Renungan Ibu/Titip Ibuku ya Allah




Nak, bangun... udah adzan subuh. Sarapanmu udah ibu siapin
di meja..."

Tradisi ini sudah berlangsung sejak kecil, sejak pertama kali aku bisa
mengingat.
menganjak umur 12 th sudah meninggalkanya ^_^Kini usiaku sudah kepala
20 dan aku jadi seorang anak yang dewasa..
., tapi
kebiasaan Ibu tak pernah berubah.
"Ibu sayang... ga usah repot-repot Bu, aku dan adik-adikku udah dewasa."
pintaku pada Ibu pada suatu pagi. Wajah tua itu langsung berubah.
Punketika Ibu mengajakku makan siang di rumah dengan lauk kesukaan ku.... seafood aku pun pulang makan siang dgn Buru-buru
kumakan lahap semuanya. Ingin kubalas jasa Ibu selama ini
dengan hasil keringatku. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan.

Kenapa Ibu mudah sekali sedih ? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin
sekarang fasenya aku mengalami kesulitan memahami Ibu karena dari
sebuah artikel yang kubaca .. orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive
dan cenderung untuk bersikap kanak-kanak..... tapi entahlah.... Niatku
ingin membahagiakan malah membuat Ibu sedih. Seperti biasa, Ibu tidak
akan pernah mengatakan apa-apa
Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya "Bu, maafin aku kalau telah
menyakiti perasaan Ibu. Apa yang bikin Ibu sedih ?"

Kutatap sudut-sudut mata Ibu, ada genangan air mata di sana . Terbata-
bata Ibu berkata, "Tiba-tiba Ibu merasa kalian tidak lagi membutuhkan Ibu.
Kalian sudah dewasa, sudah bisa menghidupi diri sendiri. Ibu tidak boleh
lagi menyiapkan sarapan untuk kalian, Ibu tidak bisa lagi jajanin kalian.
Semua sudah bisa kalian lakukan sendiri"

Ah, Ya Allah, ternyata buat seorang Ibu .. bersusah payah melayani
putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan. Satu hal yang tak pernah
kusadari sebelumnya. Niat membahagiakan bisa jadi malah membuat orang
tua menjadi sedih karena kita tidak berusaha untuk saling membuka diri
melihat arti kebahagiaan dari sudut pandang masing-masing.

Diam-diam aku bermuhasabah. .. Apa yang telah kupersembahkan untuk
Ibu dalam usiaku sekarang ?
Adakah Ibu bahagia dan bangga pada putera putrinya ? Ketika itu kutanya
pada Ibu.
Ibu menjawab
"Banyak sekali nak kebahagiaan yang telah kalian berikan pada Ibu.K alian

tumbuh sehat dan lucu ketika bayi adalah kebahagiaan.
Kalian berprestasi di sekolah adalah kebanggaan buat Ibu.
Kalian berprestasi di pekerjaan adalah kebanggaan buat Ibu.

Setelah dewasa, kalian berprilaku sebagaimana seharusnya seorang
hamba, itu kebahagiaan buat Ibu. Setiap kali binar mata kalian
mengisyaratkan kebahagiaan di situlah kebahagiaan orang tua."

Comments