggap melanggar etika, memaksakan dirinya melakukan tindakan-tindakan di luar kemampuan fisik dan tekniknya, serta kesiapan mentalnya.

Respek terhadap sesama penelusur gua, ditunjukan setiap penelusur gua dengan cara :
- Tidak menggunakan bahan/peralatan, yang ditinggalkan rombongan lain, tanpa ijin mereka.
- Tidak membahayakan penelusur lainnya, seperti melempar ke dalam gua, bila ada orang di dalam gua, MEMUTUSKAN/MENYURUH memutus tali yang sedang digunakan rombongan lain.
- Tidak menghasut masyarakat di sekitar gua untuk menghalangi/melarang rombongan lain memasuki gua, karena tidak satupun gua di Indonesia milik perorangan, kecuali gua tersebut di beli yang bersangkutan.
- Jangan melakukan peneletian yang sama, apabila ada rombogna lain yang diketahui sedang melakukan penelitian yang sama dan MEMPUBLIKASIKAN NYA MEDIA MASSA/MEDIA ILMIAH.
- Jangan gegabah mengangap anda penemu sesuatu, kalau anda belum yakin tidak ada orang lain, yang telah menemukan pula sebelumnya, dan jangan melaporkan hal-hal yang tidak benar demi SENSASI dan AMBISI PRIBADI, KARENA HAL INI BERARTI membohongi diri sendiri dan DUNIA ILMU SPELEOLOGI.
- Setiap usaha penelusuran gua merupakan usaha BERSAMA. Bukan usaha yang dicapai sendiri. Karenanya, setiap usaha mempublikasikan suatu hasil penelusuran gua, tidak boleh dengan cara MENONJOLKAN PRESTASI PRIBADI.
- Dalam suatu publikasi, jangan menjelek-jelekan sesama penelusur. Walaupun si penelusur itu mungkin berbuat hal-hal yang negative, kritik sesama penelusur akan memberi gambaran negative bagi semua penelusur.

Comments